Dengan keadaan yang sangat ramai di parkiran, bella masih sibuk dengan melihat-lihat tempat parkir, karena hampir tidak ada ruang untuk motornya. Lagi-lagi bella selalu parkirkan motornya di belakang, yang hampir setiap pulang sekolah selalu terakhir karena terapit oleh kendaraan orang lain. Karena banyaknya murid di sekolah bella, jadi resiko ketika datang kesiangan ya, dapat tempat parkir di belakang.
Bella masih membayangkan obrolan dia dengan radit tadi malam. Rasanya aneh, ketika bertemu langsung dan ketika mengobrol lewat ponsel. Bella berusaha untuk menghindari radit hari itu, karena bella masih merasa canggung dan malu ketika bertemu radit. Tapi itu hanya di pikirannya saja, bella masih saja menghampiri kelas radit padahal niatnya mau ngejauhin tapi malah ke kelasnya, bella memang rada gila. Tapi untungnya ketika bela ke kelas silvani ternyata tidak ada radit disana, karena jam istirahat jadi kelas silvani hampir kosong. Silvani selalu ada di kelas kecuali ketika jam solat pasti dia ke masjid. Dengan menghampiri silvani yang sedang duduk di kursinya "van, radit mana?" sambil melihat-lihat kelas yang hampir kosong itu. "Nggak tau, paling ke kantin kali." dengan cueknya silvani mengucapkan itu. Ya, silvani memang cuek, tapi memang itulah kharisma yang ada di diri silvani yang membuat cowok di Sma suka sama dia. Bella berdiri dan mengajak silvani untuk membeli es krim di kantin. Ternyata orang yang bella cari-cari dari tadi sedang makan nasi goreng yang ada di sebelah tempat es krim, otomatis kami berpapasan dan terlihat jelas senyum di wajah radit seakan menyapa. Bella pun membalas senyuman tesebut hanya sebentar karena... Ya, silvani ingin cepat-cepat ke kelas. Memang sahabat yang nggak peka tu silvani. Dengan berat hati dan langkah kaki, bella menuju kelas silvani. Dan ternyata radit mengikuti di belakang, dia sudah ada di kelas dan menghampiri meja nya. Sambil menyembunyikan sesuatu yang ada di tasnya. Terdengar suara radit yang memanggil bella.
"Bell, jadi nggak? Udah di bawain nih." terdengar suara pelan radit seakan berbisik memanggil bella, karena keadaan kelas radit saat itu masih sangat ramai. Dengan tersenyum bella menghadap radit yang tepat ada di belakang bella. "Apaan tu dit?" dengan candaan sedikit mereka saling tersenyum.
"Ya coklat yang rela di bagi-bagi lah, katanya mau, nih udah aku beli."dengan mengarahkan coklat kepada bella. Sontak itu membuat bella terkejut, padahal bella hanya bercanda meminta coklat kepada radit, tetapi radit memang membelinya, ya ampun hal tersebut membuat bella ingin loncat tinggi rasanya dan nggak mau turun lagi. Silvani juga di berikan coklat oleh radit, kami berdua dapat coklat!. Benar-benar mulai ada perubahan antara radit dan bella. Bahkan kelas radit menjadi ramai karena radit hanya memberikan coklat kepada bella dan silvani. Semua membuat gosip baru lagi! Dan kini gosipnya mulai aneh. Kalau nggak ada gosip bukan SMA namanya.Dengan tersenyum lebar bella berterima kasih sama radit dan ingin melayang-layang rasanya, intan yang melihat bella di berikan coklat pun melihat dengan rasa curiganya. Dan ingin meminta coklat yang di berikan radit tadi. "Bell, bagi dong, makan sama-sama kek." dengan tangan yang melambai memanggil bella untuk dapat menghampiri dia. "Enak aja, malas ah." tanpa sadar bella mengucapkan kata itu dengan tersenyum bahagia, seakan lupa bahwa radit ada di dalam kelas itu. Karena sadar dengan sikapnya, bella langsung keluar kelas radit karena malu. Dan menuju kelasnya dengan membawa coklat di tangannya dan tersenyum bahagia, tentu hal tersebut membuat salwa kebinggungan.
"Eh dapat coklat dari mana tu bell?" salwa langsung bertanya dan mengahadap bella. Bukannya menanggapi pertanyaan dari salwa, bella malahan tetap tersenyum dan menyembunyikan coklat tersebut. Karena kesal tidak di hiraukan, salwa lalu mencubit tangan bella."hei bella, jawab kek, senyum-senyum sendiri lagi, kamu gila ya?" dengan nada kesal salwa menanyakan hal tersebut.
"Iya sal, aku udah gilaaaa, aku mimpi kali ya sal, masa aku di kasih coklat sama radit, gila nggak tu?" bella dengan antusia menjawab pertanyaan salwa dan langsung berhadapan dengan salwa. Salwa tak kalah terkejutnya, karena sosok radit yang ia kenal selama ini, ia tidak menyangka bisa seperti itu. Sedangkan dengan salwa saja radit nggak pernah memberikan apa pun. "Seriusan kamu bell? Kok bisa sih? Aku aja nggak pernah di kasih coklat sama radit" dengan rasa penasaran seperti tidak mungkin hal itu yang ada di pikiran salwa.
"Iya beneran sal, ini buktinya. Padahal aku cuma bercanda minta sama radit tadi malam, eh tau-taunya dia beneran beli coklat ini." dengan menunjukan coklat yang di kasih oleh radit tadi.Karena radit memberikan coklat sama bella, hal tersebut menjadi perbincangan banyak siswa dan bahkan menyebar ke kelas lain, padahal hanya sebuah coklat, malah menjadi gosip yang dengan cepatnya bersebar seperti kerumunan lalat. Murid-murid mulai bergosip tentang bella dan radit, yang dulunya di gosipkan dengan fahri, kini berubah haluan menjadi radit. Dan itu membuat bella tidak nyaman dan kurang bebas untuk ke kelas silvani lagi karena gosip tersebut, bukan hanya tidak nyaman, bahkan karena gosip tersebut hubungan fahri dan bella jadi kurang baik, mereka tidak mengobrol seperti dulu dan jarang untuk tegur sapa, bahkan biasanya fahri yang usil nya tingkat dewa, kini menjadi pendiam dan seolah tidak melihat keberadaan bella di kelasnya.
Keadaan berubah kembali menjadi pindah haluan, karena semua itu GOSIP yang dulunya dekat menjadi jauh, dan yang jauh menjadi tambah jauh....
SMA memang masa menyenangkan bagi kebanyakan orang, awalnya bella merasakan hal yang sama akan tetapi SMA juga membuat kata "CIE" menjadi sebuah kata yang memiliki arti banyak, dan ketika kita dekat sama cowok di bilang suka, dan menjadi sebuah gosip.
KAMU SEDANG MEMBACA
BLIND
Teen Fiction"SMA memang masa menyenangkan, tapi bagaimana jika masa menyenangkan itu yang awal nya berjalan dengan sangat indah malah menyisakan luka yang sulit terobati? Amazing cover by @shellytriu