MKT (3)

2.4K 106 2
                                    

Mobil yang kunaiki kini sudah jauh meninggalkan Shibam di belakang. Kiri-kanan jalan yang nampak hanya bukit-bukit Ahgaff yang kokoh.

 Kiri-kanan jalan yang nampak hanya bukit-bukit Ahgaff yang kokoh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Bukit Al-Ahgaff ketinggian 1330 mdpl]

Beberapa saat setelah Adzan Dzuhur mobil kini sudah tiba di Seiwun.

Sesaat mobil berhenti di depan Qosr Al-Kathiri. Sebuah istana peninggalan Kesultanan Al-Kathiri yang didirikan pada tahun 1379. Kesultanan Al-Kathiri menguasa semua penjuru Hadhramaut mulai dari wilayah Dzafar hingga wilayah Syaruroh dekat Gurun Pasir Rub'ul Kholi. Kesultaan ini berakhir pada tahun 1967 bersamaan dengan runtuhnya kerajaan-kerajaan di wilayah Hadhramaut dan sekitarnya yang merupakan pertanda berdirinya Republik Yaman Selatan, mengikuti jejak keberhasilan pejuang revolusi Yaman Utara yang berhasil mendirikan Republik lebih awal. Kemudian pada tahun 1989, Presiden Yaman Utara Ali Abdullah Sholeh melakukan negosisasi bersama Presiden Yaman Selatan Ali Salim Al-Bidh untuk menyatukan Yaman Utara dan Selatan menjadi negara kesatuan republik.
Hingga akhirnya pada tanggal 22 Mei 1990, secara resmi diumumkan akan berdirinya Republik Yaman dengan Ali Abdullah Sholeh sebagai Presiden dan Ali Salim Al-Bidh
sebagai wakil.

 Hingga akhirnya pada tanggal 22 Mei 1990, secara resmi diumumkan akan berdirinya Republik Yaman dengan Ali Abdullah Sholeh sebagai Presiden dan Ali Salim Al-Bidh sebagai wakil

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Qosr (Istana) Al-Kathiri, Sewun yang kini menjadi Museum Sewun]

Setelah itu perjalanan kami lanjutkan ke Tarim, kota tujuan utama dalam perjalanku kali ini. Awalnya kami ingin mampir sejenak ke Makam Habib Ali AlHabsyi, pengarang Maulid Simtud Duror di Seiwun, yang kitab maulidnya dalam dua dekade terakhir ini mulai digandrungi masyarakat Aswaja Indonesia menyaingi Maulid Al-Barzanji, Ad-Diba'i dan Asyraful Anam.
Karena mobil travel tak seenaknya bisa kami hentikan dan disuruh untuk menunggu, maka dari itu niat kami untuk berziarah sementara ini diurungkan. Nampaknya kami akan mengunjungi Seiwun setelah selesai menapaktilasi tempat-tempat penting di Tarim.

Mobil terus melaju di atas aspal hitam. Sebelum tiba di Tarim, mobil sedikit berjalan pelan di daerah Husaisah. Aku menunjuk pada sebuah makam di Syi'ib Ahmad. Yah, itu adalah makam leluhur Habaib di Hadhramaut. Beliau adalah Imam Ahmad Bin Isa Al-Muhajir. Seorang pemuka Kaum Alawiyin yang berhijrah bersama 76 anggota keluarga dekatnya pada tahun 317 H dari Bashrah - Iraq ke Madinah, kemudian naik haji pada tahun 318 H. Di musim haji itulah orang-orang Hadhramaut meminta beliau untuk berhijrah ke Hadhramaut untuk mengajari mereka. Sebab di Hadhramaut kala itu sedang dikuasai oleh Kelompok Ibadhiyah, salah satu sempalan Khowarij, sebuah sekte Islam garis keras. Dari itulah akhirnya Imam Muhajir hijrah ke Hadhramaut, tepatnya Kota Hajrain di Lembah Dou'an.

Mendadak Ke TarimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang