blind-2

20 4 0
                                    

Seperti biasanya, setiap pagi selalu ada omelan ibu yang memanggil nama ku dan membangunkan aku dan adek-adek ku.

"Bella, bangun!" teriak ibu.

Terikan ibu pun membuat aku terkejut dan langsung pergi meninggalkan tempat tidur ku.

"Iya bu, ini udah bangun kok." ucap bella.

"Cepat siap-siap, terus sarapan, ini udah ibu buatkan nasi goreng." teriak ibu.

"Siap bos." ucap bell.

Setelah mandi dan memakai seragam,aku pun keluar kamar menuju meja makan, disana sudah ada ayah,ibu dan adek-adek ku yang nakal nya minta ampun. Ibu sibuk membantu adek-adek bersiap untuk sekolah, sedangkan ayah dengan santainya minum kopi sambil baca koran.

"Makan situ bel, itu nasi nya udah ibu siapin." ucap ibu.

"Iya bu." jawab bella.

"Bu , nanti aku pulang nya sore kayaknya bu, soalnya di sekolah ada kegiatan menjelang 17 agustus bu." ucap bella.

"Iya, hati-hati aja ya, jangan lupa makan siang." ucap ibu.

"Siap bu." ucap bella.

Setelah makan aku pun pergi meninggalkan meja makan dan berpamitan dengan orang tua ku.

"Assalamualaikum, Pergi dulu Bu,yah." ucap bella.

"Waalaikumsalam." ucap ibu.

Aku pun mengendarai sepeda motor ,dan pergi menuju sekolah, sesampainya di sekolah,aku mencari tempat parkir yang sudah penuh oleh motor siswa, sambil melihat-lihat aku menemukan ada tempat kosong dan pas untuk motor aku, aku pun memakirkan motor aku disana, dan ternyata di sebelah motor aku ternyata itu motornya Radit!

"Wah kebetulan banget aku parkirnya disini." batin bella.

Dari parkiran aku melewati kelas silvani lalu menuju kelas aku. Disana sudah ada salwa yang sedang duduk diam di kursinya.

"Hai sal, cepat banget kamu datangnya." ucap bella.

"Bukan aku yang kecepatan,tapi kamu yang kelamaan." ucap salwa.

"Haha iya juga ya, malas cepat-cepat nanti sendirian di kelas nya." ucap bella.

"Kring..."

Bel pun berbunyi, murid-murid pergi ke lapangan untuk upacara ,aku dan salwa pun juga pergi menuju lapangan. Sambil mengobrol kami pun berjalan, dan melewati kelas silvani, lalu aku ajak aja dia untuk sama-sama ke lapangan.

"Van, ke lapangan bareng yuk." ucap bella.

"iya bell, tunggu." ucap silvani.

Sambil berjalan menuju lapangan, kami mengobrol, dan aku tidak melihat ada batu di depan aku.

Aduh!

Tiba-tiba aku sudah terjatuh ke tanah dan rok aku kotor, dan yang lebih parah nya lagi di sana ramai, aku malu banget di liatin dan di ketawain sama mereka.

"Kamu kenapa bell, nangkap kodok?" ucap fahri.

"Diam fahri! Teman jatuh bukannya di bantu malah di ketawain." ucap bella kesal

"Kamu nggak papa bell?" tanya silvani dan salwa.

"Sakit tau, dan lebih parahnya malu!" ucap bella.

"Hobi kok nangkap kodok bell, pantasan kamu mirip kodok bell." canda fahri.

"Awas ya kamu fahri!" teriak bella

Aku pun berdiri mengejar fahri, ingin rasanya aku jewer tu telingganya sampai merah, dan aku masukin kedalam got. Sayangnya, aku nggak berhasil mengejar tu cowok nyebelin!

Dengan rok yang kotor,dan kaki yang sakit, aku pun terus bergumam memarahi fahri yang tadi menertawakan aku, kaki ku tak henti-henti nya aku hentakan ke tanah,sambil memegang topi.

"Bel."

"..."

"Bel." panggil salwa lagi.

"..."

"Hoi ,BELLA TJANDRA DEWI." teriak salwa.

"Apa?!"

"Kamu ini, aku panggil dari tadi nggak di jawab." ucap salwa.

Sambil mengenggam topi dengan rasa kesal, bella pun masih bergumam kesal terhadap fahri, dengan raut muka kesal.

"Aku tu kesal banget sama fahri, rasanya ingin aku jewer tu telingganya sampai merah kayak kepiting rebus." ucap bella.

"Haha ,kamu ini bel ,jangan kesal-kesal gitu ah, nanti kamu suka lo sama fahri." canda salwa.

"Suka apaan, suka pengen nabok iya!" ucap bella

"Ehhh, ciee bella." ucap salwa.

"Apaan sih sal, mulai deh kamu." ucap bella sambil kesal.

Barisan kelas aku dan kelas fahri hanya di batasi oleh satu barisan kelas lain, aku melihat fahri dengan tatapan kesal, dan fahri juga menatap aku dengan muka mengesalkan itu, ia mengeluarkan tangan dari saku celana nya dan jari jempol yang mengarah ke bawah dan lidah yang menjulur meledeki aku.

"Awas aja kamu fahri kalau ketemu aku bikin kamu jadi adonan kue" batin bella.

Upacara pun telah selesai , aku dan salwa bergegas menuju kelas, sambil berjalan aku tundukan kepala ku, karena kejadian tadi membuat aku sangat malu rasanya, ditambah lagi fahri yang sangat usil itu.

Untungnya mood aku sewaktu di kelas sudah kembali bagus lagi, kelas kami kosong di karenakan guru yang seharusnya mengajar di kelas kami tidak bisa hadir, ketika kelas tidak ada guru, kelas kami pun seperti pasar yang kelewat ramai nya, ada yang sibuk menonton drama korea, ada yang mengambar di papan tulis, ada yang sibuk dengan ponselnya, ada juga yang hobi nya melemparkan kertas yang sudah di gulung-gulung kecil ke arah kursi aku dan salwa.

Aduh!!

"Apaan sih ini, sakit tau!" teriak salwa.

Seperti yang aku duga, itu pasti kerjaannya ryhan. Ya, ryhan paling suka ngelempar kertas, suka meminta bekalnya salwa, nggak heran kalau dia sangat usil sama salwa.

Salwa melirik ke belakang untuk mencari tau siapa yang melemparinya, dan dengan muka polosnya, ryhan seperti tidak terjadi apa-apa setelah melemparkan kertas itu ke salwa.

"Awas aja ya kalau sampai aku tau siapa pelakunya!" ucap salwa dengan raut muka kesal.

"Sensi amat sal, lagi PMS ya haha?" ucap bella.

Setelah mendengar ucapan salwa, bukannya ryhan berhenti jahil terhadap salwa, malahan ryhan lebih sering melempari salwa terus menerus secara diam-diam.

Arghhh!

Salwa langsung menghadap ke belakang untuk mencari tau siapa yang meleparinya kertas, akan tetapi ryhan dengan berpura-pura memainkan ponselnya. Akhirnya salwa membuat rencana.

"Bell, gimana kalau kita gunakan kaca ini untuk melihat siapa yang melempar kertas -kertas ini."bisik salwa.

"Okedeh sal, aku ngikut aja haha." ucap bella.

Salwa mengatur posisi kaca agar dapat melihat siapa yang melemparinya, dan ketika salwa ingin melihat kaca, ternyata benar itu ryhan, ia baru saja ingin melemparkan kertas kecil itu lagi kearah salwa, akan tetapi sudah ketahuan oleh salwa.

"Ohhh, kamu ya ryhan!" lirik salwa dengan tatapan mematikan.

Ahahahhaha...

Suara tawa ryhan terdengar jelas,dan itu membuat salwa tambah kesal dengan rehan.

"Jangan jutek gitu deh sal, nanti suka lo." ledek bella.

"Apaan sih bell, ledekin aja terus" ucap salwa.

Dengan keadaan yang sangat ramai seperti di pasar. Ketua kelas berjalan menuju ke arah papan tulis. Ketua kelas ingin merencanakan dan mendiskusikan dekorasi kelas yang akan di lombakan sewaktu 17 agustus nanti. Kami pun berdisikusi mengenai warna cat kelas, dekor, dan peralatan yang mendukung. Walaupun terbilang belum mengenal teman sekelas secara keseluruhan, akan tetapi kami sudah mulai kompak dan semua berpartisipasi.





BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang