Bab 9 - Pernyataan

12 3 0
                                    

"lo kenapa bro?"tanya Andoni saat matanya tanpa sengaja menatap Riski yang terus menerus melamun.

Riski membuang puntung rokoknya ke sembarang tempat, kala itu mereka berada di area dekat toilet yang rusak di sekolah, jadi jarang banget ada guru atau murid yang berlalu lalang di sana.

Riski menoleh, menatap Andoni dengan tatapan yang tak dapat didefinisikan sendiri oleh Andoni.

"Lo kenapa sih? Ngeri gue jadinya"

"Elita"

"Hah?"

"Elita"ulang Riski, "gu-gue suka sama Elita"

Mata Andoni membulat lebar, "serius lo?!"

"Eh?"

Riski menggaruk tengkuknya, seperti orang linglung, dia menyalakan sebatang rokok dan mulai menghisapnya lagi.

"Lo serius?"

"Apa?"

"Lo serius suka Elita?"

"Kapan gue bilang gitu?"tanya Riski heran, Andoni mengusap wajahnya kasar, dia menatap Riski dengan geram.

"Nyet, nggak usah pura-pura deh"

"Pura-pura gimana, njing?"tanya Riski geram,

"Lo tadi bilang kalo lo suka Elita, gak usah sok pikun deh lo!"

"Bangkrek, gue nggak ngomong gitu"sanggah Riski,

Andoni tertawa pendek, "Aneh lo njing, lo kira gue bego? Ngaku aja deh, lo suka Elita, kan? Gue denger lo ngomong gitu kok tadi"

"Terserah lo aja nyet, gue lagi nggak mood banget nih"

"Berarti bener kalo lo suka Elita"

"Bodo amat Nyet, bodo amat"kata Riski jengkel, dia kembali membuang rokoknya ke sembarang tempat, padahal dia sama sekali belum menghabiskannya.

Melihat hal itu, Andoni merasa sangat yakin dengan apa yang ia pikirkan, pasti Riski benar-benar menyukai Elita. Jika tidak, kenapa dia bersikap aneh hari ini? Apalagi dengan ucapannya barusan.

Andoni mengerti. Cowok itu bangkit berdiri sembari memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Niatnya pengin terlihat cool.

"Suka sama dia itu nggak salah kok, lo juga nggak bisa ngatur kan sama siapa lo harus jatuh cinta? Tapi gue rasa, memperjuangkan dia buat orang lain yang dia sendiri juga nggak suka, itu gak masuk akal"

Setelah mengatakan hal itu -yang diam-diam terdengar konyol di telinga Riski- Andoni langsung pergi begitu saja, meninggalkan Riski yang nyaris tertawa karena perkataannya.

*

"Ta, lo kenapa sih?"tanya Aisa kesal, dia sedang mengajak Elita berbicara saat itu, tapi sepertinya yang diajak berbicara adalah patung.

"Iya, lo kenapa sih? Mensu gitu"kata Yumi, "lagi banyak utang ya lo?"

"Iya"jawab Elita sekenanya,

Aisa, Yumi, dan Nicole membulatkan mata mereka dengan tak percaya. Elita punya utang?

"Kapan? Dimana? Berapa? Sama siapa? Karena apa?"tanya Aisa heboh.

"Waktu itu, di area sekolah, 100%, sama Riski, karena gue suka sama dia"jawab Elita lancar, seakan dia memang sudah menghapalkan kalimat itu sebelumnya.

Mata ketiga temannya sukses membulatkan lagi, mereka.. terkejut, sudah pasti, bahkan lebih dari itu, mungkin shock.

"Elita!" Nicole yang pertama kali bersuara, dia menatap Elita dengan tak percaya, "lo serius?"

As IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang