Aku masih termenung melihat kerumunan orang-orang di masjid. “Ya Rabb, berilah hamba-Mu Husnul Khotimah”, pekikku dalam hati.
Sebelum kakiku melangkah keluar dari masjid, aku bertemu dengan Habib Umar Bin Hafidz.
Salah satu Ulama Tarim yang masuk dalam kategori 50 teratas dari 500 Tokoh Muslim berpengaruh di dunia menurut versi The Muslim 500 : The World’s Most 500 Infulential Muslim’s, aku menyalami dan mencium tangannya.
Keluar dari Masjid Ba’alawi kami berlalu menuju pemakaman Zanbal yang sangat terkenal itu, di mana terdapat ribuan wali dimakamkan. Syeikh Abdurrahman As-Seggaf pernah mengungkapkan: “Di Zanbal itu bersemayam para tokoh Auliya’ yang jumlahnya lebih dari 10.000 orang. Di situ pula terbaring 80 wali dari kalangan Sayyid yang telah mencapai derajat Qutub (puncak kewalian)”.
[Pintu masuk Pemakaman Zanbal]
Ketika sampai di depan Ribath Tarim, kami mampir sejenak di warungnya untuk mengistirahatkan rasa lelah sambil memakan telor rebus dan minum Rib, sebuah minuman dingin yang dibuat dari susu fermentasi dan gula, rasanya tak jauh beda dengan Es Tape di Indonesia. Yah, kebiasaanku dan teman-teman saat di Tarim sebelum Shalat Taraweh dimulai biasanya kami mampir dulu ke warung yang menempel di Ribath Tarim ini. Begitu juga di hari-hari biasa sebelum Shalat Jum’at dilaksanakan di Jami’ Tarim.
[Rib & Telor di Kantin Ribath Tarim]
Cukup memakan 2-3 butir telor dan segelas Rib dingin, akhirnya kami melanjutkan perjalanan ke Pemakaman Zanbal dengan membelah Pasar Tarim dan terus masuk ke gang-gang sempit hingga akhirnya kami keluar ke jalan raya dan melihat Zanbal hanya sekian puluh meter dari seberang jalan.
Malam-malam begini Zanbal terasa sepi, terlebih di bulan Ramadhan yang pusat kegiatan masyarakat Tarim adalah di masjid. Setelah melepaskan sandal, kamipun masuk dari pintu utama di sebelah kiri. Hanya berjalan sekitar 20 meter dari pintu utama, kita akan melihat kumpulan makam yang batu-batu nisannya sudah rata dengan tanah dan dipagari. Yah, itulah makam 70 Ahli Badar yang syahid dalam perang Riddah di masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq saat beberapa suku di Hadhramaut menolak untuk membayar zakat. Sejenak kami berdiri di pintu masuk makam para sahabat tersebut, mengucapkan salam dan memanjatkan do’a.
Berjalan ke arah kanan sekitar 10 meter, ada atap yang menaungi jejeran makam yang disemen menggunakan campuran kapur dan tanah. Di bawah atap inilah terdapat makam wali-wali besar Tarim, yaitu Al-Faqih Al-Muqoddam yang merupakan tonggak utama Thoriqoh Alawiyah dan beberapa kerabatnya.
[Al-Faqih Al-Muqoddam]
Di situ pula terdapat makam Syeikh Abdurrahman As-Seggaf, Syeikh Umar Al-Muhdhor dll. Saat itu lampu di pemakanan belum dinyalakan lantaran tak ada pengunjung, akupun berlalu ke bagian kanan atap lantas menyalakan lampu dan kipas.
Kami duduk bersimpuh di hadapan makam Al-Faqih Al-Muqoddam, mencium batu nisannya lantas membaca Yasin dan Tahlil. Imam Al-Bujairimi Asy-Syafi’i dalam Hasyiyahnya atas Syarah Manhaj Ath-Thullab (1/495) menyebutkan:((ويكره أن يجعل على القبر مظلة وأن يقبل التابوت الذي يجعل فوق القبر كما يكره تقبيل القبر واستلامه وتقبيل الأعتاب عند الدخول لزيارة الأولياء نعم إن قصد بتقبيل أضرحتهم أي وأعتابهم التبرك لم يكره وهذا هو المعتمد))
“Dimakruhkan membuat payung untuk kuburan, begitu juga (makruh) mencium Tabut (kotak) yang diletakkan di atas kuburan, sebagaimanahalnya dimakruhkan mencium kubur dan menyalaminya, begitu juga mencium pintu masuk kuburan ketika hendak masuk untuk menziarahi para wali. Hanya saja jika mencium kuburan mereka begitu juga pintu masuknya itu dengan niatan Tabarruk maka tidak dimakruhkan dan ini yang mu’tamad (pegangan dalam madzhab”.
Disebutkan dalam Umdah Al-Qori Syarh Shohih Al-Bukhari (14/471):((أن الإمام أحمد سئل عن تقبيل قبر النبي وتقبيل منبره فقال لا بأس بذلك))
“Imam Ahmad Bin Hanbal ditanya soal mencium kubur dan mimbar Nabi saw? Maka beliau menjawab: “Itu boleh-boleh saja”.
Yah, soal mencium kuburan Ulama tak mengharamkannya, hanya makruh saja kecuali jika diniatkan untuk mengambil berkah (Tabarruk) maka itu tidak makruh.
Soal Tawassul dengan orang yang sudah meninggal, Disebutkan dalam Al-Majmu’ karya Imam An-Nawawi (8/274), Al-Mughni karya Ibnu Qudamah (7/420) Al-‘Utbi berkata:((كُنْتُ عِنْدَ قَبْرِ النَّبِيِّ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} فَأَتَى أَعْرَابِيٌّ ، فَقَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَجَدْتُ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ : وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ فَاسْتَغْفَرُوا اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُولُ لَوَجَدُوا اللَّهَ تَوَّابًا رَحِيمًا [ النِّسَاءِ :64 ] ، وَقَدْ جِئْتُكَ تَائِبًا مِنْ ذَنْبِي مُسْتَشْفِعًا بِكَ إِلَى رَبِّي وَأَنْشَأَ يَقُولُ : يَا خَيْرَ مَنْ دُفِنَتْ بِالْقَاعِ أَعْظُمُهُ فَطَابَ مِنْ طِيبِهِنَّ الْقَاعُ وَالْأَكَمُ نَفْسِي الْفِدَاءُ لِقَبْرٍ أَنْتَ سَاكِنُهُ فِيهِ الْعَفَافُ وَفِيهِ الْجُودُ وَالْكَرَمُ قَالَ الْعُتْبِيُّ : فَغَفَوْتُ غَفْوَةً فَرَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ {صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ} يَقُولُ : يَا عُتْبِيُّ الْحَقِ الْأَعْرَابِيَّ ، وَأَخْبِرْهُ بِأَنَّ اللَّهَ تَعَالَى قَدْ غَفَرَ لَهُ))
“Dulu aku berada di samping kubur Nabi saw, lantas seorang badui datang seraya berkata: Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah berfirman: “Andaikan apabila mereka telah berlaku dzolim terhadap diri mereka kemudian mereka menemuimu dan memohon ampun kepada Allah dan Rasulpun turut memintakan ampun untuk mereka, sungguh mereka akan menemui Allah sebagai Dzat yang menerima taubat dan Maha Pengasih” [An-Nisa’ : 64]. Aku menemuimu dalam keadaan bertaubat dari dosaku dan meminta syafa’atmmu kepada Tuhanku”. Kemudian orang badui itu berkata: “Duhai sebaik-baik orang yang tulang (jasad)nya dikuburkan di tanah, sungguh lantaran wanginya (jasad) itu tanah menjadi wangi. Jiwaku adalah tebusan untuk kubur yang kau singgahi, di dalamnya terdapat harga diri, kedermawanan dan kemuliaan”. Al-‘Utbi berkata: “Kemudian aku terlelap dan melihat Rasulullah saw dalam tidurku seraya berkata: “Wahai ‘Utbi, susullah orang badui itu dan katakan padanya sesungguhnya Allah swt telah mengampuninya”.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Ke Tarim
Short Story"Mendadak Ke Tarim" Oleh: Imam Abdullah El-Rashied FB | IG | TW | TG | WP | YT @elrashied_imam elrashied.wordpress.com -Sebuah Cerita Tentang Mimpi, Perjalanan dan Perjodohan. Dilengkapi dengan ulasan sejarah, topografi, dan tempat-tempat penting se...