✈ Dua Puluh Delapan

1.5K 70 0
                                    

"aaaa......." Zia menjerit setelah keluar dari ruang sidang skripsi yang membuat kurus badan kami. Aku,Deby,Zia,Mela berpelukan layaknya teletubbies sambil meloncat-loncat girang. Dari empat orang Zia merupakan urutan terakhir dari kami yang sidang. Aku nomer satu dong haha. Kami menjerit layaknya orang gila,enggak peduli sama keadaan sekitar yang ramai. Wajar kali ya ini kan habis sidang hhahaha.

"oy lupa oy." bang Dion berseru,dengan sigap dan suka rela mengabadikan setiap momen hari ini. Kami masih mengumbar tawa kami,tawa penuh kemenangan karena gelar coumlude berhasil kami sandang.

"ini Zia..." aku memberikan satu buah boneka doraemon berukuran besar dan sebuah buket anggur tiga warna,ah aku jadi inget Iqbal. Sedangkan Deby dengan PDnya memberikan hadiah satu tangkai mawar merah dan satu ekor anak kucing persia. Aku tertawa ngakak,emang Deby is the best.

"ayo sini,madep sini. Nah oke senyum yak cantik." bang Dion mengintruksikan kami berempat.

"oke ada lagi yang mau difoto?." kami menggeleng serempak,sudah amat sangat bosan rasanya berpose.

"ya udah yuk abang teraktir kalian," kami berseru girang,siapa sih yang dapat gratisan nggak seneng.

"dih abang baiknya." Mela memuji bang Dion. Cuping hidungnya mengembang,badannya tegak. Dasar bang Dion,aku tertawa dalam hati.

"enggak nyangka ya kita bisa lulus bareng,wusuda bereng."

"ah....iya,guys gue bakal kangen banget sama kalian." Mela menambahkan.

"ah...usahain tetep ada kabar ya,walaupun nanti mungkin kita enggak bisa sering ketemu pas waktu kuliah." aku menerawang,kami semua diam sambil berpelukan. Ah iya empat tahun yang mengesankan bersama teman-teman baruku. Banyak banget suka duka,waktu PPL,KKN pokoknya banyak.

Mela sudah tersedu disamping kananku. Gini kan,setiap pertemuan pasti ada perpisahan,tapi memang harus kan?

"eh udah...udah jangan pada melo dong ayo...semangat." bang Dion menghibur kami berempat. Mengingatkan kami tentang traktiran dan menunda acara sedih kami sebentar.

Kami berempat plus bang Dion jadi lima menuju salah satu resto makanan cepat saji. Ngobrol banyak banget sampe hal sepelepun kami obrolin. Dua minggu lalu aku juga deg-degan parah waktu mau masuk pintu sidang,kedua Mela,ketiga Debi dan terakhir Zia. Kami selalu meluangkan waktu menemani setiap teman dekat,menunggu di seberang ruaang sidang. Rasanya udah jadi squad pemandu sorak ruang sidang aja kan hahha.

Bima lagi sibuk sibuknya persiapan praspa di istana negara,Iqbal masih sibuk bahkan sibuk banget dengan latihan terbangnya. Kadang nih ya kalo ada pesawat militer lewat aku suka ngebayangin kalo Iqbal ada didalamnya ah tau lah. Debi di jok paling belakang sibuk memegan DSLR pinjaman mas Rey,memperhatikan satu persatu dari ratusan bahkan ribuan foto kami sejak aku sidang skripsi.

"bang....lo dateng juga pas wisuda kan? lumayan ini fotografer gratisan."
gratisan."

"mas Reynal yang fotoin kalo pas wisuda,aku udah bilang kok." sahutku sambil melirik bang Dion yang asik mengemudi.

"iya gue udah kosongin jadwal big bos kok,tenang tenang kagak usah panik." lagi lagi kami bersorak senang. Serempak mengucapkan terimakasih,aku memeluk lengan sebelah kiri bang Dion sambil mengedip ngedipkan mata.

"apa sih yang kagak buat lo Fe,anything for you baby." Aku tertawa senang,semakin erat memeluk lengan kokoh bang Dion.

Mendekati akhir hehe, gimana nih?
Kurang greget atau gimana?
Terimakasih sudah mampir, membaca dan vote, love you 😘
Oiya.... Mampir hayuk kecerita baru aku udah aku public
https://my.w.tt/ebbkIVgpJQ
Tapi baru spoiler doang heheh
Kalo HIMS udah end aku bakal move ke cerita ini, sama Dear Jodoh juga. Dear Jodoh enggak bakalan panjang jadi yuk tambah ke reading list kalian. Terimakasih 😚😚😚😚

He Is My Superman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang