Blind-11

21 1 0
                                    

Pertandingan liga sepak bola tim kami pun masih berlanjut hingga seleksi babak final, otomatis silvani dan bella masih dalam mendukung tim yang sama, ini adalah hari kamis, pertandingan untuk seleksi masuk ke babak final, pertandingan akan di lakukan ketika pulang sekolah, jadi siswa tidak meninggalkan jam pelajaran untuk perlombaan melainkan di lakukan ketika pulang sekolah. Bella menjemput silvani untuk menonton pertandingan liga tersebut dan sangat antusias karena bella ingin menonton pertandingan bola yang di mainkan oleh radit. Dengan menggunakan sweater berwarna marron dan celana jeans bella berpenampilan casual seperti biasanya. Segera bella pergi kerumah silvani untuk mengajak silvani menonton pertandingan itu. Awalnya silvani tidak mau menonton pertandingan bola, tetapi bella terus meminta silvani untuk menemaninya dan hal hasil silvani setuju untuk mememani bella. Karena jarak antara rumah silvani dan stadion olahraga lumayan jauh dan cuaca saat itu sedikit gerimis, tetapi bella tetap ingin melihat pertandingan bola. Dengan mencoba tetap melewati gerimis itu, Bella dan silvani menuju stadion olahraga saat itu, walaupun hanya gerimis tetapi baju yang di kenakan mereka pun terlihat basah, tetapi lagi-lagi bella tidak memperdulikan itu.

Bella dan silvani duduk di pinggiran lapangan yang telah ada tempat duduk untuk penonton di sana, bella dan silvani mencari tempat yang strategis agar dapat melihat pertandingan, terutama Radit!. Tampak dari kejauhan radit sedang mengoper bola ke timnya, bella hanya terpaku dengan satu arah yaitu radit. Dengan bersorak mendukung tim, kami pun bersenang-senang disana. Tidak terasa pertandingan sudah mencetak gol 2-1 pertandingan di menangkan oleh tim BM . Ya, itu adalah tim kami!
Kami sangat bergembira dengan perolehan skor tersebut, semua tim pendukung turun kelapangan untuk bergembira disana, tim BM lolos untuk babak final!. Dengan rasa senang dan bahagia kami mengucapkan selamat kepada semua pemain tim BM. Karena pertandingan selesai, banyak dari mereka yang ingin berfoto dengan pemain tim, terutama bella. Silvani dan bella duduk di pinggir lapangan saat itu, tidak lama kemudian radit menghampiri bella dan silvani dengan napas yang masih tersendak-sendak akibat permainan bola tadi. Dengan tersenyum menghampiri bella dan silvani

"hai, kalian disini?"

Ia langsung duduk di hadapan bella dan silvani saat itu, bella tidak tau harus berbuat apa, padahal bella dan radit sudah akrab lewat ponsel tapi ketika bertemu langsung, masih ada rasa canggung menghampiri.
"A-ah i-ya dit, oh iya selamat ya." dengan rasa canggungnya bella mengulurkan tangannya untuk memberikan selamat.

"Makasih bell, oh iya kita nggak berfoto gitu? Seperti yang lain?" kalimat kedua terucap dari mulut radit, sontak bella merasa malu mendengar hal tersebut, akan tetapi tidak dengan silvani, silvani dengan santai nya dia bilang "ayoo, sini aku yang fotoin." silvani berdiri dan mengeluarkan ponselnya untuk mengambil gambar radit dan bella. Bella hanya bergumam di dalam hati, betapa senangnya ia ketika silvani dengan sigap nya memahami perasaan bella saat itu. Radit telah berdiri di antara tiang pembatas yang ada di kursi penonton dan mengajak bella untuk menghampirinya. "Ayo bell, kita foto". Bella menghampiri radit dan berdiri di samping radit saat itu. Ada banyak foto yang di ambil oleh silvani saat itu, perasaan bella tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, ekspresi wajahnya sudah menggambarkan perasaaan nya saat itu. Tanpa mereka sadari, teman-teman yang lain mulai membicarakan mereka, karena gosip antara bella dan radit sudah menyebar luas sehingga ketika kami berfoto bersama mereka mulai mengeluarkan kata-kata "cieee" lalu tersenyum dan berbisik satu sama lain. Dari kemarin bella hanya melihat pemandangan seperti itu saja, bella mulai merasa bosan dengan semua ini.

Lalu radit juga mengajak silvani untuk berfoto bersama, bella pun mengambil ponsel yang ada di tangan silvani untuk bergantian mengambil foto. Dan teman-teman yang lainnya pun masih melanjutkan gosip mereka, bahkan silvani ikut terlibat. Kalimat yang terucap pun keluar dari salah satu mulut mereka.
"Eh dit, lo itu dekatnya sama bella terus silvani juga gitu?" kalimat tersebut berhasil membuat kami bertiga terdiam dan memandangi mereka. Radit, bella, silvani tidak menyangka mereka mengatakan hal tersebut, gosip yang ada sudah parah adanya. Mereka membuat kami tidak nyaman mendengarnya. Bella dan silvani pun pergi meninggalkan mereka dan bergegas pergi ke parkiran, dan radit menyusul di belakang mereka, karena motor bella saat itu tidak bisa di hidupkan dan bella kebinggungan bagaimana menghidupkan motor tersebut, lalu radit melihat bella yang sedang kebinggungan dan menghampirinya dan mencoba menghidupkan motor tersebut, ternyata motor bella kehabisan aki motor, dan radit mencoba untuk mengengkol motor agat dapat hidup kembali.

Bukannya ingin menghidupkan, radit malah kebinggungan kenapa motor nya tidak bisa di hidupkan padahal sudah beberapa kali di engkol, ternyata radit melakukan kesalahan yang sontak membuat orang yang melihatnya tertawa.
"Eh dit, gimana mau hidup coba, kunci motornya aja nggak kamu hidupi." dengan tertawa kecil bella mencoba memberi tau radit mengenai hal itu. Ekspresi muka radit pun terlihat malu, dan suara orang yang berkumpul di depan motor bella pun terdengar memanggil.
"Jangan segitu grogi nya kali dit, sampai lupa kalo kuncinya belum di putar." ternyata itu adalah suara ryhan teman sekelas bella. Mereka tertawa dan mencoba meledeki radit saat itu, karena mereka juga ikut termakan oleh namanya gosip. Karena motor bella sudah berhasil di nyalakan oleh radit, Bella dan silvani pun pergi dari stadion tersebut. Meninggalkan radit dan teman-temannya, entah apa yang mereka omongkan setelah bella dan silvani meninggalkan stadion itu. Karena sudah terlalu sore bella bergegas mengatarkan silvani pulang, lalu pulang kerumah.

Sesampainya dirumah bella masuk ke kamar dan membersihkan dirinya di kamar mandi, lalu setelah itu bella merebahkan tubuhnya ke tempat tidur karena merasa sangat lelah.

"LINE..."

suara notifikasi line berbunyi di ponselnya bella, bella langsung membuka ponselnya untuk melihat siapa yang menghubunginya, ternyata itu adalah radit. Radit memberi pesan "bell, silvani ada cerita nggak sama kamu, kenapa dia keluar dari grub kelas?". Bella heran membaca pesan dari radit, kenapa tiba-tiba radit menanyakan hal tersebut. Bella membalas pesan dari radit. "Nggak tuh dit, emangnya kenapa?". Pesan dari bella langsung terbaca oleh radit, tampaknya radit tidak meninggalkan ruang obrolan dengan bella sehingga pesan bella langsung terbaca olehnya. Tidak ada balasan dari radit tetapi, radit langsung menelpon bella dengan line, sontak membuat bella terkejut harus gimana, soalnya itu untuk pertama kalinya radit menelpon bella, mereka bukan hanya berbicara lewat pesan melainkan lewat suara sekarang!.

Bella tidak tau harus gimana dan takut untuk menjawab telpon dari radit, akan tetapi bella penasaran apa yang di inginkan oleh radit, karena bagi bella ia merasa aneh radit untuk pertama kali menelpon nya.

"Hallo."

"Hallo bell, bell aku mau nanya, kenapa ya silvani keluar dari grub line kelas."
Suara radit terdengar malam itu, membuat bella tersenyum ketika mendengar suara radit memanggil namanya. Ternyata itu semua karena gosip yang menyebar...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang