Bab 4 - Plester

10 3 0
                                    


“Lo pergi duluan aja sama mereka, gue ada urusan”kata Elita pada Nicole. Nicole hanya mengangguk paham,

“Kalo mau nitip, nitip aja, entar gue beliin”

“roti aja deh kalo gitu”kata Elita.

“Lo nggak ikut istirahat bareng kita lagi?”tanya Yumi tiba-tiba, dia sudah berdiri di depan kelas Elita bersama dengan Aisha.

“Sorry ya guys, ada yang mesti gue urus, entar deh kalo urusannya udah selesai gue ceritain”kata Elita berjanji.

“Oke deh, bay bay”

“Bay!”

Elita langsung pergi saat Nicole, Yumi, dan Aisha mulai pergi meninggalkannya. Satu hal yang terlintas di pikirannya adalah, dia akan pergi menemui Riski untuk memastikan rencana mereka. Hari ini, dari jam pertama sampai istirahat pertama Elita sama sekali belum melihat Rifki di kelas, jadi dia tak begitu tahu bagimana reaksi cowok itu. Ingat, Elita dan Rifki memang sekelas, tapi Rifki kan rajanya organisasi. Lagi pula sebentar lagi pemilihan ketua osis, dan kabarnya Rifki bakal mencalonkan diri.

Elita berlari menuju kelas XI IIS 3, kelasnya Riski. Ketika dia sampai di sana, seorang cowok jangkung dengan kulit kecokelatan muncul. Dia adalah Andoni, salah satu cowok nakal yang sering bersama Riski.

“misi”kata Elita, “Riskinya ada?”

“bukannya Rifki sekelas sama lo ya?”tanya Andoni heran.

Elita mendengus sabar, “Riski, S, bukan Rifki, F”

“Oh, dia ada di dalem”kata Andoni, cowok itu berbalik, menatap ke dalam kelasnya, “KI! ADA YANG NYARIIN NIH! CEWEK!”

Beberapa saat kemudian, Riski muncul dari dalam kelas, garis-garis aneh di wajahnya menunjukkan bahwa dia baru saja bangun tidur.

“Oh, elo”kata Riski, dia menguap lebar. “ada apa?”

“Ehm..” Elita menatap Riski, kemudian menatap Andoni yang tengah menatap mereka dengan penasaran. Paham akan maksud Elita, cowok itu langsung menatap Andoni dengan malas, “Pergi sana lo”

“kalo mau ngomong, ngomong aja kali”kata Andoni tersinggung, dia pergi, berjalan menjauh meninggalkan Riski dan Elita.

“Tuh, dia udah pergi”

“Makasih”kata Elita seraya tersenyum manis. “Nah, ada yang pengin gue omongin sama lo”

“Di sini?”

“Nggak lama juga kok, cuma bentar”kata Elita, dia menoleh, memastikan bahwa situasinya aman. “Gue udah ngelaksanain rencana pertama, jadi, rencana selanjutnya apa?”

“Iya, gue udah tau”kata Riski, kantuknya sedikit menghilang sekarang. Cowok itu berjalan ke arah pagar pembatas, kemudian duduk di atasnya dengan santai. Kalo Elita sih ngeri, jadi dia lebih milih buat berdiri di samping cowok itu aja.

“rencana selanjutnya gampang kok”kata Riski,
“apa?”

“Manfaatin kelemahan Rifki”

“Manfaatin kelemahan dia?”tanya Elita heran, “tapi.. gue juga nggak ngerti kelemahan dia apa”

“dasar bego”ejek Riski, “kelemahan dia tuh cewek yang sikapnya manis, coba deh lo sikapnya kayak gitu ke dia, pasti deh lama-lama dia bakalan ilfeel” Riski menunduk, menatap sosok familiar di bawah sana yang sedang berjalan dengan segerombol orang. Tiba-tiba dia menarik pundak Elita agar lebih dekat dengannya, “Liat tuh!”

Elita melihat ke bawah sana, di sana, tampak Rifki yang sedang berjalan dengan beberapa anak, mereka terlihat sibuk dan terburu-buru. Sepertinya mereka akan mengadakan rapat OSIS, tapi mendadak langkah mereka terhenti karena seorang cewek tiba-tiba mendekat, dia memberikan sesuatu pada Rifki yang langsung diterima oleh cowok itu, begitu si cewek pergi, Elita melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Rifki melempar kotak yang diberikan si cewek pada seorang cowok yang lewat.

As IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang