"Rumahnya untuk berapa penghuni kak?"
"Kakak, istri kakak, dan anak kakak, dua anak." Jawabnya sembari menghitung.
"Kakak udah nikah?"
"Secepatnya, Ta. Makanya mau bangun rumah sendiri. Untuk sementara masih di rumah dari perusahaan dulu. Kamu datang ya kalau kakak nikah."
"Insyaallah, Kak. Kakak maunya rumahnya seperti apa?" Entah kenapa hatiku seperti ada yang menekan. Padahal, aku sempat melupakan perasaan itu.
"Kakak nggak banyak tahu masalah desain rumah. Yang penting rumahnya harus ada perpustakaan." Ia tidak berubah.
"Hmm.. sebenarnya Ata punya beberapa desain rumah yang sesuai dengan kriteria kakak. Hanya saja, Ata belum bisa merealisasikannya." Aku menunjukkan beberapa desain rumah idaman yang kubuat sendiri lewat laptopku. Dari denah, potongan, tampak, hingga implementasinya dalam aplikasi desain.
"Rumah impianmu, Ta?" Tanyanya.
"Ya, salah satunya. Lebih kurang seperti itu. Coba aja kakak buka yang lain. Mungkin bisa jadi referensi. Pada dasarnya konsep dan tata letak ruangannya sama, yang Ata bedakan hanya desain interior dan tampilan rumahnya." Jelasku sembari membuka gambar lainnya.
"Kalau kakak pilih untuk jadi rumah kakak, boleh nggak?"
Tbc
Update empat chapt niih wkwkwk
Karena utangku untuk update tiap hari tak terealisasikan..
Jeon's
KAMU SEDANG MEMBACA
How If....? (Silence Is My Way Admire)
Short StoryAku adalah pemimpi yang selalu bersembunyi. Caraku mengagumi seseorang adalah diam. Menyakitkan, tapi aku menikmatinya.