(6) NANUM DAN ESEL

45 9 3
                                    

TAK sampai semenit muncul juga Shanum dan Abel dari dalam rumah. Eshell duduk saja di tempatnya, menunggu Shanum dan Abel ikut duduk.

Abel langsung duduk di sebelah Eshell. Sedangkan Shanum masih berdiri. Eshell yang melihat Shanum berdiri seperti orang bingung, langsung menegur.

"Eh, duduk... " Shanum kaget, dan langsung menoleh ke arah Eshell. Sedangkan Eshell hanya menatapnya dengan datar. Shanum-pun langsung duduk.

"Nan--"


"Beeeel... " Suara Eshell terpotong saat suara Pipah terdengar dari dalam rumah. Abel yang merasa namanya dipanggil, langsung sigap menghampiri Ibunya. Meninggalkan Eshell dan Shanum.

"Kanunon atuh, Bu? " tanya Abel.

"Kamu teh di dieu saja nya? Biarkeun barudak teh ngomong berdua!"

"Tapi kan, Bu.. "

"Ieu teh urusan mereka berdua, gak ada hubungana sama kamu. " Abel-pun hanya tinggal mengangguk sedih. Sedih sekali karena tidak bisa melihat Eshell.

Sedangkan di teras rumah, Eshell dan Shanum..

"Jadi lo tinggal disini?" tanya Eshell sambil melihat sekeliling. Shanum mengangguk saja.

"Lumayan jauh dari rumah Pak Kades." sambung Eshell lagi, kali ini melihat ke arah Shanum.

Shanum menahan diri untuk tidak tersenyum (saking bahagianya), saat mata sipit milik Eshell melihat dirinya.

"Ah... E-engga juga, deket kok."

"Lumayan jauh."

"Nan-"

"Nan?" potong Shanum cepat.

Eshell mengangguk otomatis.

"Iya, Nan. Nanum kan nama lo?" tanya Eshell dengan yakin. Yakin sekali dia bahwa gadis di hadapannya ini bernama Nanum. Bukan Nani, apalagi Angela.

"Shanum, Sel. eS Ha Aa eN Uu eM." Shanum mengeja namanya dengan jelas.

"Oh, iya gue lupa. Sanum, iya Sanum." Eshell mengangguk-ngangguk sambil cengar-cengir ala kuda poni, eh?

"Shanum, Sel. Ada H nya." Shanum kembali memperjelas.

"Nama gue juga ada H nya. Eshell. Ee eS Ha Ee eL eL. L nya double." Eshell ikut-ikutan memperjelas namanya. Shanum heran memperhatikan.

"Iya, gue tau."

"Tadi lo bilang Sel. Emang nama gue Sela? Atau Seli? Atau maksud lo sel-sel dalam tubuh?"

Shanum menyimpan senyumnya. Entah mengapa dia merasa sangat senang mendengar suara Eshell. Cara Eshell bicara. Biarpun Eshell tidak berbicara sesuatu yang manis-manis, tapi dia senang. Sangat senang.

"Iyaa, iyaaa. Eshell."

"Abinaya Battar." lanjut Eshell cepat. Shanum menatapnya dengan heran.

"Nama lengkap gue. Eshell Abinaya Battar. Kita belum kenalan."

Shanum mau tersenyum lagi rasanya. Ah, Eshell. Tidak perlu memberitahu nama panjangmu, aku sudah lama tau, jauh sebelum hari ini. Shanum bermonolog dalam hati.

"Udah tau." kata Shanum keceplosan.

Sumpah 100% itu keceplosan. Dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar.

"Udah tau?"

Eshell heran. Maksudnya? Shanum sudah tahu namanya? Di antara ratusan siswa SMA Bima Sakti, Shanum tau nama lengkapnya? Atau Shanum hafal semua nama anak Bima Sakti? Kalau benar, bravo! Eshell kagum.

MUARA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang