Bab 10 - Kenapa?

14 2 0
                                    

"lo salah kalo harus nyatain perasaan elo ke Elita, Ki"kata Riski pada dirinya sendiri,

*

Sebenarnya, ada apa dengan Riski? Kemarin setelah Elita mengungkapkan perasaannya pada cowok itu, jujur saja dia merasa lega. Elita senang dengan apa yang Riski ucapkan, benar-benar sangat senang malah.

Tapi, kenapa Riski malah meninggalkannya, tanpa mengucapkan kalimat penjelas yang pasti bagi Elita?

Elita jadi bingung sendiri, jika Riski sayang, kenapa dia pergi? Kenapa tak mengatakan kejelasan hubungan mereka?

Mungkin kalimat seperti "kita jadian" atau "tunggu sampe rencana kita berhasil," dapat membuat perasaan Elita tenang. Tak seperti sekarang ini, Elita merasa janggal dengan Riski. Dia seperti merasa.. digantung?

Ah, rasanya benar-benar menyebalkan. Elita bahkan tak tahu kejelasan hubungan mereka saat ini, apakah mereka masih satu tim, atau mungkin..

"ELITA!!"

Nicole, teman sebangku Elita mendadak muncul sembari berteriak, tentu saja hal itu membuat Elita kaget.

"Apaan sih?!"tanya Elita jengkel.

"Breaking news in the news news!" Aisa mendadak muncul di belakang Nicole. Wajahnya memerah dengan napas yang tersengal-sengal.

"Apaan sih?"tanya Elita,

"Itu.. gebetan lo!"

"Riski?"kata Elita langsung, toh gebetannya kan memang Riski.

Nicole dan Aisa mengangguk,

"Kenapa sama Riski?"tanya Elita,

Nicole jadi ragu untuk mengungkapkan, tapi Aisa yang ceplas-ceplos langsung tanpa pikir panjang mengugkapkan apa yang baru saja ia lihat.

"Gebetan lo punya cewek baru, Ta!"teriak Aisa heboh, "anak kuliahan, mirip cabe!!"

Deg.

Jantung Elita bergemuruh sangat cepat saat Nicole mengangguk, menyetujui ucapan Aisa.

"Gue liat sendiri, Ta! Mereka berangkat bareng naek mobil!"

"Jangan ngaco lo berdua!"sentak Elita tiba-tiba, "mana mungkin Riski kek gitu!"

"Liat aja sendiri nih!" Aisa menyodorkan handphonenya, tepat ke wajah Elita. Dengan gugup Elita meraihnya, matanya membelalak saat melihat sebuah sedan merah berada di depan sekolah. Di depan sedan itu ada Riski, yang sedang mengelus puncak kepala seorang cewek yang sangat jelas merupakan anak kuliahan.

"Mungkin aja dia soda.."

"Nggak mungkin Ta"sela Nicole cepat, "dia nggak mungkin sodaranya Riski, orang gue denger mereka pake sayang-sayangan!"

"Kalo nggak percaya ayo!"

Aisa menarik Elita keluar kelas, langkah mereka sangat cepat untuk sampai di titik yang dapat mereka gunakan untuk melihat kejadian yang tak Elita harapkan.

Saat mereka tiba di tempat yang pas, yang menghadap langsung ke halaman luar, mendadak apa yang Elita lihat di ponsel terpatri dengan jelas di hadapannya.

Dia melihat Riski, yang sedang bercanda ria dengan seorang cewek kuliahan mirip cabe di depan sekolah. Mereka tampak sangat akrab, bahkan beberapa kali si cewek sempat mencubit pipi Riski dengan gemas.

Elita benar-benar tak mempercayai apa yang terjadi, tapi setelah si cewek mencium pipi Riski sebelum dia pergi, hal itu nyatanya langsung menghancurkan hati Elita.

Elita menggigit bibirnya, berusaha menahan air matanya keluar.
"Brengsek banget kan dia, Ta. Udah jelas kalo dia itu ngejebak el.. Elita!"

Elita tak mendengarkan lagi apa yang dikatakan Aisa. Gadis itu langsung pergi begitu saja, menuju kelasnya dengan sakit hati.

As IfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang