Percayalah, makan makanan pedas bisa membuat kepalaku pusing dan pandanganku berkunang-kunang. Aku lemas.
"Pak! Tolong buatin es jeruk. Es batunya yang banyak!" Ia panik.
"Dek kalo kepedesan minumnya air hangat." Saran bapak tukang jagung bakar.
"Bikinin dua-duanya, Pak! Pokoknya biar pedesnya ilang deh."
Aku meneguk air panas terlebih dahulu. Astaghfirullah, lidahku perih sampai-sampai air mataku mengalir tak tahu diri.
"Masih pedes, Dek? Es jeruknya diminum nih. Atau es batunya dimakan." Kalau aku baik-baik saja sekarang, aku pasti akan tertawa melihat ekspresinya.
Usai menghabiskan es jeruk, aku pulang ke kosan karena waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Tiga puluh menit lagi adalah jadwalku untuk mengerjakan tugas. Ohya, bukan hanya aku yang berjalan sekarang, tapi ada Kak Ares.
Kami berbincang ringan sembari menikmati angin malam. Pertemuan kami tidaklah sering. Semua yang kuceritakan ini adalah pertemuan kami. Hanya beberapa kali dalam kurun setahun.
Tidak terasa, gelar mahasiswa baru akan segera lepas dari pundakku.
Tbc
Yeee... update...
Jeon's
KAMU SEDANG MEMBACA
How If....? (Silence Is My Way Admire)
Historia CortaAku adalah pemimpi yang selalu bersembunyi. Caraku mengagumi seseorang adalah diam. Menyakitkan, tapi aku menikmatinya.