Untuk Ayahku

71 6 0
                                    

Aku sangat populer dikalangan orang baik di lingkunganku atau pun di sekolah. Orang orang cukup mengenalku. Aku tampan dan bisa di bilang cerdas. Rehan Putra. Itu nama ku. Kalian bisa panggil aku Rehan. Aku tinggal di keluarga di bilang cukup mampu. Ayah ku seorang tentara,ibuku seorang pegawai kantor. Nama ayah ku yaitu Gunawan Adi Putra sedangka ibuku  Rani safitri. Ayahku sering pindah tugas sehingga aku terpaksa tinggal di jakarta. Aku mempunyai saudara perempuan yang kini baru tamat SMP. Ia Yuni antari. Saudara perempuanku.

"Ma aku kangen ayah maa, kapan maa ayah pulang dari tugasnya?" Aku yang mengunyah makanan di meja makan.

"Sabar nak ayahmu akan pulang nanti." Ibu kala itu yang menyiapkan makan pagi untuk aku dan Yuni.

Ayahku sudah lama bertugas di irian jaya dan belum ada kabar dari 2 tahun yang lalu.

"Maa Rehan berangkat maa." Aku mengambil tasku. Kutaruh tasku itu di pundakku. Aku berjalan keluar dan menaiki mobil hitam.

Sesampai di sekolah bunyi pun berbunyi. Memulai pembelaharan. Saat itu pelajaran yang paling menyebalkan bagiku. Yaitu pelajaran fisika yang sangat pengusaras pikikiran dan tenaga. Di tengah pembelajaran itu tanpa sengaja aku terdiam dan termenung. Pikiranku hanya tertuju pada ayahku yang tidak mendapat kabar dari 2 tahun yang lalu.

"Kamu Rehan kenapa kamu bengong." Kata seorang guru fisika yang membalikkaan badannya dan melihat ke arah ku.

"Ahhh tidak pak saya hanya sedikit ngantuk." Kata ku sambil nengusap mataku.

"Lain kali kalo ngantuk itu cuci muka biar seger." Kata guru itu yang membalikkan badan nya ke arah papan.

Bel istirhat berbunyi
Siswa berhamburan ke kantin untum sarapan pagi.

"Rey ayo ke kantin." Kata seseorang yang merupakan teman SMP. Adi Purno.

"Ga ahh,aku mau ke perpus disana lebih nyaman." Kata aku. Yang bergegas langsung ke perpus.

Disana aku meja yg masih kosong. Kuambil catatan kecil yang ada di sakuku. Lalu aku menulis sebuah surat.

Dear:
Ayah
  
    Ayah aku kangen. Aku rindu ayah. Kapan ayah pulang ?. Anakmu ini menanti kedatanganmu,ayah. Aku kangen ketika bermain dan jalan sama ayah. Ayah aku ingin ketemu ayah.

From:
Rehan.

Aku hanya bisa menulis apa yang ada di otakku saja. Dan mengutarakanya di secarik kertas yang tidak ada gunanya. Aku berencana mengirim surat itu tapi aku mengurungkan niatku karena rasa tidak mungkin surat ini sampai ke irian jaya.

Bel berbunyi semua siswa pulang

Akupun pulang kerumah dengan menaiki mobil hitam ku. Sebelum aku pulang aku mengunjungi tempat yang sering ayah kunjungi untuk nenangin diri. Yaitu sebuah taman kota. Aku disana mengingat saat-saat bermain bersama ayah. Aku sebagai orang laki-laki tidak boleh menangis. Aku segera pulang,
dan aku udah mencoba mengirim pesan ataupun menelfonnya tapi hasilnya nihil tidak ada. Aku mencoba menghubungi teman ayahku tapi katanya dia beda penugasan. Dan aku tidak menyerah aku mencoba mengirim surat ke irian jaya tapi berselang 1 minggu tidak ada jawaban aku pun pasrah harus kemana lagi aku menghubung ayahku.
Ketika aku asik menyiram bunga di depan rumah, ada seseorang yang menekan bel lalu ku buka dan rupanya tukang pos.

"Selamat pagi, ini ada surat untuk anda." Kata tukang pos itu yang mengambil sebuah surat di dalam sebuah tas.

"Dari siapa ya pak?" Tanya aku ke tukang pos.

"Ini cuman ada tulisan dari ayah." Kata tukang pos itu yang menyerahkan suratnya padaku.

Kala itu hati ku senang mendengar balasan dari ayah. Aku berlari kedalam rumah untuk memberitahu ibuku.

"Maa Rehan dapet surat balasan dari ayah Ma." Kata aku dengan senang.

"Ohh yaa, akhirnya kita dapet kabar dari ayah nak." Kata ibuku yang terharu mendengar surat dari suaminya.

"Yaa maa akhirnya, aku buka ya maa suratnya." Kata ku duduk disofa yang ditemani secangkir teh yang disiapkan oleh bibi. Aku pun membuka surat dari ayah

Dear:
Keluargaku

Aku kangen sama kamu nak, maaf kan ayah tidak berkabar soalnya hp ayah hilang diperjalanan terpaksa ayah beli lagi tapi sayangnya nomor rumahmu tidak hafal.

Ayah pengen meminjam hp dari teman ayah tapi ayah sibuk,maffkan ayah nak membuat keluarga khawatir. Ayah janji,ayah akan pulang ke kampung. Ayah akan memberikan nomor hp ayah di belik halaman ini.

From:
Ayah

Saatku membaca surat dari ayah,aku terharu mendengar kabar dari ayah bahwa ayah baik-baik saja disana. Setelah aku membaca aku segera membalik kan suratku dan mencatat nomor yang di berikan oleh ayah. Aku pun menelfon ayah.

"Ayah aku kangen ya." Aku yang saat itu terharu dan tak bisa membendung kesedihan ku.

"Ya nak ayah kangen kamu dan ibu nak, ayah janji setelah bulan ini ayah akan pulang." Suara ayah yang jauh dari sana.

"Ya ayah, cepet pulang yang Rehan rindu." Aku mengusap air mataku dan menutup telfon dari ayah.

Hari-hari telah terlewati aku menunggu kedatangan ayahku di bandara. Aku pun tak sabara menyalami ayah untuk pertama kali ketika aku menginjak dewasa.

"Ehh ma itu ayah." Aku bersorak gembira dan senang.

"Ayahhh aku kangen." Aku pun memeluk pundak ayah dengan erat.

"Iya nak ayah kangen sama kamu, kamu sudah besar sekarang ya nak." Kata ayah yang melepas pelukannya dariku.

"Maafkan ayah ya, ayah membuat kalian jadi khawatir." Kata ayah dengan senyum bahagia.

"Yaa ayah, lain kali ayah ngasih kabar dulu biar tidak khawatir keluarga." Aku yang membawa barang-barang ayah.

"Rani bagaimana kabarmu?" Tanya ayahku menoleh ke arah ibuku." Baik yah." Kata ibu ku dengan malu-malu.
Kami pun pulang sekeluarga dengan wajah ceria dan senang. Akhirnya aku bisa berkumpul lagi dengan keluargaku.

* * *

Senin, 25 Juni 2018

YuliaSetiawati3

Antologi Cerpen - Orang TerkasihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang