37

51 13 0
                                    

-Ungkapan.. Sean?-

Hujan menyambut kedatanganku di Jakarta. Kunjunganku sudah selesai. Aku melangkahkan kakiku perlahan karena jalan yang licin. Sesampainya di lobi, telingaku dengan cepat menangkap suara seseorang yang memanggilku.

"Loh, kok bukan Mas Bima yang jemput gua?"

"Dia nyuruh gua jemput. Nih pake mobil Mas-mu itu." Jelas Sean sembari membantuku membawa koper dan rekan-rekannya.

Lelah. Itu saja yang bisa mewakili keadaanku saat ini. Tidak biasanya Sean diam. Namun, sepertinya kali ini ia paham kalau aku lelah. Aku memejamkan mataku karena kantuk yang mulai menyerang.

Mataku berat.

"Ta, lu tidur, ya?" Tak menyahut, rasanya aku tak punya sedikit energi pun untuk menyahut dan membuka mata.

Ia kembali diam.

"Sebenernya gua suka sama lu. Sayang sih sebenernya. Walaupun gua tau lu dari orok jelek-jeleknya. Busuk-busuknya gua tau. Sayangnya--sial. Ngomong apaan sih gua"

Aku ingin membuka mataku mendengar pernyataan yang jelas sekali kudengar. Namun, kurasa ia mengatakan hal itu tanpa ingin kudengar. Mungkin berpura-pura tak dengar lebih baik.


Tbc

Jeon's

How If....? (Silence Is My Way Admire)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang