✈ Enam Belas

2.4K 102 2
                                    

Mobil memasuki tempat parkir rest area,selama perjalanan aku memilih untuk tidur,lebih tepatnya pura pura tidur yang keblabasan jadi tidur beneran. Membiarkan Iqbal sendiri dengan musik dangdut Via Valen yang setia menemani perjalanannya.

"bangun...masih aja kebo"

"kenapa atuh,loh udah sampe sini ?" wajahnya ia tempel dikaca mobil,mengamati keluar jendela.

"buruan turun"

Aku melirik sebal ke arah Iqbal yang masih memakai pakaian dinas pesiarnya "harus banget yah,pake pakaian kaya gitu"

"ini juga mau ganti sayang,lagian kenapa sih ? aku tambah ganteng kan ?"

"dih sayang,cih...keliatan banget sok kegantengan tau"
"ini bukan sok kegantengan atau gimana sayangku,ini udah ketentuan dari sononya tau"

"bodo....pokonya aku nggak suka aja liat kamu eh bukan liat semua orang yang pake pakaian dinas kaya gitu ada lencana juga,terutama kamu" aku membuang muka sebal,Iqbal termenung.

"Udah ah buruan turun aku mau ke WC,ambilin aku makanan sekalian yah,kaya biasa aja"

Dia bergegas pergi meinggalkan mobil,sementara aku memandang punggung Iqbal yang sedang membelah kerumunan mulai menuju WC. Jangan lupakan tatapan mata kagum mengikuti kemana Iqbal bergerak.

"dih...ada ya orang kaya dia"

Aku bergegas turun setelah Iqbal menghilang dibalik pintu Toilet,lalu bergegas mengambil makanan. Restarea ini ada prasmanannya juga dan itu membuat ku lebih suka,memilih berapa banyak porsi makanan sendiri. Tak lupa aku mengambil lauk ikan laut kesukaan Iqbal biar sudah lama nggak bareng tapi yang namanya kesukaan dan kebiasaan nggak pernah berubah kan,sementara sayur yang aku pilih adalah oseng oseng,minumnya teh hangat sama air putih. Dan masih seperti biasanya kita akan saling menunggu untuk bisa makan bersama.

Sengaja aku pilih tempat duduk yang menghadap sawah,dibawah juga terdapat sungai yang airnya jernih,di sejauh mata memandang juga terhampar gugus pegunungan yang membentang luas. Kenangan manisnya dulu terus berputar dalam benak Kirana yang terpaku menatap gugusan pegunungan,ditempat ini juga salah satu kenangan manis itu terjadi.

"ayo makan,jangan ngelamun aja"

"eh...udah ?"

"waktu dulu mami nganter aku ke Magelang buat pendidikan kita singgah disini juga kan ya ? duh udah lama banget ya"

Aku mengamati Iqbal yang tengah tertawa,menampakan lesung pipinya yang menggemaskan itu. Tanpa sadar dua jari telunjukku sudah berhenti di kanan dan kiri lesung pipi itu,membuat Iqbal yang sibuk dengan teh manis panasnya beku seketika. Mata kami bertemu saling menatap,tanganku digenggam Iqbal dan aku pun tersadar,pipiku panas.

"maaf i"

Kami sama-sama kikuk dengan kejadian barusan mengalihkan dengan diam lalu kami sibuk mengunyah makanan,sambil terpaku menatap hamparan sawah didepan kami.

Yey double up  😎
Selamat menikmati yak wkwk, jangan lupa vote terus mampir ke cerita Bi yang lain. Danke 😚

He Is My Superman (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang