✈ Tiga Puluh Tujuh

1.6K 73 0
                                    

Kenapa dengan hari minggu ?
Hari libur yes,tapi aku nggak pernah libur. Sekarang aku lagi sibuk ngawasin anak pramuka persami bersama pak Ganjar,pak Reza dan Bu Meila. Pagi ini tepat jam enam pagi aku tengah duduk mengawasi anak kelas sepuluh yang tengah melakukan senam pagi,ditangan kananku terdapat secangkir teh yang masih mengepulkan asap dan bau harum khas melati. Aku nggak tidur semalaman karena ngawasin anak anak penegak,siapa tau kecolongan mereka pacaran diam-diam dan melakukan hal yang tidak sesuai tapi sejauh aku kenal anak anak penegak pramuka aku paham mereka anak anak terpilih yang bertanggung jawab,memegang teguh Tri Satya dan Dasadarma. Walaupun mereka bandel khas anak SMA tapi mereka tetep bertanggung jawab.

"nduk...ada yang nyariin kamu,sudah ditunggu itu dipos satpam" suara pak Ganjar dari balik jendela sekertariat.

Aku berjalan menyusuri koridor ruang guru,berbelok ke kiri menuju pos satpam yang bersebelahan dengan gerbang sekolah. Aku duduk disebelah Bima yang sudah rapi dengan seragam dinasnya,tumben banget hari minggu.

"selamat pagi." ucapnya sambil senyum saat aku duduk disebelahnya.

"pagi Bima. Piket ya? tumben banget hari minggu."

"iya beb. Kamu masih bau asem,dekil haha."

Bibirku manyun,sedikit kesal dengan ledekan Bima pagi ini "aku semalaman enggak tidur,belum mandi juga,belum sempet. Eh kamu ngapain kesini dulu?"

"em....enggak ngapa-ngapain lah,cuma memastikan kamu aman dan tak kurang satu apapun termasuk senyum kamu. Ya udah aku berangkat dulu,nanti pulang jam berapa?"

"astaga....pagi pagi udah bikin diabetes anak orang dengan kata-kata semanis madu tetapi berbisa." Bima tertawa,duh...pengen peluk.

"kamu ini,biasaan. Pulang jam berapa nanti? bareng aja ya,telpon aku tadi kak Dewi bilang enggak bisa jemput mau pergi sama mas Bayu sama El."

"iyaaa...nanti aku telepon. Selamat bertugas ya." Bima berdiri mengelus pucuk jilbabku,dia berjalan menuju mobilnya yang terpakir diluar sekolah,aku melambai ke arahnya sampai dia menghilang dari pandanganku.

💕

Duapuluh empat dewan ambalan Abimanyu Utari dan empat pembina pramuka sekarang tengan berkumpul dilapangan,seperti biasa. Setelah kegiatan pramuka berlangsung kami memang selalu berkumpul untuk melakukan evaluasi kegiatan hari ini,apa kendalanya,bagaimana jalannya kegiatan,kesan dan kesalahan yang harus diperbaiki,murid didik yang harus diwaspadai. Pokoknya banyak,kita saling berbagi masalah terus berbagi solusi juga untuk menyelesaikannya. Aku melirik alat pengukur waktu dipergelangan tangan kiriku,15.57 sudah sore sebentar lagi Bima pasti telepon.

"oke...dari apa yang sudah saya dengar tentang semua cerita yang kita dapatkan dari masing masing baik pembina maupun dari kalian sebagai penegak,bisa disimpulkan bahwa persami kali ini sukses ya? Setuju?"

"setuju.." mereka kompak menjawab. Kemudian mereka diam sesaat sambil menatap bingung ke arahku yang tengah berdiri berhadapan dengan mereka. Aku juga bingung,hanya wajah pak Ganjar dan tiga pembina yang senyum-senyum,what happend? Aku berbalik arah merasa aneh dengan mata mereka yang terpaku menatapku,mungkin ada sesuatu dibelakangku dan seketika tubuhku membeku.

Di belakangku tengah berdiri Bima berserta genknya,mengenakan pakaian hitam hitam dengan jaket boomber yang didadanya berlogo polisi. Udah kaya mau grebeg aja,satu tim dia bawa kesini.

"Selamat ulang tahun."

Aku melongo,para pembina ikut bergabung dengan Bima berdiri kompak dihadapanku sambil menyanyikan lagu ulang tahun. Aku jadi merasa de javu,dulu Iqbal juga pernah gini kan? sekarang Bima. Sumpah aku enggak tau mau ngapain lagi. Aku seperti tersedot ke masalalu mengingat Iqbal,ah Iqbal lagi Iqbal lagi.

Tiup lilin dan potong kue dilapangan sudah selesai. Bima membagikan box resto ayam cepat saji ke dewan penggalang Abimanyu Utari dibantu anggota timnya. Sedangkan aku duduk memeluk kak Meila sesekali menimpali obrolan pak Ganjar dan pak Reza.

"suami idaman banget deh si Bima dek. Duh aku mau dong dek satu yang kaya Bima." Aku tertawa,sedangkan bu Meila mendapat ledekan dari pak Reza,mengingatkan bu Meila bahwa dia juga sudah punya suami.

Aku mentap Bima yang tengah berjalan ke arahku diikuti teamnya. Mereka mengucapkan selamat ulangtahun lalu berdoa untukku,aku mengamininya. Kemudian mereka pamit tapi Bima tinggal,jam kerjanya sudah usai.

Ah...andai saja.
Iqbal....kamu inget enggak sih hari ini tanggal berapa? kamu inget aku atau mungkin sudah lupa. Lupa juga dengan janjimu tempo hari,aku kecewa.

Haloo....Bi up lagi nih 😚
Gimana ?
Fe ulangtahun noh, pada ngado ngapa haha
Oke,terimakasih sudah mampir,jangan lupa votenya.
Salam sayang, opo kowe kerungu dari Bi ❤

Rabu, 17.Oktober.2018

He Is My Superman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang