MKT (6)

1.5K 70 8
                                    

Lepas bertawassul kepada Al-Faqih Al-Muqoddam, kami berjalan 10 langkah ke arah kanan dan berdiri di samping makam Syeikh Abdurrahman As-Seggaf untuk membaca Fatihah dan bertawassul kepada beliau.

Lepas bertawassul kepada Al-Faqih Al-Muqoddam, kami berjalan 10 langkah ke arah kanan dan berdiri di samping makam Syeikh Abdurrahman As-Seggaf untuk membaca Fatihah dan bertawassul kepada beliau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Syeikh Abdurrahman As-Seggaf]

Setelah itu kami berjalan ke arah kanan sekitar 20 langkah dan berhenti di depan makam Syeikh Umar Al-Muhdhor untuk membaca Fatihah dan bertawassul kepada beliau.

Setelah itu kami berjalan ke arah kanan sekitar 20 langkah dan berhenti di depan makam Syeikh Umar Al-Muhdhor untuk membaca Fatihah dan bertawassul kepada beliau

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Syeikh Umar Al-Muhdhor]

Keluar dari atap kami masuk ke sebuah bangunan berkubah tepat di tengah-tengah Zanbal. Yah, di situlah bersemayam Al-Habib Abdullah Al-Aidrus Bin Abu Bakar As-Sakran. Makam beliau ditutupi dengan Tabut (kotak kayu) yang diukir dengan Kaligrafi Arab.

 Makam beliau ditutupi dengan Tabut (kotak kayu) yang diukir dengan Kaligrafi Arab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Kubah Makam Syeikh Abdullah Al-Aidrus Bin Syeikh Abu Bakar As-Sakran]

Lepas membaca Fatihah dan Tawassul, kamipun keluar dari bangunan dan disambut oleh Makam Imam Abdullah Bin Alawi Al-Haddad, tokoh pembaharu Thoriqoh Alawiyah sekaligus Mujaddid abad ke-11 H.
Di area makam Imam Haddad lampu dan kipas belum dinyalakan. Aku berlalu ke bagian kiri atap lantas menyalakan lampu dan kipas yang tepat berada di hadapan makam Sang Imam. Di situ kami kembali membaca Yasin, lantas bertawassul kepada beliau seraya memanjatkan do’a-do’a. Setelah itu aku mengambil buku qashidah Ad-Durrul Mandzum Li Dzawil ‘Uqul Wal Fuhum yang berisi kumpulan qashidah-qashidah gubahan Imam Haddad dan terkenal dengan sebutan Diwan Al-Imam Al-Haddad. Kubuka sebuah qashidah yang berakhiran Huruf Nun. Kubaca salah satu Qashidah Imam Haddad yang sering dibaca, yaitu ‘Alaika Bitaqwallah yang berisi petuah tentang takwa dalam 10 bait.

Mendadak Ke TarimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang