10.

1.8K 189 9
                                    

Irene dan v berjalan beriringan, langit sore tampak indah dan tidak menunjukan tanda-tanda akan turunya hujan.

"dia menemui putriku."

V diam, ia tahu arah pembicaraan irene.

"menurutmu setelah bertemu dengan appanya mungkinkah ia akan ikut bersama appanya"

"tidak, dia tidak akan meninggalkanmu."

"kau yakin sekali, padahal kau bukan orang yang mengerti sae ron."

V menghentikan langkahnya, lalu ia menatap irene. Irene terkejut apa dia menyinggung perasaan v.

"lalu untuk apa kau meminta pendapatku?"

"aaa, benar juga.... "

Keduanya melanjutkan langkahnya lagi.

"kau mencintainya?"

V sempat ragu mengutarakan pertanyaan tersebut tapi ia hanya ingin memastikan.

"entahlah,..."

"jika dia kembali apakah kau menerimanya?"

Entah kenapa v sepertinya ingin tahu lebih jelas tentang hubungan irene dengan L.

Keduanya saling bertatapan, irene tak percaya jika v menanyakan hal itu, toh perasaanya pada L saat ini hanya biasa saja,

Skip

"mianhe, apa kau ingin es krim?" kata L kepada sae ron.

Sae ron menggeleng pelan, ia masih sakit hati atas perkataan neneknya

L mensejajarkan tingginya pada tinggi tubuh sae ron, ia memegang kedua bahu putrinya yang sedeng bersedih.

"dengarkan appa, appa sangat menyayangimu, kau putri appa, jika kau sedih pasti appa juga sedih, appa akan sangat sedih jika putri appa tak bahagia saat bersama appa, dan juga, kau sangat jelek jika menangis, tersenyumlah putri appa sangat cantik jika tersenyum."

Seketika sae ron mengingat kata tersebut, paman v juga pernah mengucapkanya.

Sae ron kemudian memeluk appanya, L menggendongnya dan mengantarkan sae ron pulang.

Disisi lain v dan irene baru saja tiba didepan apartemen. V mengantar irene pulang dengan motornya.

"kumawo, kau mau mendengarku, dan juga membayar ramenku"

"seharusnya kau yang membayar ramenku, aku masih pelajar dan kau sudah bekerja." protes v.

"baiklah, aku akan mentraktirmu..."

Setelah itu cahaya lampu mobil membuat irene menoleh. L melihat irene bersama lelaki waktu itu.

L turun dan membuka pintu samping.
V menoleh dan melihat appa sae ron membawa sae ron yang tertidur pulas.

V langsung melajukan motornya dengan cepat tanpa memberi ucapan kepada irene.

"ada apa dengan bocah itu." kata irene sambil mengamati kepergian v.

L ingin membawa putrinya masuk, namun irene mencegahnya.

"biarkan aku yang menidurkanya." kata L.

Kemudian keduanya masuk kedalam apartemen. L menaruh sae ron dikamarnya, sedangkan irene menbuatkan L minuman.

"apa dia merepotkanmu?" tanya irene sambil membawa minuman tersebut untuk L.

"anii, dia sangat menghiburku, aku masih ingin bermain denganya, tapi sepertinya tidak bisa karena besok aku harus kembali ke dorm." kata L.

"kumawo karena kau menepati janjimu." kata irene.

"dia putriku, aku mempunyai tanggung jawab pada sae ron, jika saja aku bisa mengulang waktu..... Semua ini membuat ku tertekan, menjadi idol tidaklah mudah..."

"apa kau takut jika suatu saat nanti semua mengetahui jika sae ron putri kandungmu..."

"aku tidak pernah takut pada semua itu, aku harus mengakui kalian didepan publik, tapi semua itu sangat sulit, bagaimana perasaan hoya dan lainya jika aku membeberkan semuanya." tutur L.

"tak apa, sae ron masih memiliki ku, dia gadis yang kuat, walaupun disekolah sering diejek tak memiliki appa."

L memegang tangan irene, irene terkejut.

"mianhe, kau sangat menderita dan juga sae ron, irene ah,,,, jika suatu hari kita bersatu kembali, apakah kau akan...."

Belum sempat meneruskan perkataanya irene langsung memotongnya

"tidak, itu tidak akan pernah terjadi lagi." sanggah irene.

"waeo, apa lelaki itu kekasihmu?" tanya L dengan seringainya.

"itu bukan urusanmu, aku tak akan pernah kembali lagi padamu." kata irene.

Perkataan irene sukses membuat L kecewa..

Cuppppp

Irene membelalakan matanya saat benda kenyal menyentuh bibirnya. L telah berani menciumnya.

Irene mendorong L dengan kuat. "apa yang kau lakukan brengsekk, keluar sekarang!!!!! "

Irene mengusir L dengan paksa, dapam hatinya L masih memiliki perasaan pada irene.
.
.
.
Shower kamar mandi berbunyi, v sedang mandi setelah ia mengantar irene, ia masih mengingat pertemuan sore tadi.

"kenapa hatiku sangat panas, apakah aku mulai menyukainya,,,,,,, "

Young HusbanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang