Rafi Pov
Hari ini, saya akan bertemu dengan sahabat saya Dika. Saya sudah lebih dulu datang, karena dia bilang bahwa dia sudah tau dimana keberadaan Sri.
" Bro, udah lama nunggu. Kayaknya ada yang gak sabar nih nunggu informasi tentamg kekasih hati nya, ahahah." ucap Dika yang meledek ku.
" becanda mulu yah jadi orang. Jadi diamana sekarang Sri?" jawabku tidak sabar ingin mengetahui dimana Sri.
" sabar-sabar, jadi gue udah tau dimana Sri Rahayu yang lo cari. Dan informasi yang lo kasih kemarin mempermudah gue untuk cari keberadaan dia. Yah dia pindah rumah, dan dia pindah ke jakarta dan dia i.."
" Dia di jakarta?? Lo bener kan?" ucapku yang memotong pembicaraan Dika.
" Iyah dia ada di Jakarta bro, lo jangan motong pembicaraan gw dong."
" iyah sorry gw terlalu semangat, yaudah lanjut" Jawabku.
" Yah dia tinggal di perumahan cibubur jakarta, dan lo gak nyadar apa dia kerja di rumah lo, kebetulan dia lagi libur semester, dia masih kuliah semester 3 jurusan perawat."
Ucap Dika, yang bikin saya bingung apa maksudnya." Ahh lama, yaudah biar gw kasih tau. Perawat nenek lo itu yang namanya Sri, itu adalah Sri Rahayu yang lo cari. Emang lo gak tau, padahalkan namanya sama kaya nama yang lo cari."
"Lo jangan bo'ongin gw dong, serius nih." Ucapku tidak percaya.
" Elo yah su'uzon mulu, nih berkas-berkas yang membuktikan dia itu Sri yang loh cari." Ucapnya.
Sambil menyodorkan amplop coklat yang berisi berkas atau bukti bahwa itu benar Sri.Dan ternyata benar. "Iyah gw gak nyadar, gw kirakan nama itu tuh gak cuman satu. Dan anehnya dia itu suka pake masker wajah, jadi gw gak tau wajah nya." ucap saya, ya ampun Sri ternyata kamu gak jauh dari saya kamu dekat ternayata. Dan saya tau kamu pake masker wajah apa karena kamu gak ingin ketauan.
" Thank bro, gw bener-bener terimakasih, lo bekerja dengan baik." ucap ku berterimakasih kepada sahabat ku.
" Iyah nyantai aja sama gw mah."
~~~Apa yang harus saya lakukan. Tapi ingin rasanya saya berlari menghampiri Sri dan memeluknya, memohon maaf kepadanya. Tapi sepertinya saya tidak bisa, saya harus memberi waktu sama Sri, saya akan berusaha untuk memperbaiki semuanya. Saya memutuskan untuk pulang, saya memutuskan untuk mengambil cuti biar sekertaris saya yang mengurus semua, lagian saya belum istirahat-istirahat semenjak saya pulang dari Amrik menyelesaikan kelulusan S2 saya. Dan sekaramg giliran papah dan mamah yang pergi ke luar negeri. Aku juga mau habisin waktu bareng nenek dan Sri. Saya jadi gak sabar nyampe rumah liat Sri. Jago juga dia berpura-pura sakit dan menggunakan masker wajah.
Akhirnya sampai juga. Aku cari nenek sama Sri tapi gak ada. Saya pun Bertanya kepada Dami, ternyata mereka ada di taman belakang rumah.
Saya pun bergegas menuju taman belakang rumah, saya liat mereka sedang berbincang sepertinya seru soalnya mereka sesekali tertawa, meski saya gak bisa liat wajah Sri karena tertutup masker wajah, tapi saya bisa liat dari matanya yang menyipit tanda dia sedang tertawa.
" ehem kayanya seru nih, lagi pada ngobrolin apaan sih ko gak ngajak-ngajak." ucapku yang menggoda wanita-wanita yang aku cintai ini.
" eh Rafi, udah pulang tumben padahalkan masih siang." ucap nenek ku. Saat aku liat Sri, dia sedang menunduk kan wajah nya. Sri.. Apakah kamu membenci saya, hingga melakukan ini. Saya berjanji tidak akan meninggalkan dan menyakiti kamu lagi dan saya akan memperbaiki semuanya.
" Yaudah yu nek, Sri, kita makan siang dulu. Makanannya udah siap tuh di meja makan." ucapku. Sangat terlihat jelas kalo dia panik, itu alisnya hampir aja ketemu. Hahah..
Sri Pov
Aku sekarang lagi cerita-cerita sama nenek, kisah cinta nenek zaman SMA. Sumpah lucu banget. Tapi ada suara bariton, yah suara dia. Sungguh aku malas sekali. Kapan semua ini akan berakhir. Sri selalu percaya dengan rencana Allah Swt.
Apah? dia ngajaka aku dan nenek makan siang, kalo aku makan di depan mereka, berarti nanti aku harua buka masker wajah ku, dan dia bakalan tau dong siapa aku sebenarnha, terus aku harus gimana dong??
Akhirnya kami berjalan menuju ruang makan. Moga aja aku gak diajak makan bareng mereka, mending aku makan di di dapur aja bareng asisten rumah tangga yang lain. Aku berjalan melewati meja makan menuju dapur.
" hey Sri mau kemana? Kamu makan dulu siang berasama kami." Ucap suara bariton itu. Kenapa semuanya jadi begini.
" Enggak usah, saya makan di dapur aja bareng Dami, biasanya juga seperti itu." jawabku, memang kalo aku sarapan akau selalu bareng Dami. Tapi kenapa kepala aku sakit lagi, ya Allah kenapa ini. Sepertinya aku harus minum obat lagi deh. Tubuhku sedikit goyah tapi aku tegak kan lagi.
" eh Sri kamu kenapa?" tanya Rafi yang menghampiri ku dan menyentuh bahuku, aku segera memundurkan diriku.
" Iyah nak, kamu kenapa? Kamu masih sakit? Sekarang kamu istirahat aja yah dikamar tamu atau mau pulang aja? Antar sama Rafi yah." keinginan nenek. Bagaimana ini kalo sudah begini pasti nenek tidak ingin di bantah permintaan nya.
" Iyan Sri biar kamu istirahat saja." ucap Rafi.
" Aku mau pulanga aja." jawabku, aku lelah, aku pusing sekali, kepalaku sakit.
" Yaudah kalo begitu biar Rafi yang antar." ucap nenek.
" Gak usah aku naik taksi online aja yah nek."
"Jangan kamu saya antar ya, lagian saya juga tiga akan kembali ke kantor ko, saya khawatir sama kamu." ucap Rafi. Apah khawatir?
"Iyah Sri ayo sekarang kalian berangkat, Rafi ayo antar Sri." ucap nenek. Sepertinya aku harus pasrah.
" Iyah nek Rafi pamit yah, ayo Sri saya antar." ucapnya.
" Yaudah nek Sri pamit yah, maaf Sri ngerepotin."
" Kamu gak ngerepotin ko, kamu yang udah bantu nenek rawat nenek."
Kami pun pergi meninggalkan nenek. Kenapa aku selalu gugup kalo dekat Rafi. Ayolah besikap biasa saja." Ayoh Sri, mau saya bantu berjalan?"
" emm gak usah Fi eh eh maksudnya pak." Aduh ini bibir gak bisa dijaga. Aku lihat dia tertawa. Tapi kenapa?
Dia membuka kan pintu mobil untuk ku. Akupun masuk mobil Rafi dan duduk disebelahnya. Ya ampun kenapa hati ku sakit, ada rasa menyesak di dadaku. Mataku memanas." Kamu tidak apa-apakan Sri." tanya nya. Aku hanya menjawab dengan gelengan kepala.
" emang kamu gak engap apa pake masker wajah mulu? Buka aja gak papah ko, saya gak masalah ko sakit kamu nular ke saya." Apa?? Aduh aku gak bisa, aku gak siap. Aku gak siap kamu tau siapa aku. Meski aku pun rindu sama kamu, tapi mungkin dengan begini ini lebih baik. Lagian aku cuman satu bulan lagi rawat nenek, aku bakalan menghilang ko.
" Sri..sri.."
" Eh, iyah-iyah kenapa pak?" tanyaku, aduh ngagetin aja.
" kamu kenapa bengong? Ada masalah?" tanya nya.
" Enggak ko, saya cuman pusing aja ko pak." Ucapku, ini ko belum nyampe-nyampe sih serasa satu tahun aku diem dimobil dia.
~~~" Ini rumah kamu Sri?" tanya nya.
" Iyan pak, makasih yah, saya ngerepotin." jawab ku.
" iyah sama-sama, kamu gak ngerepotin ko. Malahan saya bahagia bisa bareng sama kamu." ucapnya seraya tersenyum padaku. Apa maksudnya bahagia, kamu berubah yah jadi cowo gampangan. Aku berjanji Fi, aku akan berusaha untuk menghilangkan rasa cinta aku sama kamu, meski sejujurnya sangat sulit.
" Yaudah biar saya bantu." pintanya Rafi.
" Eh gak usah, gak usah pak." Aku mencoba menolaknya. Tapi dia keburu turun dari mobil dan udah bukain pintu mobil buat aku, dan ngebantu aku keluar, ngepapah aku menuju rumah ku.
Dan sudah sampai rumah saat aku mengucapkan salam. Bunda langsung menghampiri aku sama Rafi. Bunda ku bertanya ada apa? Rafi ngejelasin kalo aku lagi sakit. Bundaku maksa-maksa aku supaya pergi ke dokter, Rafi pun sama, bahkan dia mau anter aku ke dokter. Tapi aku kekeh nolak, aku gak mau. Akhirnya bunda sama Rafi nyerah juga ngebujuk aku. Sekarang aku lagi rebahan di kamarku. Tadinya Rafi mau nemenin aku, tapi aku tolak. Akhirnya dia mau pulang juga. Lagian kenapa sih dia so care sama aku?
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengkhilaskanmu Karena-Nya
General FictionBermula dari saling benci.Karena kebencian itu terlalu besar,hingga kebencian berubah jadi saling mencintai.Saat mereka sudah mengetahui perasaan masing-masing.Entah kenapa dia pergi dan menghilang.Setelah sekian lama tak bertemu. Mereka dipertemuka...