Blind -3

13 4 2
                                    

Semua teman-teman sekelas bella sibuk dengan tugas nya masing-masing. Ada yang sedang mengecat dinding, ada yang melipat kertas origami, ada yang memasang bendera. Ya, itu karena besok ada lomba 17 agustus, yang nantinya akan dilombakan kelas yang paling kreative, kami pun berlomba-lomba agar dapat memenangkan lomba tersebut. Sampai-sampai terlalu semangat nya aku, aku nggak sadar rok yang aku kenakan sudah kena cat.

"Ahhh, kok udah ada cat sih di rok aku, perasaan aku udah hati-hati deh." ucap bella.

Tanpa sadar, tangan aku sudah ada di Dinding yang masih basah karena cat yang tadi aku cat di dinding.

Sambil melihat tangan yang sudah berwarna karena cat."astaga, sial banget sih, udah rok, terus sekarang tangan, ini hari apa sih, kok aku sial banget." ucap bella dengan ekspresi kesal.

Aku pun pergi ke toilet untuk membersihkan tangan dan rok aku yang sudah berwarna karena cat.

Setelah aku ke toilet, aku sempatkan mampir ke kelas silvani untuk melihat kelas mereka. Dan aku melihat silvani yang sedang sibuk melipat kertas origami.

"Silvaniiiiiiiiiii." teriak bella.

"Astaga bel, kamu kira ini di hutan apa." ucap silvani.

"Sengaja tau, biar kamu dengar." ucap bella.

"Kamu kira aku tuli apa?, duh kenapa aku bisa punya sahabat kayak kamu ini bel, bikin tensi darah aku jadi tinggi aja." ucap silvani.

"Jangan gitu dong van, nanti kamu bakal sedih, kalau aku jauh-jauh dari kamu." ucap bella sambil tertawa kecil.

Tiba-tiba fahri datang sambil membawa lembaran bendera.

"Eh kodok, ngapain kamu kesini? Mau mata-matain kelas aku ya? Dasar nggak kreative." ucap fahri.

"Enak aja, kamu kira kamu artis apa, pakai di mata-matain segala." ucap bella sewot.

"Dasar modus, bilang aja mau ketemu aku kan." ucap fahri sambil menggoda bella.

"Ih,apaan si kamu ini fahri, baperan amat, jijik tau." ucap bella.

"Cewek mah gitu, giliran di deketin malah sok- sok ngejauh, eh pas di jauhin malah nyari-nyari." ucap fahri.

"Ngomong sana sama tembok, capek aku ngomong sama kamu, orang ternyebelin tingat dewa." ucap bella.

Aku kan kesini karena ingin melihat radit, bukan mau ketemu sama fahri. Fahri ini apa-apan lagi, kok dia semenjak ada gosip itu dia jadi mulai nyebelin dan GR nya itu loh yang langsung meningkat.

Mata ku pun tertuju ke satu arah yang ada di belakang kelas. Ya,itu karena ada radit yang sedang memperhatikan kami sedari tadi.

"Astaga, dari tadi radit memperhatikan kita van, demi apa coba, kok bisa, ya ampun." bisik bella kepada sahabatnya itu.

"Emang dari tadi kali bel, kamu nya aja yang dari tadi berantem terus sama fahri, jadinya nggak nyadar." balas silvani pada bella.

"Van, coba liat muka aku deh, merah nggak.?" Ucap bella sambil mengadap silvani.

"Nggak kok bel, cuma kamu nya aja yang melenting-lenting sepeti ikan yang ke keluar dari sungai." ucap silvani.

Aku dan silvani pun menghampiri radit dan silvani meminta radit untuk membantunya melipat origami. Kami pun duduk melingkar bertiga disana. Aku pun membantu silvani dan radit di sana, tanpa aku sadari aku meninggalkan kelas aku sendiri.

"Eh, kamu haus nggak bel, van.? Tanya radit.

"Haus!" aku dan silvani pun kompak mengucapkannya.

"Haha, ya udah aku pergi beli minum dulu ya." ucap radit.

"Oke dit, jangan lama-lama ya." ucap bella.

"Emang kenapa bel? Kayaknya kamu nggak mau jauh-jauh gitu sama radit." ledek silvani.

"Apaan sih van." ucap bella, dan langsung mengalihkan perhatian dengan melipat origami.

Dengan tersenyum dan tertawa kecil radit pun meninggalkan kami untuk membeli minuman.

Tiba-tiba sukma teman sekelas aku datang.

"Eh bel, kok kamu kesini sih? Bukannya bantuin kelas ngedekor, malah bantu kelas lain." ucap sukma.

"Hehehe, maaf deh ma, aku kelupaan. Tadi itu aku ke toilet mau bersihin rok aku yang kena cat, eh liat salwa dikelasnya, jadi aku kesini deh." ucap bella.

"Mau ketemu fahri ya kamu bel.? Ucap sukma.

"Ha?!."

Dengan muka yang super datar karena mendengar gosip itu sudah menyebar bahkan ke kelas aku.

"Nggak kok ma, apaan sih, jangan dengerin gosip ma." ucap bella.

Sukma hanya menanggapinya dengan tersenyum, dan senyumannya itu yang seakan-akan kode ketidak percayaan.

Radit pun menghampiri kami yang sedang bebincang, dengan santainya dia ikut kedalam perbincangan kami.

"Ada apaan sih? Kok kayaknya seru gitu." ucap radit.

"Nggak ada kok dit, cuma mau memastikan gosip aja." ucap sukma.

"Nih minuman nya bell, van." ucap radit.

"Makasih dit." ucap bella.

Aku, silvani, radit, pun melanjutkan dengan kerjaan yang dari tadi tertunda itu.

Keesokan harinya. Semua siswa sibuk dengan kelas nya, dan sibuk membersihkan kelas nya. Karena nanti akan diadakan penilaian untuk lomba kelas.

Guru-gurupun mulai berjalan menuju setiap kelas dengan membawa kertas penilaian ditangannya. Guru pun masuk ke kelas dan melihat serta menanyakan tema untuk setiap kelas.

Setelah beberapa menit melihat, gurupun selesai dengan penilaiannya, dan kembali ke lapangan untuk mendiskusikan hasil dari penilaian nya tadi. Pengumuman pemenang pun akan di umumkan pada hari senin saat upacara bendera. Bukan hanya lomba kelas yang diadakan, lomba tarik tambang, main bola pakai sarung pun termasuk dari program yang di adakan saat 17 agustus.

BLINDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang