11

78 15 0
                                    

"Ta, ayo pulang.."

Apa? Ia mengajakku pulang bersama? Astaga! Sadarlah dari mimpimu, Ata. Ini tidak mungkin terjadi.

"Hujannya tidak akan berhenti dalam waktu dekat. Ini sudah terlalu sore." Jelasnya lembut. Ini bukan mimpi.

Aku tidak bisa menolak. Demi anak-anakku agar tak basah, semoga jantungku baik-baik saja.
Ia memegang payung dan yang pasti tubuh kami rapat sekali saat ini. Aku harap ia tak mendengar suara jantungku yang berdetak tak tahu diri ini.

"Punggung kakak basah." Seakan tak peduli, ia hanya mengedipkan sebelah matanya.

"Tidak masalah, yang penting yang dibonceng nggak basah." Aku terkekeh mendengar jawabannya. Namun, aku justru memundurkan tubuhku sehingga tas dan punggungku ikut basah. Ia tampak terkejut dengan perbuatanku barusan.

"Yang penting tugas Ata nggak basah." Ia tertawa menyadari aku baru saja meniru omongannya.

Berakhirlah kami dengan basah-basahan oleh hujan. Payung itu hanya melindungi anak-anakku.

Kemarin aku sempat melupakannya, tapi hari ini, aku mulai terbiasa berhadapan dengannya.

Tbc

Maafkan khayalan saiya...

Jeon's

How If....? (Silence Is My Way Admire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang