Bab 2

6.3K 429 110
                                    


Aku segalanya bagimu walau kita hanya sekedar teman

Forth POV

Orang bilang waktu menyembuhkan segalanya. Itu yang aku rasakan pada Wayo. Tanpa acara bulan bintang dan tanpa harus bertemu dengannya perlahan perasaan tersebut hilang. Lagi pula seperti yang beam bilang, patah hati bukan gayaku. Masih banyak pria atau wanita manis di luar sana yang bisa aku incar.

"Yo forth... Akhirnya kamu datang juga" Lam menepuk pundakku ketika aku duduk dan bergabung dengan mereka di bar.

"Aku tidak seperti kalian yang kerjaan utamanya minum" ejekku.

"Brengsek" ujar Lam kesal tapi dia menawarkan botol birnya padaku. Aku mengambil botor bir dari tangannya dan melakukan tos dengan Lam. Suara botol yang bersentuhan bergema di ruangan.

"ck.... Lihat... Itu sudah wanita ke lima" ujar Mark. Aku melirik ke arah yang ditunjuk Mark. Aku terkejut melihat Beam duduk di sudut ruangan sendirian. Seorang gadis duduk dipangkuannya dan membisikkan sesuatu. Beam menatap wanita tersebut dan membelai pipi wanita tersebut dengan lembut. Tapi ekspresi wajahnya memperlihatkan penolakan. Beam membisikkan sesuatu pada wanita tersebut. Aku tidak bisa melihat ekspresi wajahnya tapi setelah itu wanita tersebut pergi meninggalkan Beam. Gadis tersebut melirik sekilas ke arahku ketika melewati meja kami.

"Damn.... Dia sudah menolak lima wanita dalam waktu 30 menit" Mark mengeleng dan menatap Beam lekat.

"Jika aku jadi dia. Aku akan membawa mereka semua pulang" Ujar Mark sambil membasahi bibirnya. Aku memukul kepalanya kuat.

"Tidak heran. Kamu kan meniduri makhluk apapun asal dia wanita" Ejek Earth.

"Lagi pula apa kamu sanggup menangani lima wanita dalam satu malam, jangan banyak bicara jika pengalamanmu tidak lebih banyak dari pria ini" Lam menepuk bahuku.

"Brengsek jangan bawa-bawa aku" jawabku kesal.

Aku terus memperhatikan Beam. Dia tidak menyadari kehadiranku dan sibuk dengan dunianya sendiri. Dia memperlihatkan ekspresi yang sama dengan malam itu. Ekspresi terluka. Rasa penasaranku semakin meningkat, siapa yang bisa membuat seorang casanova seperti Beam patah hati.

"Hei... Jika kamu khawatir padanya kenapa tidak mengajaknya kemari" Lam tiba-tiba menyikutku dan menyadarkanku.

"Siapa?" tanyaku bingung.

"Aish... Inilah alasan kenapa Phana mendapatkan wayo lebih dulu. Kamu begitu lamban Forth" Mark terlihat berang.

aku tertawa.

"Ajaklah dia kemari dengan begitu para gadis akan melirik meja kita" perkataan Mark membuatku memukul kepalanya kembali.

Geng teknikku tidak lebih dari sekumpulan pria dengan testosteron dan otot berlebihan. Terkadang pembicaraan mereka tidak jauh dari wanita dan tempat tidur. Itulah kenapa aku lebih memilih sendiri saat patah hati. Tapi Beam dan gengnya berbeda. Phana dan Kit tidak akan membiarkan Beam patah hati sendirian seperti sekarang. Kecuali jika mereka berdua tidak tahu. Mungkin Beam menutupi patah hatinya dari Mereka.

Aku bangkit dan berjalan ke arah Beam. Aku bisa mendengar teman-temanku bersorak di belakang. Dan itu menarik perhatian Beam. Dia menatap ke arah kami dan tersenyum.

"Ai Forth... Apa yang kamu lalukan disini?" tanya heran.

"Minum lah, apa lagi" jawabku. Aku duduk disampingnya dan menatap tumpukan botol minuman di atas mejanya.

"Mau bergabung dengan kami?" tanyaku.

Dia menatapku ragu sejenak lalu menggeleng

"Ayolah. Minum sendiri tidak menyenangkan. Setidaknya pembicaraan bodoh mereka akan membuatmu melupakan patah hatimu" ujarku.

EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang