“ATTALA diam! Biar gue yang jelasin. Shanum, Teefa.. Sorry ya sebelumnya, karena gue gak kasi tau kalian tentang ini. Sebenarnya, waktu kelas 10 semester 2.. Gue ngedeketin Eshell.. ” Sabila mulai menjelaskan kepada Shanum dan Ateefa.
“Hah? Gila lo, Bil? Lo kan tau Shanum suka sama Eshell? ” Ateefa makin kaget.
Shanum diam saja menunggu kelanjutan.
“Ya, makanya gue gak mau ngasi tau kalian. Shanum sorry ya.. ”
“Lanjutin, Bil.. ” kata Shanum yang sudah selesai makan. Nada suaranya dingin. Dia sedikit kecewa dengan Sabila.
“Jadi, gue itu deket banget sama Eshell. Dia baik banget! Bahkan, kita pernah nonton bareng.. ” Sabila melihat Shanum dengan takut-takut.
Shanum menunjukan raut wajah tanpa ekspresi.
“Gila lo, Bil.. ” Ateefa makin menggeleng-gelengkan kepalanya tidak menyangka.
“Ya, sorry Fa.. Gue.. Gue gak tau kenapa gue gitu.. ”
“Lanjutin, Bil..” kata Shanum lagi.
“Dan bukan cuma nonton, udah banyak yang gue lakuin sama Eshell. Gue makin baper sama dia. Eh, tau-taunya dia malah jadian sama Kak Kiky, yang sekarang 12 Fisika 1 itu. Makanya, Shan.. Gue gak mau lo sampai di php-in kaya gue!” Sabila menatap Shanum dalam, agar Shanum bisa mengerti.
“Gini deh, Bil.. Eshell yang ngajak lo nonton?” tanya Ateefa.
“Bukan..”
“Terus, lo?”
“I-iya Fa..”
“Nah, selain itu dia pernah ngajak lo kemana-mana gitu gak?” tanya Ateefa lagi seperti menginterogasi. Sabila jadi gugup.
“Enggak, Fa... Selalu gue yang ngajak..”
“Nahhhh..”
“Tapi dia gak pernah nolak, Faa..”
“Itu karena Eshell baik.”
“Teefaaaa...”
“Gini ya, Bil.. Eshell itu orangnya gak enakan, makanya sebisa mungkin dia itu gak nolak tawaran lo. Dan mungkin sebenarnya dia gak pernah ngasih harapan sama lo, mungkin lo nya aja yang baperan..”
“Iyaa, bener tuh, Bil kata Teefa. ” Attala terdengar memihak Ateefa.
Sedangkan Shanum hanya diam saja masih mendengarkan.
“Yaa, mungkin sih, Fa.. Tapi——”
“Udah, Bil.. Gini ya, mending lo lupain aja deh masa lalu lo sama Eshell. Lagian lo udah punya Abram, udah deh.. ” saran Ateefa.
“Iyaa lupain deh apapun tentang Eshell. Dan lo gak perlu benci gitu sama Eshell. Ngindarin Eshell, biasa aja.. ” Attala turut memberi saran juga.“Mungkin lo kualat nih sama Shanum. Nikung Shanum, makanya lo ngerasa di php-in sama Eshell.. ” lanjut Attala lagi.
Sabila jadi merasa bersalah dan merasa terpojokkan.
“Shanum.. ” kata Sabila lebih terdengar seperti suara merengek.
“Udah, udah.. ” Shanum akhirnya membuka suara untuk melerai.
Dia tersenyum tulus kepada Sabila.Memang awalnya dia merasa kecewa, tapi makin kesini dia semakin mengerti. Bahwasanya, tidak ada yang bisa menyalahkan orang yang sedang jatuh cinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA (END)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kok muara? Namaku kan bukan muara? " "Karena... Kamu itu tempat hatiku bermuara.. " • • • Hope u like my story guys! Happy reading!