MALAM ini malam terakhir Eshell dan Shanum disini. Mereka pasti akan merindukan desa ini!
Tugas mereka sudah selesai. Tadi sore rumah terakhir yang mereka kunjungi adalah rumah Pak Kades alias Pak Jafar. Tidak ada masalah sosial di rumah itu.
Dan hasil yang mereka dapatkan dari kajian ini adalah masalah ekonomi yang sangat buruk. Yaitu banyak warga yang miskin dan pengangguran.
Di segi budaya, perceraian hanya ada beberapa. Ternyata pasangan disini kebanyakan yang setia. Dan kenakalan remaja juga di kategorikan minim.
Di segi biologisnya, penyakit menular juga tak marak dan yang keracunan makanan-pun hanya ada beberapa saja.
Di segi psikologis, penyakit saraf ada beberapa, dan tidak ada yang aliran sesat. Semua warga mempunyai agama yang jelas. Dan tugas mereka selesai! Horai!
Tapi, tiba-tiba Shanum sedih, ini hari terakhir bersama Eshell. Dia tidak mungkin bisa sedekat ini lagi dengan Eshell nanti.
“Shell.. ” Shanum memanggil Eshell pelan.
Saat ini dia dan Eshell sedang duduk di pondok kecil di depan rumah Abel. Abel tidak ada.
“Hmm.. ” Eshell merespon dengan berdehem.
Di pandangnya mata Shanum yang tak melihat ke arahnya. Eshell tiba-tiba berdebar melihat Shanum yang tiba-tiba senyum. Perempuan ini, manis sekali!
“Gue itu sebelumnya gak pernah diizinin pergi jauh kayak gini. Gue keluar dari ekskul pramuka, karena gue gak boleh ikut setiap ada kemah. Makanya gue keluar aja, padahal gue suka. ” Shanum mulai bercerita, matanya masih memandang lurus kedepan, entahlah mungkin sawah-sawah itu lebih menarik dari yang di sebelahnya.
“Tapi sekarang lo diizinin juga kan? 2 minggu lagi!”
“Iyaa.. Sempet gak percaya dikasih izin. ”
“Yaelah, Shan.. Lo udah besar juga, mungkin dulu tu karna lo masih kecil makanya gak diizinin kemana-mana.”
Shanum mengangguk-ngangguk saja, seolah sependapat dengan Eshell. Meskipun sebenarnya jauh dalam hatinya, dia tau alasan dia tidak pernah diizinkan pergi.
“Gue dari kecil juga gak pernah dilarang kemana-mana.” Eshell sepertinya ingin bercerita.
Shanum langsung mengalihkan seluruh perhatiannya kepada Eshell. Dia perhatikan Eshell di sebelahnya dengan semangat. Semangat ingin dengar cerita! Hehe. “Oh, ya?”
“Iya.. Mama sama Papa gak bisa larang gue. Tapi, gue pernah sekali dikurung Kak Sheza —kakak gue tanpa sepengatahuan Mama sama Papa gue. Gara-gara itu gue jadi gak bisa keluar seharian.”
“Kenapa?”
“Waktu itu gue pernah ngikutin kakak gue kencan. Gue waktu itu baru kelas 4 sd. Gue ngikutin aja gitu dari belakang pakai sepeda, mereka berdua naik motor di depan gue, tapi pelan banget gitu, jadi masih bisa dikejar. Gue emang ngasih jarak yang agak jauh, soalnya takut ketahuan. Kali aja kan dia lirik dari kaca spion. Gue ikutin aja, sampai mereka berhenti di cafe gitu. Kesempatan gue, akhirnya gue memutuskan untuk bergabung dan menguras duit pacar kakak gue. Soalnya dari awal gue emang udah gak suka sama dia, kaku banget, senyum aja gak pernah gimana mau gue restuin. Makanya gue putusin untuk ngerjain dia, biar dia kapok dan jauhin kakak gue. Biar kakak gue pacaran sama orang lain aja. Sebelum itu gue juga pernah nembak-nembak dia pakai ketapel. Hari itu kakak gue marah besar, tapi gak sampai ngurung. Eh, karna pacarnya kakak gue masih aja datang lagi. Ya, gue kerjain aja dengan memesan semua makanan yang akhirnya gue bawa pulang dan gue makan sendiri. Kak Sheza langsung ngurung gue di kamar, gue gak bisa keluar. Sampai malam baru dibuka, itupun karna Mama, Papa dan Kak Anya udah pulang dari luar kota. Gue gak ngadu bukan karna gue takut sama Kak Sheza, tapi karna gue emang gak suka ngadu. Kalau diingat-ingat gue jadi kasian sama Kak Sheza, waktu itu dia bilang malu banget sama kelakuan gue dia sampai nangis-nangis gitu sih, ya dia emang lebay kebangetan. Tapi di situ gue sadar aja, dan gak mau gangguin pacar kakak gue yang sekarang jadi kakak ipar gue sendiri. Untung aja dia masih mau sama kakak gue dan sekarang dekat banget sama gue. Ternyata kaku dan datar itu emang udah jadi karakter dia. Gue jadi gak enak.”
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA (END)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kok muara? Namaku kan bukan muara? " "Karena... Kamu itu tempat hatiku bermuara.. " • • • Hope u like my story guys! Happy reading!