2 | Keluarga Kecilnya // re-write

16K 1.6K 226
                                    

🌹🌹🌹

Chrystal

Sepertinya sudah berjam-jam gue menangis, duduk di tepian ranjang di dalam kamar 6035 ini. Gue juga baru sadar bagaimana mungkin gue bisa berjalan dari lobi hingga berhasil masuk ke kamar ini padahal gue sedang ada di titik terendah dalam hidup. Yang gue sadari sejak tadi cuma satu, dada gue yang terasa sangat sakit sejak tadi.

"I trusted you..." gumam gue pelan seraya mengambil sling bag Gucci dari dalam paper bag lalu melemparnya dengan kuat, "but you betrayed me!" Kemudian gue buka lagi perlahan paper bag untuk mengambil sesuatu dari dalamnya, sebuah kotak kecil yang isinya diam-diam gue siapkan dari kemarin. Kotak kecil itu berisi tujuh Test pack dan sebuah baju bayi bertuliskan 'Surprise You're Going to be a Dad'. Kotak kecil itu adalah salah satu kejutan dari banyaknya kejutan yang gue sudah siapkan buat Kai.

"You're a liar, Kai! YOU'RE A LIAR!" Pekik gue sambil membanting kotak kecil itu sampai isinya berhamburan di lantai.

Iya, gue sedang hamil dengan janin berusia empat minggu. Baru empat hari yang lalu gue tahu dan walaupun sudah tujuh test pack yang menyatakan gue positif hamil, gue masih belum percaya sampai akhirnya gue mendengar sendiri dari Dokter Bian. Saat USG. Dokter Bian bilang janin ini sudah berukuran sebutir biji wijen, juga sudah ada kantung plasenta yang melindunginya.

Gue menangis lagi mengingatnya sebelum gue mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Seketika dada gue terasa semakin sakit, seperti ditusuk-tusuk ribuan pisau saat melihat kasur dengan hiasan dua balon di atasnya, kumpulan perlengkapan bayi yang sudah gue susun sedemikian rupa di atas meja, perlengkapan bayi lain yang juga sudah gue susun di dalam kotak berukuran agak besar di sofa dengan tulisan 'Only The Best Husband Get Promoted to be Daddy, We're Having a baby.' pada bagian dalam tutupnya, juga 2 lembar foto hasil USG, suntikan-suntikan membentuk hati selama gue menjalani program IVF (bayi tabung) yang tersusun rapi di atas karpet. Melihat semuanya satu persatu perlahan membuat gue semakin marah. Gue berteriak sekeras yang gue bisa, beranjak dari tempat tidur, mengacak semuanya.

Nggak mudah buat gue menghadirkan janin ini dalam rahim gue sekarang. Semua suntikan itu menjadi saksi betapa banyak rasa sakit yang harus gue rasakan, doa tiada henti yang terus gue panjatkan selama ini. Merelakan permukaan perut penuh memar juga bekas suntikan dari program bayi tabung yang nggak cuma sekali tapi harus tiga kali gue jalani karena gue nggak bisa hamil dengan cara normal seperti peempuan kebanyakan.

Saat akan menjalani program hamil setelah mengalami keguguran, gue diberi kabar buruk bahwa saluran tuba falopi gue tersumbat dan harus diangkat. Setelah itu, jika gue ingin mengandung, gue nggak punya jalan lain selain dengan menjalani program bayi tabung atau IVF.

Lalu apa balasan yang gue dapat dari semua perjuangan itu?

Penghiantan?

Rasanya kembali sesak seperti terhimpit sesuatu yang sangat besar.

Laki-laki yang gue kira paling sempurna di muka bumi ini, laki-laki yang gue kira paling baik, yang selama ini juga memperlakukan gue dengan begitu baik, laki-laki yang membuat gue nggak pernah lupa selalu bersyukur pada Allah setiap shalat karena telah memberikan seseorang sebaik dia dalam hidup gue, tapi ternyata hari ini, laki-laki itu cuma seorang bajingan, seorang pembohong, penipu.

Berapa tahun dia sembunyikan semua ini dari gue? Sudah berapa lama kebohongan ini dia mulai?

Ya Allah, Ya Tuhanku... rasanya sangat sakit hingga membuat dada hamba terasa sesak begini...

Gue tersungkur di lantai. Dengan mata yang mulai memburam, gue masih bisa melihat suntikan-suntikan itu berserakan dilantai bersama barang-barang lainnya.

Vous (Amour Series #2) Proses PenerbitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang