Chapter 28

1.1K 79 0
                                    

Kembali

Entah bagaimana badai salju telah berhenti. Zen dan Hiyori bergandengan tangan pulang kembali ke penginapan. Semua orang tampak terkejut dengan kembalinya Zen kerumah.

Nenek serta yang lain sangat bahagia Zen telah kembali. Tak henti-hentinya nenek menangis bahagia melihat Zen.

" kau membuat kami khawatir " ujar nenek

" maafkan Zen, Nek.."

" aku senang kau kembali walau awalnya aku juga marah padamu karena meniggalkan Hiyori seperti itu. Namun melihat Hiyori sudah menjadi lebih dewasa aku memaafkanmu.." ujar nenek

" Zen minta maaf nek, sekalian Zen ingin menembus kesalahan Zen pada semuanya. Bolehkah Zen menikah dengan Hiyori..? " ungkap Zen

Semua orang terkejut mendengarnya seraya tersenyum kembali

" nenek merestuinya namun kau harus meminta restu terlebih dahulu pada ayah Hiyori di tokyo. Apakah ia ingin memberikan putrinya padamu.." sahut nenek

" Kau harus berjuang Zen.." seru Paman Kenta

" Kakak ipar agak sediki keras.." sambungnya lagi.

Semua orang tertawa mendengarnya. Beberapa hari kemudian Zen pergi menemui Daichi dan Daichi meminta maaf pada Zen.

Sejak ia berbuat seperti itu ia membuat Hiyori dan Zen menderita. Namun Zen memaafkan semuanya.

Baginya Hiyori ada di sampingnya dan mencintainya itu sudah cukup.

Beberapa bulan kemudian Zen dan Hiyori ke Tokyo meminta restu pada orang tua Hiyori untuk mengizinkan mereka menikah. Setelah melakukan perjalanan yang panjang akhirnya mereka berdua tiba di depan rumah Hiyori

" Ayo masuk.. " ujar Hiyori. Zen pun menarik nafas panjang dan melangkah masuk kedalam rumah.

Pertemuan antar dua orang pria itu pun terjadi saat malam saat ayah Hiyori pulang dari kantor. Ibu dan adiknya Hiyori merestui hubungan keduanya namun ayahnya tampak nya belum memutuskan jawabannya bahkan saat Hiyori menelepon dari desa ayahnya hanya diam mendengar penjelasanya.

Kini dua orang pria itu tengah duduk saling berhadapan. Hiyori dan ibunya tersenyum kecil melihat mereka

" jadi, kau ingin aku menyerahkan Putriku padamu..? "

" benar, aku akan menikahi putri anda dan membuatnya bahagia bersamaku " jawab Zen

" kebahagian apa yang kau maksud..? "

" kebahagian yang selalu membuatnya merasa berarti.."

" aku tidak mengerti ucapanmu, bisa kau jelaskan dengan mudah.." pinta ayahnya Hiyori dengan tajam

" aku akan membuatnya bahagia. Memenuhi semua kebutuhannya. Tidak akan membuatnya menangis. Memberinya cinta dan kasih sayang, tidak akan menyakiti hatinya dan membuatnya terluka. Tidak membuatnya dalam masalah. Selalu setiap berkorban nyawa demi dirinya.." ujar Zen panjang lebar. Hiyori sangat terharu mendengarnya

" lalu apa pekerjaanmu? "

" kami akan membuka sebuah kedai makanan bersama"

" di mana orang tuamu? "
" ayah telah meninggal saat kecil. Aku tinggal bersama ibuku"

" lalu di mana dia..? "

Hiyori was-was mendengar jawaban Zen. Apakah Zen akan menjawab bahwa ibunya wanita salju di depan ayahnya.

" ibuku telah pergi menghabiskan masa tuanya di tempat yangg jauh hingga nanti pada pesta pernikahan ia tidak datang."

" oh,ya.. " sahut ayah Hiyori. Ia bangun dari tempat duduknya dan berjalan pergi meninggalkan Zen.

" ayah, tunggu..." seru Hiyori

" Jadi bagaimana...? " sambung Hiyori lagi

" lakukanlah yang kalian inginkan.." sahutnya seraya berjalan masuk kedalam kamar.

Hiyori menatap ibunya dengan tersenyum. Ibunya pun membalas dengan tersenyum dan berjalan mengikuti suaminya. Hiyori pun kembali pada Zen dengan senang

" ayah merestuinya.." tutur Hiyori dengan senang.

Hiyori dan  Zen pun berjingkak-jingkat bahagia dan saling berpelukan. Keduanya kegirangan seperti anak kecil.

Pesta pernikahan yang sederhana pun di gelas dihadiri anggota keluarga mereka. Ada Daichi dan ibunya. Nenek, Paman dan bibi. Semuanya hadir di pesta pernikahan itu.

❄❄❄
🎎🎎🎎

Belum tamat kok😉😉😉

Snow (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang