Reno mengernyit heran saat memasuki rumahnya, dia bingung dengan keadaan yang begitu tampak sepi. Reno mencoba untuk terus berjalan dan tiba-tiba dia dikagetkan oleh kedatangan Selia dari arah dapur. Untung saja Reno tak mempunyai riwayat penyakit jantung, dia mengelus dada nya dengan lega lalu menghampiri Mamanya itu."Mama ngagetin Reno aja sih," Reno duduk disebelah Selia.
"Siapa suruh ngendap-ngendap begitu?!" Reno hanya menyengir sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Oh iya Mam Ireen mana? Kok gak keliatan," tanya Reno mengedarkan pandangannya.
"Tadi sih dia bilang mau istirahat. Tapi kok gak keluar kamarnya ya daritadi," Selia yang sedang menyiapkan makan malam juga merasa bingung. Padahal sejak dari pulang sekolah tadi dia tak terlihat batang hidungnya sama sekali.
Selia menghampiri Reno, "coba deh kamu periksain di ruang bacanya,"
"Lah kok di ruang bacanya? Katanya dia istirahat," Reno kembali bertanya yang malah membuat Selia kesal setengah mati.
"Mana Mama tahu sih Reno! Kamu nanya mulu, jadi susulin Ireen gak?!" seketika Reno langsung ngibrit menuju tempat Ireen berada.
****
Gilang menatap jalanan dari balkon kamarnya, dengan segelas coklat panas ditangan nya dia kembali termenung. Gilang bahkan menjadi heran terhadap dirinya sendiri, dia selalu bertanya-tanya 'kenapa dia selalu melamun?' padahal masih dalam hal sama yang ia lamunkan.
Tapi memang pada dasarnya sudah Cinta harus diapakan lagi. Mau dibilang dia tuli ataupun buta, dia juga bodoamat. Mau dibilang dia bodoh atau terlalu polos, dia juga tak peduli.
Lamunan Gilang terhenti saat ada yang mengetok pintu kamarnya, Gilang mengernyit tumben sekali ada yang mengetuk biasanya kalau Maminya yang datang main asal serobot saja.
"Gilang Mami masuk yaa..." Aqila menyembulkan kepalanya. Gilang tersenyum lalu meletakkan gelasnya dinakas.
"Masuk aja kali Mi," Gilang duduk dipinggir ranjang sebelah dimana Maminya duduk.
"Kamu masih sering pikirin orang yang kamu suka itu ya?" tanya Aqila tiba-tiba yang membuat Gilang hampir tersedak air liurnya sendiri. Gilang gelagapan sendiri, suhu di kamarnya mendadak panas padahal AC di kamarnya sudah termasuk kategori dingin.
"Mami kok nanya itu sih? Hehehe," Gilang jadi salah tingkah sendiri. Dia duduk dengan gelisah hingga membuat Maminya menatap sinis.
"Mami tanyain malah balik nanya! Kamu belajar apasih disekolah?" Aqila jengkel dengan kelakuan anaknya ini. Ditanya malah Gilang balik tanya, niatnya mau memojokkan malah balik dipojokkan.
"Hehehe anu Mi Gilang gak mikirin siapa-siapa kok," Gilang menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Kamu bohong ya..."
Mata Gilang mengerjap beberapa kali, "Mami ini ngomong apasih? Gilang ngantuk Mi mau tidur," Mata Aqila melotot hampir keluar dari asalnya. Dan Gilang hanya bisa pasrah.
"Kamu ngusir Mami?" tanya Aqila dengan tak santainya.
"Enggak Mi ya ampun! Gilang cuma bener-bener ngantuk," jawab Gilang dengan ekspresi greget nya.
"Yaudah deh kamu istirahat aja. Kamu pasti lelah banget ya?" Gilang hanya membalas dengan menganggukan kepalanya. Setelah Aqila keluar dari kamar Gilang, Gilang menghembuskan nafasnya. Mami nya ini selalu saja membuat Gilang kalah telak, mau Gilang berusaha menyembunyikan apapun dari Mami nya ini pasti selalu berujung dengan Aqila yang bisa membuatnya kewalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Yang Menanti
FanfictionDengan cara seperti ini aku menatapnya. Dengan berpura pura tidak mengenalnya supaya bisa terus melihatnya, dan diam diam menyimpan perasaan yang lebih kepadanya. Gadis cuek pembaca novel. Gilang Arkana Jika dia ingin mengenalku, kenapa harus bertin...