15 | Membiarkan Pergi

12.7K 1.2K 456
                                    


"Membiarkannya pergi bukan berarti merelakan, hanya mencoba memberikan yang paling dia butuhkan... jarak dan waktu.."

Alana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alana

"Kamu mau nikah sama adiknya Keeva? Kamu gila?"

"Kalau adiknya Keeva itu bukan Kai, papa dan mama tidak akan pernah merestui pernikahan ini."

"What the fuck is wrong with you, Al? Elea bisa menganggap Kai ayahnya tanpa dia harus nikahin lo!"

Begitulah reaksi dari Sarah dan Bela, pegawai sekaligus sahabatku di Boutique Alana, dan Papa ketika aku memberitahu mereka tentang rencana pernikahan yang akan aku dan Kai lakukan setelah Elea lahir.

Wajar tentu saja mereka bereaksi begitu karena akupun tidak habis pikir pada diriku kenapa aku bisa menerima lamaran Kai.

Tapi Danish, sahabat semasa kuliahku yang sudah aku anggap saudara sendiri, bereaksi sangat berbeda waktu itu, "menurutku, keputusan kalian untuk menikah nggak salah, Al. Aku sebagai seorang single parent bisa ngerti. Memang penting bagi seorang anak bisa merasakan kehadiran ayahnya. Contohnya Thea, walau Omnya sudah menganggap Thea sebagai anaknya sendiri dan bahkan menyebut diri sendirinya sebagai papa ke Thea tapi tetap menurut Thea, Omnya bukan Papanya. Karena kata Thea, Papa Danu punya rumah sendiri, rumahnya nggak sama kayak rumah kami. Papa Danu katanya tinggal sama Tante Helen bukan sama kami, berarti Papa Danu bukan Papanya. Dan yang paling bikin hati aku hancur, kemarin Thea kan di cubit sama temen sekolahnya. Terus aku bilang, 'Thea kalau Fino nanti nyubit Thea lagi, sama Thea cubit lagi aja Finonya, Thea lawan! Janhan diem terus!' Thea jawab gini, Al. 'Enggak ah Ma, Fino kan punya Papa. Kalau Thea kan nggak punya.' Aku spechlees, Al. Nggak bisa ngomong lagi, hatiku rasanya sakit. Aku bilang gini ke Thea, 'tapi Thea kan punya Mama.' Thea jawab, 'enggak, Ma. Beda.' Gitu katanya, Al. See? Kehadiran sosok laki-laki yang cuma bersikap selakyaknya ayah untuk Thea ternyata nggak mampu mengisi kekekosongan yang ayahnya tinggalkan. Sosok ayah bisa seorang anak benar-benar mereka rasakan ada jika sosok itu juga berperan sebagai suami untuk kita, tinggal bersama dengan kita."

Saat itu aku hanya bisa terdiam. Aku seperti bisa ikut merasakan rasa sakit yang Danish rasakan dan rasanya terasa berkali-kali menyakitkan ketika memikirkan Elea berada di posisi Thea. Aku mempunyai Papa sejak aku lahir, aku tidak tahu rasanya seperti apa melalui hari-hari tanpa Papa ada dalam hidupku. Akan sangat egois dan jahat untuk Elea jika aku memikirkan diri sendiri dan menolak lamaran Kai waktu itu.

Dan jujur saja, pesan Keeva beberapa malam sebelum kecelakaan itu terjadi terus terngiang telingaku, "kalau terjadi apa-apa sama aku, cari Kai ya, Al!" Seolah itu menjadi petunjuk dari Keeva yang membuatku lebih yakin menerima lamaran Kai.

Vous (Amour Series #2) Proses PenerbitanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang