9.

1.7K 197 3
                                    

Sinar matahari menerobos masuk dati jendela kamar v. V masih terbaring diranjangnya karena semalam ia demam. Setelah hujan cukup deras kemarin malam, hari ini cuaca terlihat cerah.

"ada dimana aku?" ucap v saat ia terbangun, v mencoba untuk mendudukan dirinya, ia memegangi dahinya, lalu ia menemukan sebuah kompresan didahinya.

V lalu membuang benda itu, dan berjalan menuju jendela kamarnya. Wajahnya silau lantaran terkena sinar matahari pagi itu.

Ceklek

Suga masuk membawa sarapan untuk v. Suga lalu menaruh makanan tersebut dimeja dekat ranjang milik v, lalu ia berjalan menghampiri v.

"gwenchana?"

V menoleh kearah suga yang tengah menatap keluar jendela.

"apa semalam...."

Belum sempat v meneruskan perkataanya, suga memotong perkataan v.

"kau terus menyebut nama gadis itu, apa kau menyukainya?"

V terkejut, suga mendengar semuanya, awalnya ia tak tahu kenapa ia terus meneriaki namanya, v hanya bermimpi bahwa seolbi membawa irene pergi bersama.

"aku akan pergi ke sekolah." v berbalik badan, ia ingin segera bersiap.

"tidak perlu, karena hari ini kau tidak akan pergi ke sekolah. Aku sudah menghubungi wali kelasmu." kata suga.

V sebenarnya ingin pergi ke sekolah, namun suga melarangnya.

"tinggalkan aku sendiri, aku ingin beristiragat lahi." kata v.

Suga melihat v menarik slimutnya lagi, alhasil ia pergi meninggalkan v untuk beristirahat.

"hemm, dia baik-baik saja, hanya demam biasa." ucap suga yang terlihat sedang berbicara melalui ponselnya.

V menghela nafas panjang, ia tahu siapa yang menghubungi suga, pasti suga memberitahu orangtuanya kalau ia sedang sakit.

Blamm

Bunyi pintu tertutup, menandakan kalau suga sudah benar-benar pergi. V kemudian mendudukan tubuhnya lagi dan mengambil ponselnya yang tergeletak dimeja samping ranjangnya.

"apa aku sudah gila, kenapa aku menyebut nama wanita itu, seolbi,,, apa yang ingin kau sampaikan padaku, bukankah kau sudah tenang disana?" kata v sambil memandang keluar jendela kamarnya.
.
.
.
Tap tap tap

Suara langkah kaki menggema diruangan yang sangat megah, dengan angkuhnya ia berjalan melewati para pelayan yang membungkuk hormat padanya. Ia berjalan menuju kamar L anaknya.

"appa, bisakah appa menunjukan lagi tarian appa, itu sangat keren, aku mau mencobanya lagi." kata sae ron.

"benarkah, ayo kita lakukan, hemm."

L dan sae ron berdiri berdampingan, L menarikan lagu milik grubnya, sedangkan sae ron mencoba menirukanya.

"bagus, kau pandai, apa kau berminat menjadi idol jika dewasa nanti." puji L kepada sae ron.

Sae ron senang appanya memuji gerakanya, ia juga senang menari, tapi sayang irene tidak menyukai apapun yang berbau idol.

Tiba-tiba saja wajah sae ron berubah, ia duduk diranjang besar milik appanya.

"eomma tak akan mengizinkanku.."

L menghampiri sae ron, ia memegang bahu putri kecilnya. Sebelum L mengatakan sesuatu, pintu kamarnya terbuka. L dan sae ron menoleh kearah pintu untuk melihat siapa yang membuka pintu tersebut.

"eomma.... "

Ibunya L marah, ia berjalan menghampiri sae ron dan L.

"untuk apa dia ada disini, bukankah kita sudah sepakat."

"eomma, aku hanya ingin menepati janjiku padanya, dan kenapa eomma kembali?"

"eomma kembali karena ada yang melapor kalau kau menemui anakmu lagi."

Perdebatan keduanya membuat sae ron semakin sedih. Ia tak tahu apa salahnya sehingga neneknya membenci cucunya sendiri.

Sae ron menangis, rasanya ia ingin pergi dari kamar appanya.

"dia putriku eomma, biarkan dia mendapatkan kasih sayang dariku, aku sudah berpisah darinya sejak ia bayi, dan sekarang aku ingin menebus semuanya." kata L.

"kalau media tahu, karier mu sebagai idol akan berakhir, dan aku tidak akan menanggungnya." ancam ibu L.

L terdiam, memang benar perkataan eommanya, tapi ia benar-benar seperti seorang ayah yang tak berguna untuk anaknya.

"appa, aku harus pergi." sae ron berlari keluar setelah ia berpamitan dengan ayahnya.

"eomma keterlaluan..... Sae ron, tunggu appa."

L mengejar putrinya dan meninggalkan ibunya dikamarnya.

Skip

"sae ron dimana kamu nak, kenapa kau selalu membuat eomma kawatir." irene mencari sae ron kemana-mana.

Ponselnya tiba-tiba berdering, ternyata ada pesan masuk dari L. Irene membuka pesan tersebut. Saat membacanya, mata irene berkaca-kaca, L menemui sae ron, dalam pesan tersebut L mengatakan kalau ia mengajal sae ron untuk bersenang-senang.

Irene bisa bernafas lega sekarang, pria itu benar-benar menepati janjinya.

"paman buatkan aku ramen yang banyak, aku lapar." teriak irene.

Setelah menunggu beberapa menit ramen tersebut datang, dan irene langsung memakanya.

V masuk ke dalam kedai ramen tersebut, susah payah ia meminta izin suga untuk makan ramen, awalnya suga melarang tapi bukan v kalau tidak bisa membujuk suga.

V awalnya terkejut melihat irene, ia kemudian menyeringai dan berjalan menghampiri irene, dan duduk disampingnya. Paman tersebut tersenyum melihat v datang, ia sudah hafal apa yang diinginkan v.

Slruuupp

Irene masih memakan ramenya dengan lahap, tak peduli jika ia sedang dipandangi oleh v.

Saat irene akan memasukan ramenya kedalam mulut, ia menoleh kesamping dan mendapati v yang sedang berpangku tangan yang sedang mengamatinya.

"uhukkk, uhukkk." irene tersedak, ia memukul mukul dadanya. Kemudian v menyodorkan air putih pada irene.

Irene langsung meminumnya.

"yakk, sejak kapan kau disini?" tanya irene.

"sejak kau mulai makan ramenmu." jawab v.

"kenapa aku selalu bertemu denganmu, dimanapun, apakah kau punya banyak kembaran?"

Tukk

V menjitak dahi irene, irene meringis kesakitan dan mengusap dahinya.

"jangan terlalu berhalusinasi, ini hanya sebuah kebetulan." ramen v datang, lalu ia memakan ramenya.

Irene hanya menatap v, lalu ia melanjutkan memakan ramen miliknya, dari situ keduanya banyak bercanda, paman v hanya geleng-geleng kepala melihat perdebatan yang tidak penting dari irene dan v.

'seolbi,.... Apa dia yang kau inginkan, seolbi mianhe jika suatu saat aku berpaling darimu.' kata batin v.

Young HusbanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang