SETELAH memakan waktu cukup lama, akhirnya Eshell dan Shanum sudah sampai di Jakarta. Dan sekarang sudah di depan rumah Shanum.
Eshell memperhatikan Shanum yang sedang tertidur pulas. Sudah cukup lama perempuan itu tertidur. Untung saja Shanum sudah memberikan alamat rumahnya lengkap, jadi Eshell tidak perlu bersusah payah mencari alamat rumah Shanum atau bersusah payah membangunkan Shanum.
Eshell mengalihkan pandangannya, memperhatikan beberapa orang yang sedang berdiri di teras rumah itu, yang tampaknya sedang menatap kearah mereka.
Eshell langsung membangunkan Shanum yang belum sadar-sadar.
"Shan, Shan... Bangun.. " Eshell menggoyang-goyangkan lengan Shanum pelan. Shanum belum juga sadar."Shan.. " Panggil Eshell sekali lagi.
Di sisi lain, Shanum tersadar ada yang sedang menggoyang-goyangkan lengannya. Shanum langsung membuka matanya, walaupun dia masih mengantuk. Dia terkejut melhat kesamping, Eshell yang sedang memegang lengannya.
"Eh, sorry! Gue cuma bangunin lo, udah sampai. " Eshell langsung canggung seketika, dengan cepat dia menjauhkan tangannya dan langsung mengalihkan pandangannya.
Shanum melihat sekeliling, Oh benar! Ini rumahnya. Itu sepertinya orang tuanya, dan siapa tiga orang itu? Tak terlalu jelas, karena jaraknya cukup jauh. Tapi, sepertinya itu sahabat-sahabatnya. Aaaa Shanum sangat merindukan mereka!
"Oh iya! Thanks, Shell! " Shanum langsung membuka pintu mobil dan turun, lalu dia mengeluarkan barang-barangnya. Eshell ikut-ikutan turun dan membantu Shanum menurunkan.
"SHANUUUUUUUM! "
"Aaaaa Tipaaa, Tralalaaaa, Sebilaaaa Aaaaa! " Shanum langsung membalas pelukan teman-temannya yang tiba-tiba datang menyerbunya itu.
Di belakang mereka, ada Bunda dan Ayahnya juga. Aaa Shanum benar-benar merindukan mereka semua!
"Shanum! Gue kangen banget sama lo! " Ateefa berteriak senang.
"Iyaaa, gue jugaaaaa! " Attala mengeratkan pelukannya.
"Me too, Shan! " kata Sabila senang.
"Gue juga kangeeeen kaliaaan!" balas Shanum hampir menangis. Saking senangnya.
Eshell heran memperhatikan mereka yang sedang berpelukan dan teriak-teriak tidak jelas, tapi dia lanjut saja menurunkan barang-barang Shanum. Setelah selesai, dia langsung tersenyum dan mencium punggung tangan Jihan dan Rangga dengan hormat.
"Kamu Eshell ya? " tanya Jihan dengan seculas senyum manis.
"Iyaa, Tan.. " Eshell tersenyum mengiyakan.
"Makasih ya, Shell.. Udah nganterin Shanum, Om tadi sibuk. " kata Rangga lagi.
"Iya, Om.. Gapapa, kok.. Lagian rumah Eshell juga gak jauh dari sini."
Shanum yang mendengar suara Eshell yang sedang berbicara dengan kedua orangtuanya, langsung menghampiri kedua orangtuanya.
"Bundaaa, Ayaaaah... " Shanum langsung menghambur ke pelukan Jihan dan Rangga.
"Shanum rinduuu.. " ujar Shanum sambil melepaskan pelukannya. Malu juga dia karena merasa diperhatikan oleh Eshell.
"Bunda juga rindu Shanum, kamu baik-baik aja kan sayang? Gak kenapa-napa kan? " tanya Jihan sambil mengusap-ngusap rambut Shanum.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA (END)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kok muara? Namaku kan bukan muara? " "Karena... Kamu itu tempat hatiku bermuara.. " • • • Hope u like my story guys! Happy reading!