1 | Buta // re-write

29.4K 1.9K 189
                                    

"You look happier, you do.."

Happier - Ed Sheeran

🌹🌹🌹


My Perfect Hubby is calling....

"Ya?"

"Lagi apa?" Tanyanya, jauh di sana.

"Hmm... Baca buku, kamu?" Jawab gue bohong sambil berjalan menuju jendela hotel, menyibak tirainya lalu berdiri di dekat jendela menatap pemandangan siang kota Jakarta yang padat. Iya, gue lagi ada di Jakarta buat dia.

"Lagi dijalan mau balik ke hotel, tadi abis lunch sama store manager The Ark."

Kai sudah dekat. Kalau begitu, gue akan turun ke lobi sekarang.

"Oh gitu, terus urusannya gimana udah beres?"

Kai berdehem, "Udah kelar semuanya. Kamu jangan khawatir lagi ya!"

"Alhamdulillah... sekarang udah sampai mana?"

Gue pun bergegas mengambil paper bag Gucci, berisi sling bag Gucci yang sudah lama Kai inginkan sebagai hadiah ulang tahunnya. Sebelum kemudian menyampirkan tas pada sebelah bahu.

"Hmm... UOB Plaza, 8 menitan lagi nyampe lah. Kenapa gitu?"

"Nggak apa-apa nanya aja. Hati-hati di jalan ya!"

"Hmm, sayangku udah makan siang belum?"

"Udah, tadi bareng Bi Darmi."

Gue berhenti ketika melihat pantulan diri gue sendiri pada cermin. Warna lipstik gue sedikit pudar, gue merogoh satu-satunya lipstik yang ada dalam tas, sebelum menyapukannya dengan hati-hati pada bagian atas dan bawah bibir. Sebenarnya gue nggak suka memakai lipstik berwarna kuat begini tapi karena Kai pernah bilang gue terlihat lebih sexy ketika bibir gue berwarna merah marun seperti ini, spesial hari ini, gue akan membiarkan bibir gue berwarna begini.

"Sama apa?"

"Hngg..." Pertanyaan diluar perkiraan gue, membuat gue berpikir sejenak, "Sop Jando, terus... perkedel kentang." Jawab gue seadanya.

"Kamu yang masak?"

"Perkedelnya aku yang bikin." Jawab gue tanpa perlu jeda untuk berpikir.

Bagus.. Klee, udah pinter bohong ya lo sekarang?

"Wah masa? Jadi tiba-tiba pengin makan perkedel buatan kamu." Gue memang nggak bisa masak. Eh, ralat. Belum bisa masak. Kata Kai saat kita belum bisa melakukan suatu hal, kita nggak boleh bilang 'nggak bisa', kata 'nggak' nggak boleh dipakai, harus diganti dengan kata 'belum' karena katanya nggak ada hal yang nggak bisa kita lakukan di dunia ini selama kita mau terus berusaha mempelajarinya.

Balik lagi ke perkedel, gara-gara belum bisa masak itu, perkedel jadi satu-satunya makanan yang bisa gue buat, lebih tepatnya yang Kai bisa makan tanpa gue harus merasa bersalah.

Iya, saking baiknya seorang Kai Kamandaka Pramudya, saat makanan yang gue masak nggak enak, kadang asin banget lah, kadang kurang mateng lah, atau lainnya, Kai nggak pernah sekalipun protes dan selalu menghabiskannya.

"Nanti kalau kamu pulang, aku bikin lagi deh yang banyak biar kamu kenyang."

"Hehehe." Terdengar suara tawa renyahnya. Rasa kangen yang gue rasakan seketika jadi bertambah. Gue selalu suka suara tawa itu. Ajaib, mendengarnya selalu bisa membuat gue merasa berkali-kali lipat bahagia. Gue bahkan bersedia jika seharian terus mendengar tawanya. "Janji ya!"

Vous (Amour Series #2) Proses PenerbitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang