Awas Typo :)
Happy Reading ...
'Nyamanya sama dia, Kenapa cari yang lain?'
Matahari sudah bertengger manis di atas ubun kepala, suara mobil, sepeda motor, bis, atau apapun itu yang berada di jalan raya sudah bersahut-sahutan.
Anehnya, dia- pria yang masih berumur 23 tahun masih asik di alam bawah sadarnya, bergelut manja dengan guling, berpelukan hangat dengan selimut, saling membelai dengan hawa dingin ac. Sampai,
"Kim Sang Bum!" Semua musnah karena suara nyaring yang mengalahkan suara jalan raya.
Benar, Kim Sang Bum adalah si pria yang berumur 23 tahun, pria yang asik tidur walau jarum jam sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.
"Aku sarapan sendiri atau bersama?" lagi suara yang sudah sangat Kim Bum kenal berteriak nyaring.
"Gadis menyebalkan," gumam Kim Bum bergerak duduk di atas ranjang, dengan berat hati ia turun dari atas ranjang. Menguap, merengangkan tubuh kakunya, lalu dengan perlahan membuka mata.
Gorden jendela belum terbuka, pantas saja Kim Bum tidak merasa terganggu oleh sinar matahari.
Dengan malas-malasan Kim Bum berjalan menuju pintu kamar, bergerak menuju dapur apartemennya yang berada di tengah-tengah jantung kota. Jangan bayangkan ia tinggal di Korea, pria asia bermata sipit namun tajam itu memilih New York untuk melanjutkan pekerjaannya. Kim Bum belum sarjana, masih tamatan sekolah menengah akhir tapi sudah bisa sukses, sedikit sukses tepatnya, dan itu dikarenakan kepintaran berbahasa asing yang ia tekuni.
Bahasa Inggris? itu mudah untuk Kim Bum, bahasa inggris seperti bahasa sehari-hari.
"Kau terlalu berisik di pagi hari Kim So Eun, good morning." Kim Bum yang sudah sampai di dapur langsung mendekati tubuh temannya, mengecup singkat pipi gembil Kim So Eun- gadis manis yang entah teman atau sahabat Kim Bum. Pastinya mereka sudah saling mengenal sejak tiga tahun yang lalu, tepatnya saat Kim Bum pertamakali mendarat di bandara John F. Kennedy - New York. Well ayolah bukan kisah pertemuan mereka yang ingin kita bahas, tapi kisah lainnya.
"Dan jika bukan karena suara berisikku kau akan tetap berbaring di bawah selimut," sahut So Eun menata nasi goreng yang tadi ia bawa, setiap pagi So Eun selalu dan akan selalu mengunjungi apartemen Kim Bum. Membawa sarapan untuk disantap bersama dan akhirnya pasti mereka akan duduk di kursi makan dengan obrolan yang itu-itu saja setiap harinya.
Setelah selesai So Eun langsung meletakan dua piring berisi nasi goreng di atas meja, lantas mendudukan bokong seksi ke atas kursi, bukannya meraih sendok So Eun justru mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana.
Kim Bum tidak ambil peduli, pria itu memilih langsung mengambil sendok dan menikmati sarapan paginya, belum gosok gigi juga masakan So Eun tetap nikmat di lidah.
"Katakan padaku, apakah ia pantas?"
Kim Bum memundurkan wajah saat layar ponsel So Eun tiba-tiba sudah berada di depan wajahnya, menatap lama layar ponsel So Eun yang memperlihatkan foto pria barat, menimbang beberapa detik lalu berkata,
"Tidak."
"Ugh! What the hell Kim Bum?! semuanya tidak." So Eun meletakan ponselnya ke atas meja, mengambil sendok lantas ikut-ikut menikmati nasi goreng.
"Dia memang tidak pantas, terlalu seksi untukmu." Kim Bum berucap santai.
"Dia DJ terkenal, and ya dia seksi. Sangat! Kemarin kami bertemu, ia ingin making love denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Story Bee - Completed√
Kısa HikayeJudul tamat : Friend? - Sampul : Picture from Pexels and edit with Canva free.