Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Makasih, Kak."
Jaewon mengangguk, menatap si gadis Nakamoto yang melepas helm biru muda dikepala. Surainya berantakan, poninya ditiup sebal, lantas tersenyum manis kearah pemuda Jung itu.
"Ngomong-omong," Jaewon menatap Yenara yang masih berdiri mematung, menatapnya bingung. "—kamu cantik."
"Apalagi kalo senyum gitu. Senyum buat aku aja, ya?" lanjutnya.
Dan kaki jenjang itu segera masuk rumah, mengabaikan afeksi Jaewon yang menatapnya geli. Yenara malu, malu sangat.
Jaewon jujur kok, Yenara memang cantik—walau bar-bar, sih.
___
Bohong kalau Yenara gak jatuh masuk pesona Jung Jaewon, gak ngerasa beda pas cowo ganteng itu ngasih nomornya, nelfon dia, ngajak balik bareng—dan yang paling parah, muji dia cantik.
Itu hati Yenara apa kabar? Hati apa diskoan, kok jedag-jedug ga karuan.
Tapi jauh sebelum hari ini, Yenara emang udah menaruh atensi. Ya siapa sih gak kenal Jaewon? Cogan ramah, senyum manis merekah, ganteng ngalahin Arjunaㅡwalau emang tinggi semampai, semeter tak sampai.
Tapi ya namanya Yenara. Jatuh cintanya gak terduga. Jelas-jelas Samuel dan Guanlin yang gak kalah ganteng, tinggi menjulang bak tiang, tiap hari deketan, tapi Yenara gak tertarik.
ㅡApalagi Hyunjin Hwang.
Kenal bisa dihitung jari, jalan baru sekali dua kali, eh tapi udah berani sana sini. Mana suka bikin gerah diriㅡngeselinnya setengah mati.
Balik lagi. Yenara nahan senyumnya yang mengembang kaya bunga di musim semi. Gimana gak senyum-senyum sendiri kalau sekarang doi lagi nelfon?
Ya siapa lagi, Jaewon lah. Yakali Hyunjin, udah keburu ditutup kali, ah. Gak tutup panggilan, langsung tutup akun sekalian.
Hmms
"Lagi apa, Dek?"
Yenara sukses jejeritan didalam gelungan bantal. Hati gak karuan, padahal cuma ditanyain keadaan. Gimana nanti ditanya, Will You Marry Me?
Melencos jadi abu kali, ah.
"A-anu.... Lagi diem aja, Kak."
"Hmm," Jaewon menggumam. Suara gemeresek memasuki indera pendengaran, Yenara masih bungkam. "ㅡDek, besok berangkat bareng, mau?"
"Ngg... Gak tau, Kak. Biasanya aku bareng Samuel. Aku fikir-fikir dulu, Kak."
Jaewon terkekeh. "Oke. Btw, kamu gak capek lari terus?"
"Capek? Aku gak ngapa-ngapain loh, Kak. Gak lari-larian jugaㅡhahaha."
"Lah? Terus ngapain ini lari-larian difikiran aku?"
AMBYAR YENARA AMBYAR.
"Oh ya, aku mau minta izin.
Yenara mengerut, bingung. Ini Jaewon minta izin mau ngapain? Kalau mau izinㅡekhem, jangan dulu lah ya🌚.