✈ Dua Puluh

2K 88 0
                                    

Aku menatapnya,menatap dari ujung rambut sampai ujung sendal yang dia gunakan. Oh jangan lupakan jaket hitam bertuliskan AKPOL. Dia tersenyum melambaikan tangan padaku,dengan jarak dua puluh meter kami berlari kecil seperti Angeli dan Rahul dalam filem Kuch Kuch Hotahai. Aku menyongsong tubuh yang satu tahun ini tak aku temui.

Mulutku bisu,enggan atau memang bingung mau bilang apa. Kami masih saling diam mentap,rasanya ada gempita yang terlalu ramai dihatiku,senyum kami megembang.

"tambah tinggi deh Fe haha" dia merangkulku membawaku ke dalam bahu kekarnya.

"kamu juga ish udah sixpact aja,kotak kotak perutnya cie" aku cubit cubit pinggangnya.

"biasaan deh cubit cubit mulu,entar aku kurus looh"
Kami akrab,memang akrab banget. Sahabat,bahkan lebih dari itu. Kita pernah punya rasa yang sama,kita sudah saling mengakui tapi hanya sebatas itu saja. Hanya sebatas saling mengakui rasa nyaman tanpa pernah ada kejelasan.

"kamu mau makan dulu apa gimana Bim ?"

"makan dulu aja yuk cari sekitar sini aja"

"oke deh" kami berjalan beriringan,saling menggenggam tangan satu sama lain.

"oh..iya,gimana si karbol ? enggak pesiar ?"

Bibirku manyun,kenapa sih dia tanyain Iqbal segala. Aku menjawabnya dengan menaik turunkan bahu,sementra Bima tertawa.

"biasa aja kali mukanya,jangan cemberut gitu"

"siapa yang cemberut ish,biasa aja ini mah. Enggak cemberut juga."

Dia tertawa lagi "gimana Reynal baik kan ?"

Aku menyentak pegangan tangan kami "Bimaaa.....iseng banget sih,dari tadi nanya melulu."

Tawanya semakin pecah,membuat hatiku melocos bagai balon lepas dari genggaman,ringan tanpa beban. Bima benar benar masih sama hangatnya seperti matahari senja ini.

Pilihan kami jatuh pada warung mie ongklok,kesukaan Bima. Bima ini omnifora semua dia lahap hap,semua makanan dia doyan dan perutnya tetap kotak kotak mirip oppa Lee Min Ho haha apaan seh.

"foto yuk Fe,kangen tau sama kamu"

Aku mengangguk,dia menanyerahkan smartphonenya padaku. Wallpapernya masih sama foto kelulusan kami beberapa tahun lalu dia duduk di motor satrianya yang penuh warna itu sementara aku berdiri tepat disampingnya,dalam foto itu kami saling memandang sambil tersenyum. Dan foto itu diambil oleh Iqbal di kebun teh setelah aku bertemu Satria. Ah Iqbal,aku jadi mikirin kamu.

"masih sama aja" ucapku tak lepas memandang layar smartphone,sementara Bima hanya tersenyum.

"ayo buruan fotonya keburu nggak cakep lagi"

Aku tertawa. Beberapa foto sudah kami dapat tak lupa instastory juga sudah dipajang diinstagram Bima yang followeranya ribu itu. Ini liburan pertama setelah satu tahun genap aku dan Bima enggak ketemu. Seneng banget,bisa bareng Bima lagi.

Haloo nyapa nih 😘
Makasih votenya, sudah mampirnya.
Kemarin ingkar janji soalnya rada gak enak body, hari ini up 3 part aja yak besok2 lagi mau edit dulu juga wkwk
Sekali lagi terimakasih sudah mau mampir 😍

He Is My Superman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang