"Ada Aley gak?!" tanya seseorang sambil berteriak dan menyembulkan kepalanya di balik pintu kelas Aley beserta teman-temannya. Sementara yang dipanggil menunduk dibalik meja agar tidak ketahuan.
"Nyari Aley? Nih ada dikolong meja nih!" teriak Relia kepada Fajar yang memanggil Aley tadi. Sementara Aley hanya mendengus kesal dengan kelakuan Relia yang tak bisa diajak kerja sama.
"Rese lo! Gue males tahu gak ketemu dia," dumelnya sambil berlalu menuju keluar kelas.
"Kenapa?" tanyanya galak kepada Fajar setelah sampai di luar kelas.
"Biasa aja dong. Gue cuma mau nanya lo ada acara gak malam ini?" tanya Fajar sambil nyengir tak jelas.
"Gue sibuk. Acara gue banyak banget, mending lo balik deh ke kelas lo sono," jawabnya sambil mendorong bahu Fajar.
"Wey galah ngapain lo disini? Bukan wilayah lo juga," tanya Relio kepada Fajar yang sering dipanggil 'Galah' oleh Relio.
"Biarin sihh," jawabnya jutek lalu pergi meninggalkan Relio dan Aley yang menatapnya aneh. Lalu mereka duduk di tempat masing-masing, Aley kembali duduk sambil memasang wajah masamnya.
"Dia nanya apa?" tanya Ica lembut sambil tersenyum ramah kepada Aley.
"Masa dia nanyain gue malam ini ada acara apa enggak," jawabnya dengan sebal.
"Mungkin dia mau ngajakin lo jalan," tebak Relia menyahut sedangkan tangannya sibuk memainkan ponsel milik Relio. Iseng saja untuk sekedar bermain game, jangan salah di dalam ponsel milik Relio rata-rata berisi game perempuan dan itu semua ulahnya Relia.
"Sok tahu lo!" serunya galak
"Gue nebak doang ya," jawab Relia tak kalah galak.
"Diam berisik banget sih," gerutu Ireen yang kini sibuk dengan novel miliknya.
"Nih orang ngikut-ngikut aja lagi," dumel Relia
"Wey Reen lo diliatin noh sama Gilang," Aley menepuk-nepuk tangan Ireen untuk segera menengok kearah Gilang. Namun Ireen hanya sekedar melirik saja, tak lama memang tapi membuat pandangan mereka bertemu dan itu membuat Gilang mengalihkan perhatiannya.
"Yah dianya udah gak ngeliatin lagi," Aley kembali menggoda Ireen dengan mengompori segala gerak-gerik Gilang.
"Berisik banget sih lo!" seru Ireen sangat kesal.
"Mulai lagi deh," gumam Relia yang sedari tadi mendengar ocehan mereka berdua.
*****
"Lang bengong aja lo," Relio menepuk pundak Gilang yang dari tadi diam dan melamun.
"Ngagetin aja sih lo," sungutnya kesal.
"Daritadi ngelamun terus. Ngelamunin siapa lo?" tanya Relio sebenarnya itu bukan sebuah pertanyaan tapi entah sengaja atau tidak Relio terlihat menggoda Gilang.
"Berisik! Pinjam hp dong," pinta Gilang sambil menengadahkan tangannya.
"Enggak ada dipakai sama Relia main game," jawabnya disertai cengiran khasnya.
"Yah itu hp isinya game cewek semua," Gilang berdecak sebal sambil menarik tangannya kembali.
"Kenapa emangnya?" tanya Relia yang tiba-tiba sudah berada di tempat duduk Gilang dan Relio.
"Elo hp cowok isinya masak-masakan, make up- make up. Di kata banci nanti dia," protes Gilang.
"Ishh bawel!" tanpa sadar Relia berteriak tidak begitu kencang namun membuat telinga Gilang pengang bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Menanti
FanfictionDengan cara seperti ini aku menatapnya. Dengan berpura pura tidak mengenalnya supaya bisa terus melihatnya, dan diam diam menyimpan perasaan yang lebih kepadanya. Gadis cuek pembaca novel. Gilang Arkana Jika dia ingin mengenalku, kenapa harus bertin...