Mereka masih hanyut dengan pikiran mereka masing masing.
"Shella" yang dipanggil mendongkak dengan alis terangkat
"Mau lebih tenang gak?" gadis itu mengangguk
"Ke atas yuk"
"Maksudnya?"
"Atas" Shella mendongkrak meliat ke atas. Senyumnya mengembang. Kemudian dia menatap Ray yang sedang memandang nya dan membalas senyumannya
"Ayo ke atas gue jamin lo bakal lebih nyaman"
Ray menggenggam tangan Shella dan mengajaknya untuk naik ke rumah pohon.
Shella melihat sekeliling. Matanya berbinar kagum. Rumah pohon yang luas dekorasi yang elegan. Sangat nyaman.
"Lo suka baca buku?"
"Gue suka baca novel"
"Novel? Liat aja di rak"
Shella mengedarkan pandangan nya lagi. Di salah satu pojok rumah pohon terdapat rak yang cukup besar. Rak tersebut berisi buku buku.
Shella berjalan menuju rak tersebut. Dia mencari novel yang sekiranya dia suka. Senyumnya mengembang, tangan mungil itu mengambil salah satu novel fi bagian atas. Novel terbaru yang sangat dia suka.
"Lo suka novelnya?"
Shella menoleh, dia mengangguk ragu.
"Ambil kalo lo suka"
Shella tersenyum dia berlari dan memeluk Ray dari samping. Ray sangat terkejut, dalam hatinya dia sangat senang.
"maaf gue kelepasan" ucap Shella saat sudah sadar. Dia menundukkan kepala, pipinya merah padam
"santai aja gue gak papa kok"
Shella mengambil buku yang tadi jatuh di sebelah Ray. Dia mulai membaca. Begitu juga dengan Ray dia sibuk membaca komik kesukaannya.
"Udah mulai gelap, gue anterin lo pulang ya?"
Shella menoleh tanpa menjawab. Pandangannya melihat awan yang mulai berubah warna
"Oke"
Mereka turun dari rumah pohon dan menaiki motor Ray.
"makasih untuk hari ini" Ray mengangguk
"Mau mampir?"
"Gak usah lain kali aja, udah mau maghrib"
Shella mengangguk dia melambaikan tangan saat Ray sudah menjauh dari halaman rumahnya
"Assalamualaikum"
"Dari mana kamu?!" Bukanya menjawab salam, ibunya malah membentaknya
"Maaf" hanya itu yang Shella katakan dia tidak berani melawan ibunya walaupun ibunya sudah keterlaluan dalam bertindak
"Kamu itu disekolah untuk belajar bukan untuk bergaya. kamu pikir cari uang gampang? Gak!!"
"Liat ayah kakak mu mereka cari uang buat kamu, malah kamu gak becus sekolahnya"
"Cuci piring, baju jangan lupa di cuci. Malam ini kamu gak dapat jatah makan"
Shella menunduk, air matanya merah menahan air mata. Dia berlari ke kamarnya. Mengunci pintu rapat rapat. Dia tidak peduli dengan perintah mamanya.
"Gue cape" gumannya
"apa gue gak bisa kaya anak seusia gue? kenapa gue harus kaya gini?"
"Gue cape GUE CAPE"
Shella berteriak. Baru saja dia tersenyum dan sekarang dia harus menangis.
"KERJAIN APA YANG MAMA PERINTAH KAN!!"
Shella menghapus air matanya dia mengganti baju seragam dengan kaos biasa. Dia tidak mau menambah masalah.
Shella keluar dari kamar dia mencoba tetap sabar dan menahan air matanya.
Satu persatu dia mencuci piring itu dengan bersih. Seorang anak kecil menghampiri dia membawa bola mainan nya.
"Kak, anis mau main sama kakak"
"Bentar ya dek kakak lagi nyuci piring"
"Anis mau sekarang" Dia menangis
"Nanti yah kalo kaka udah selesai cuci piring"
Anis yang tak lain adalah adik nya dia memberi jarak antara dia dan Shella. Anis melempar bola tepat pada piring yang sudah tertata rapi di rak. Piring tersebut jatuh dan pecah.
Bunyi pecahan tersebut terdengar sampai kamar mamanya. mamanya keluar mencari arah bunyi tersebut.
"ANIS KAKAK UDAH BILANG NANTI!!"
Shella membentak Anis bersamaan dengan mamanya yang datang dari arah kamar. Anis menangis mamanya menghampiri Shella.
PLAKKK..
***
Cie digantung
Sakit yah kalo digantung:vGimana lama banget updatenya Iya soalnya lagi males ngetik Sorry yah yang nungguin lama lain kali bakalan cepet deh updatenya
Biar aku semangat updatenya vote dan komen yah
WkwkSee you:)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweet Junior
Teen FictionAku hanya mengikuti alur hidupku. Kemana aku pergi itu lah yang di inginkan oleh hati. Cerita ini hanya mengisahkan kejadian sang luka menetap Apakah yang terjadi jika kebahagiaan datang bertepatan dengan sang masa lalu?!