SHANUM sedang mengemaskan barang-barang lamanya di lemari untuk di pindahkan ke atap karena harus diganti dengan barang-barang yang baru.
Matanya menyipit sedikit melihat sebuah kotak berwarna peach yang sudah lama tidak dia lihat. Dipikirnya kotak itu sudah hilang, ternyata tertimbun barang-barangnya yang lain.
Dibukanya kotak itu. Shanum tersenyum lebar melihat beberapa lembar foto yang terlihat sangat jadul itu.
Ada foto dia dengan orang tuanya. Foto dengan Ateefa dan Attala sambil memakan ice cream. Dia ingat sekali, Attala yang membelikan mereka ice cream karena dia menang lomba tari. Ada juga foto dia dan Sabila pergi ke ulang tahun Abram.
Lalu, kemudian ada juga foto dia dengan seorang lelaki yang mengenakan seragam paskibraka.
Shanum mengambil foto itu dan meletakkan foto-foto yang lain ke dalam kotak.
Di foto itu dia tengah berdiri kaku dengan secuil senyum. Di sebelahnya, lelaki dengan seragam paskibraka itu sedang tersenyum lebar.
Shanum ikut tersenyum lebar saat matanya tertuju kepada lelaki itu. Shanum membalikan foto itu untuk melihat keterangan tentang gambar itu yang dia tulis dengan pulpen tinta merah.
“17 Agustus 2017 di istana merdeka. Foto pertama dengan Eshell Abinaya Battar anak kelas sebelah. Orang yang paling gue suka! Gue bahagia banget bisa foto sama dia! Gue berharap suatu saat nanti gue bisa dekat sama dia! ”
“Jadi, harapan gue pernah jadi nyata?” lirih Shanum bermonolog.
•••
@KAFE ORCHID
“Gak nyangka gue kita bisa reuni lengkap gini! ” seru Ateefa antusias.
Yang lain mengangguk juga, tak kalah antusias.
“Ini sih lebih dari lengkap, Fa!” lanjut Sabila sambil melirik seorang lelaki yang duduk disebelah Attala.
“Ah, iya... Uhuk uhukk kapan nih kirim undangan? ” tanya Ateefa menggoda, diikuti juga dengan Fatimah, Sabila, Shanum, dan Zakka.
“Eh, apaan sih, ya.. Belumlah.. Kenalin dia——” kata Attala hendak mengenalkan lelaki di sampingnya.
“Gak perlu.. Kita udah kenal. ” potong Zakka mengangkat tangan. Mencegah.
“Zikri Al Fattih. ” lanjut Abram sambil tersenyum miring.
“Jurusan fisika. ” Sabila.
“Anak hadrah! ” Fatimah.
“Purna paskibraka nasional tahun 2018!” Ateefa.
“Adik kelas! ” seru Shanum dan Eshell bersamaan. Keduanya saling pandang dengan canggung. Yang lain turut memperhatikan mereka dengan spontan.
Kemudian, Attala yang menyadari kecanggungan di antara keduanya langsung membuka suara.
“Adik kelasnya jangan diperjelas dong! ” kata Attala berakting cemberut.
Ateefa, Sabila, Fatimah dan lain-lain termasuk Shanum tertawa mendengarnya.
“Zikri.. ” Zikri tersenyum seperti memperkenalkan diri.
“Gilaaa! Noona lover!” kata Sabila meledek.
“Umur kita gak beda jauh, kok.. Beda bulan doang kan, Zik?” kata Attala.
“Iyaaaa...”
“Iyaaa, iyaaaa... Umur gak jadi penghalang, kok.. Tal, iyaaa.. ” Ateefa menghibur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MUARA (END)
Teen Fiction[COMPLETED] "Kok muara? Namaku kan bukan muara? " "Karena... Kamu itu tempat hatiku bermuara.. " • • • Hope u like my story guys! Happy reading!