"Elita, maaf yah gue nggak bisa nganter lo pulang"kata Rifki tiba-tiba, "gue harus kumpul osis"
"Ya bagus dong, dengan begitu gue nggak harus pulang bareng lo"
Rifki mengusap puncak kepala Elita, yang dianggap Elita sebagai tindakan yang cukup lancang. Cewek itu menepiskan tangan Rifki dengan kasar.
"Apaan sih pegang-pegang"kata Elita jengkel,
"Nggak papa, gue cuma sayang aja sama elo"
Wajah Elita memerah. Cewek itu memalingkan mukanya yang terasa panas. Sial, kenapa dia jadi malu gini mendengar ucapan Rifki tadi?
"Nggak lucu"
"Gue juga nggak bercanda kok"kata Rifki, yang sontak membuat wajah Elita semakin memerah. "Ya udah, gue pergi dulu ya"
"Nggak usah balik juga sana"kata Elita ketus.
Setelah Rifki pergi, Elita buru-buru menata buku-bukunya, memasukannya dengan rapi.
Di sisi lain, Riski yang tengah bermain Mobile Legend di ponselnya mendadak mendapatkan pesan singkat via Line dari Rifki. Isinya sangat singkat.
Rifkialdrian : anterin Elita pulang, please.
Riski langsung mematikan ponselnya, tak peduli dengan kemenangan di depan mata yang hampir ia raih. Dengan segera dia mengambil tasnya yang kosong, kemudian berjalan santai menuju kelas Elita. Saat dia sampai di sana, dia melihat cewek itu baru saja membereskan buku-bukunya.
"Riski"panggil Elita kaget, "kok lo di sini?"
"Gue mau nganterin lo pulang"
"Gue? Kenapa?"tanya Elita seraya mendekat. Riski menunjukan pesan singkat dari Rifki pada Elita, yang seketika langsung membuat Elita mendengus.
"Cih, gue bisa pulang sendiri kok"
"Naik apa?"
"Naik grab"
"Jangan"cegah Riski, "lo nggak bisa naik grab"
"Kenapa?"
"Takutnya diculik sama om-om genit"
"Nggak mungkin"kata Elita, "gue udah jadi langganannya dia kok"
"Gak usah"kata Riski, dia menatap Elita intens. "Ngapain harus naik grab kalo ada gue?"
Speechless.
Elita memalingkan mukanya yang lagi-lagi memerah. Dasar, kakak adek sama aja tukang gombal. Cuma bedanya, kali ini gombalan Riski terasa lebih menusuk hatinya. Entah kenapa dia jadi berdebar-debar begini.
"Yuk" Riski berjalan mendahului Elita menuju ke parkiran. Untung motor Riski berada di barisan belakang sehingga membuatnya tak perlu repot-repot untuk memundurkannya.
Riski mengambil helmnya, kemudian memberikannya pada Elita.
"Nih pake, gue nggak bawa helm double jadi pake aja"
Sembari menyalakan motor Satria nya, tiba-tiba Riski merasakan titik-titik basah yang membasahi kulitnya. Dia mendongak, menatap langit kelabu di atasnya.
"Mau hujan kayaknya"gumamnya pelan.
Cowok itu buru-buru melepaskan jaketnya, kemudian memakaikannya pada Elita-yang tengah kesulitan memakai helm.
"Gimana sih?"tanya Riski geli, "Lo nggak bisa make helm?"
"Ininya susah"kata Elita, Riski menyampirkan jaketnya di bahu Elita sebelum akhirnya dia membantu memakaikan helmnya di kepala Elita.
KAMU SEDANG MEMBACA
As If
Teen FictionDi jodohkan dengan orang yang kau benci? Terdengar klise memang. Hal itulah yang dialami Elita Kenward, seorang remaja kelas 11 yang dipaksa bertunangan dengan Rifki Aldrian, teman sekelasnya sendiri. Di sisi lain, Riski Aldrian, berandalan kelas se...