Taeyong membanting semua barang yang ada di hadapannya. Dia marah, kesal dan juga merasa sakit dalam saat yang bersamaan."Akhhhh ...."
"Taeyong-ah hentikan kau bisa menghancurkan ruangan ini," ujar Johnny.
"Johnny Hyung benar ruangan ini akan hancur," timpal Johnny.
Taeyong tak menghiraukan teman-temannya dia terus menghancurkan barang-barang di ruangan itu.
***
Ah Reum tak menyerah, dia terus mencoba memberi penjelasan pada Taeyong, meski perlakuan kurang mengenakkan yang dia dapatkan.Hari-hari berlalu cepat, perut Ah Reum kian membesar meski belum begitu terlihat. Dia mencoba menerima semua ini. Berat memang menanggung semuanya sendiri, tapi dia tak punya pilihan lain. Taeyong juga tak lagi peduli padanya.
"Ayah bayimu sudah tahu jika kamu hamil?" tanya Kun.
"Aku sudah memberi tahunya tapi ...."
"Tapi kenapa?"
"Dia tak meresponku, dia marah padaku karena melihat aku denganmu waktu itu."
"Jadi dia laki-laki brengsek itu?"
Ah Reum mengangguk ragu.
"Akan aku seret laki-laki itu, jika perlu akan aku buat dia berlutut di kaki kamu."
"Jangan lakukan itu, ini masalahku biar aku yang bereskan."
Ah Reum kemudian pergi meninggalkan Kun.
***
Ah Reum menatap dirinya di cermin, terlihat jelas perutnya tak lagi rata. Ada masuk kecil di dalam sana yang sudah memiliki detak jantung dan baru-baru mulai bergerak. Kehidupannya kian terasa. Dia merasa jika harus menuntut tanggung jawab Taeyong, anaknya kelak tetap butuh ayahnya.
Dia mengirim puluhan pesan, meski tidak di baca oleh Taeyong. Telpon darinya juga tidak di angkat.
Sementara yang Taeyong lakukan setiap malam adalah membuat dirinya mabuk. Mabuk hingga dia bisa tertidur dan melupakan rasa sakitnya karena Ah Reum.
Dia melirik ponselnya yang terus bergetar.
"Yeobseo."
"Sunbae ini aku Ah Reum, akhirnya kau mengangkat telponku juga."
"Ada apa lagi?" tanyanya dingin.
"Tolong temui aku, sekali saja aku ingin bicara. Aku tunggu Sunbae di perpustakaan tempat rahasia kita."
Taeyong tidak mengiyakan atau menolak, tapi beberapa menit kemudian dia meninggal bar itu dengan kesadarannya yang tinggal lima puluh persen.
"Taeyong mau kemana itu?" ujar Doyoung.
Yuta langsung mengecek ponsel Taeyong yang tertinggi di meja.
"Perpustakaan, dia akan ke perpustakaan menemui Yoon Ah Reum," ujar Yuta.
"Yoon Ah Reum? Bukannya mereka sudah berakhir?"
"Gadis ini pasti ingin memanfaatkan Taeyong. Kalian tahu menurut rumor yang beredar dia hamil. Aku takut dia sengaja menjebak Taeyong."
Yuta terus mempengaruhi teman-temannya untuk membenci Yoon Ah Reum. Hingga akhirnya mereka benar-benar marah dan mengikuti rencana Yuta untuk memberi gadis itu pelajaran.
Hampir bersamaan dengan Taeyong, Yuta yang lainya juga sampai di kampus. Taeyong mencoba untuk tetap sadar dan berjalan menuju perpustakaan.
Ah Reum tersenyum lebar setelah melihat Taeyong benar-benar datang. Dia berlari memeluk Taeyong.
"Akhirnya kau datang, aku pikir kau tak datang," ujar Ah Reum.
Taeyong terdiam, sudah lama dia tak merasakan hangat tubuh Ah Reum dan juga aroma has yang hanya di miliki Ah Reum. Mereka tenggelam dalam perasaan mereka masing-masing, sampai Yuta yang datang langsung menarik Ah Reum menjauh dan terpelanting jatuh.
Taeyong tak tega, dia berniat menolongnya namun Yuta langsung mempengaruhinya.
"Dia sudah menghianatimu apa kau lupa?"
"Iya kau yang bilang sendiri dia bersama pria lain," timpal Doyoung.
"Tapi kau tenang saja akan kuberi gadis itu pelajaran," ujar Yuta.
Yuta mendekati Ah Reum dengan tatapan, yang membuat Ah Reum ketakutan. Ah Ruem sadar di mana arah tatapan mata Yuta.
Teng ... Teng ... Teng.
Suara lonceng dari jam klasik yang terpajang ruangan direktur SM University menggema memenuhi setiap sudut gedung itu, ternyata sekarang udah tengah malam.
"Aku mohon jangan," ujar Ah Reum mengiba sambil mencoba bangkit.
Bluggg ....
Tubuh mungil Ah Reum terkapar, sementara mereka terlihat belum cukup puas.
"A-aku mo-hon."
Meski dia terus memohon tapi mereka dengan tak berperasaan terus menendang, memukul hingga dia hampir kehilangan kesadaran.
"Itu akibat untuk orang yang suka berkhianat," ucap salah dari mereka.
Diantara mereka seorang menatap tak tega, namun matanya memancarkan sebuah kekecewaan yang tak dapat di ungkapkan.
"Aku rasa cukup," ujar Taeyong.
Ah Reum menatapnya, seolah meminta pertolongan namun Taeyong justru memalingkan wajahnya.
"Soenbae ...," ucap Ah Reum itu lemah.
Namun dia memilih berlalu dan meninggalkannya yang di ikuti oleh yang lain.
Ah Reum menangis tanpa suara menahan rasa sakit yang teramat sangat di perutnya. Dia hanya bisa menatap mereka yang pergi, sebelum kesadaran hilang.
***
TBCDua hari lagi, kayanya aku gagal deh 😭😭😭😭

KAMU SEDANG MEMBACA
Find Me (19+)✓ END
FanfictionCerita ini mungkin tidak sesuai untuk anak di bawah 19 tahun, jadi mohon kebijaksanaanya. Terima kasih :-) Lee Taeyong, Jung Jaehyun,Kim Jungwoo, Kim Doyoung, Johnny Seo, Mark Lee adalah anggota club high class dari sebuah universitas swasta di Seou...