✈ Enam

5.5K 210 0
                                    

ya dia big bos kesayanganku

-By-




Aku sedang menyapa riang seluruh staff mas Reynal di studio ini. Tanganku dicengkram menuju ruangan si bos,mukanya terlihat datar seperti biasa,nggak ada tanda tanda akan menyiden lagi. Hufft,sementara aman.

"duduk dek"
Ah dia masih saja dingin tapi kadang juga ada manis manisnya,sidingin berdompet tebal yang menawan. Tapi masih jomblo juga tak tung tuang.

"kita punya project di AAU,kamu nggak usah ikut yang ini aku nggak mau banget muka kamu jadi pasaran"

"AAU ?"

"iya tau kan. Kamu harus mau yah nggak ada penolakan. Ya udah kamu boleh pulang"

"yah mas...aku dateng kesini mau kerja"

"gaji kamu masih aku bayar tenang aja dan kalo ini sukses ada special bonus buat kamu"

Aku nggak mau muka kamu pasaran,kalimat itu sudah terdengar ratusan kali bahkan jutaan kali sejak pertama aku menginjakan kaki disini. Mungkin kalo itu zat aditif aku sudah overdosis,percayalah !

Mas Reynal cuma beberapa kali nampilin aku jadi model pakaianAh dia masih saja dingin tapi kadang juga ada manis manisnya,sidingin berdompet tebal yang menawan. Tapi masih jomblo juga tak tung tuang.

"kita punya project di AAU,kamu nggak usah ikut yang ini aku nggak mau banget muka kamu jadi pasaran"

"AAU ?"

"iya tau kan. Kamu harus mau yah nggak ada penolakan. Ya udah kamu boleh pulang"

"yah mas...aku dateng kesini mau kerja"

"gaji kamu masih aku bayar tenang aja dan kalo ini sukses ada ,itu pun edisi khusus kaya pas lebaran,natal atau imlek.

Aku mendengus sebal.

"nonton boleh kan mas ?"

"kamu kira disini tempat nonton gitu"

"ish jahat banget sih"

Mas Reynal berlalu,aku mengekor dibelakangnya.
Saat kami keluar pandangan mengintimidasi aku dapat dari senior model yang sudah berbaris rapi nunggu mas Reynal.

Aku sudah biasa mendapat tatapan benci seperti itu sejak jadi
pacarnya Iqbal,dan sekarang ? Ah aku sudah biasa,sungguh.
Mereka iri,tentu saja. Hanya aku yang dipanggil "dek" sama mas Reynal dan kamu untuk kata ganti aku,pantes aja sih kalo mereka iri.

Aku duduk disamping bang Opik yang sibuk didepan komputer,tempat input gambar yang mas Reynal mulai ambil. Mataku terhipnotis mengamati setiap gerak tubuhnya,duduk,jongkok,berdiri bahkan menyamping.

"biasa aja lo ngeliatinnya,gue colok tuh mata baru tau rasa"

"lo mah paling bisa hancuri mood orang"

Bang Opik tertawa,mas Reynal menoleh memelototi bang Opik.
Seketika dia diam.

"hahah mampus lo dipelototin bos" bisik ku ditelinganya.

Bang Opik menyentil keningku,kebiasaan banget.

"eh...bang,gue kok nggak boleh ikut sama si boss sih"

"lah dia bilang gimana ?"

"katanya muka gue jangan sampe pasaran. Gue kan pengen kaya mereka itu bang,liat noh"

"ya kali aja biar lo sepesial,kan biasanya juga gitu kebanyakan kalo edisi spesial lo juga kan entar yang paling depan dimunculin"

"yah bang tapi kan gue-"

"oh atau si bos nggak rela muka lo banyak yang mandang makanya lo keluarinnya pas edisi spesial. Atau menurut gue lo buat hatinya si Big bos spesial kali"

Mataku melotot.

"dek....kalo kamu mau curhat keluar aja sana sama Opik"

Bang Dion yang sedang mengarahkan para model terkekeh,sementara mas Reynal sudah melotot lagi menghadapku dan bang Opik. Memandang kami bergantian dengan tatapan i want to kill you,mengundang senyum sinis dari senior model yang berbaris rapi.

He Is My Superman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang