Rafi Pov
Akhirnya urusan aku di Bali udah selesai juga. Emang sih rencana nya tiga hari tapi aku kerja kebut supaya urusan ku cepat selesai. Sekarang aku lagi di helikopter pribadiku, untuk kembali ke indonesia. Enatahlah aku kepikiran Sri, apah kalo gak ada aku dia buka masker wajah nya gak yah?
Akhirnya aku buka cctv rumah di leptop ku. Aku melihat semua kegiatan Sri dimulai dari hari aku meninggalkan rumah, dan benar dia melepaskan masker wajah nya, dia sedang memberikan obat kepada nenek. Yah Sri terlihat sangat cantik, dia berubah jadi gadis cantik yang lemah lembut dan penyayang, gak kaya dulu, yang jutek, nyebelin, suka marah-marah. Saya rindu kamu Sri.Saat saya sesudah sampai di rumah. Aku segera masuk dan tak sabar ingin bertemu nenek dan Sri. Saat aku panggil-panggil nenek, nenek gak ada. Sri juga gak ada. Saat saya akan ke lantai atas, di jendela terlihat Sri yang sedang duduk di taman halaman belakang. Saya pun mengahmpirinya, yah dia tidak menggunakan masker wajah, karena saya percaya dia kirakan saya masih di Bali.
Saya memanggil namanya dan menanyakan nenek dimana kepada Sri. Saya tau di lagi tegang banget karena saya perlahan mendekatinya. Bahkan dia memohon kepada saya jangan memdekat. Namun saat saya hampir saja melihat wajahnya ada suara telfon di saku celana saya. Saya memutuskan tuk menjauh dan mengangkat telfon dari Mamah. Saya lihat Sri berlari pergi lewat pintu dapur. Saat itu juga dua sudut bibir saya terangkat ke atas melihat sikap konyolnya itu.
Ternyata Mamah dan Papah sudah pulang ke Indonesia. Sekarang mereka lagi ada di jalan menuju kerumah. Katanya Mamah rindu sekali kepada ku, karena saat saya pulang ke Indonesia, mamah belum sempat berjumpa denganku.
~~~Sri Pov
Aduhh bikin orang jantungan ajah tuh Rafi. Untung aku berhasil lari dan aku segera mengambil tas teng-teng ku dan mengambil masker wajah untuk aku paki. Saat aku lihat Dami sedang sibuk memasak makanan banyak tidak seperti biasanya. Aku bertanya emang ada acara apa?
Dami menjawab, ' dia di suruh pak Rafi, karena tuan dan nyonya sudah pulang dari luar negeri.'
Berarti aku bakalan ketemu mamahnya Rafi dong, dan mamah Rafi pernah ketemu sama aku waktu perpisahan SMP dan mamah nya Rafi bakalan tau siapa aku. Mungkin emang udan kodrat aku kali yah pake masker wajah biar gak keliatan muka aku.Yah benar ternyata Papah dan Mamahnya Rafi sudah pulang dan mereka semua sekarang sedang makan malam. Tadinya aku dipaksa nenek, Rafi, dan Pak Sandi untuk makan bersama. Tapi sekuat tenaga aku tolak, dan memutuskan untuk pulang, karena alesan suruh Ayah pulang cepat ke rumah. Tadinya Rafi kekeh mau anter aku pulang. Tapi aku udah bilang ' taksi online nya udah nunggi di depan.' Akhirnya Rafi pun mengalah. Dan tau reaksi mamah nya Rafi setelah tau siapa nama aku. Dia bilang ' saya pernah dengar nama ini sebelumnya.' ucap mamah Rafi.
Rafi bilang " Yah itu namanya sama kaya wanita yang sedang aku cari selama ini, yang sering Rafi ceritain ke mamah, yang waktu Smp ketemu sama mamah waktu perpisahan. Dia itu Sri Rahayu."Seketika tubuhku melemas, jantung ku bekerja tidak baik, mata ku memanas. Jadi selam ini wanita kamu cari itu aku Fi?
Sekarang aku sudah sampai rumah ku, dan sekarang sudah ada di dalam kamar ku tercinta. Aku terduduk merenung di balkon kamar ku melihat bintang di langit. Apah benar Rafi mencariku? Ternyata kamu ke Sukabumi itu untuk mencariku dan aku pindah ke jakarta. Tapi kenapa kamu mencari aku Fi?
Apah kamu juga mencintai ku. Tapi kenapa kamu bohongin aku, kamu menghilang, bahkan setiap chat aku waktu itu gak pernah kamu respon Fi. Dan sekarang harus bagaimana?
Aku juga tidak bisa berbohong kalo sampai sekarang cinta ini masih ada di hatiku, tapi entah kenapa aku terlalu sakit untuk semua ini. Dan aku juga gak bisa lama-lama selalu berbohong dengan menggunakan masker wajah agar tidak ketahuan siapa aku. Ah lama-lama aku pusing. Lebih baik aku ambil wudu dan mengaji Al-Qur'an, karena semua itu dapat membuat hati dan pikiran ku tenang.
~~~Aku sudah siap berangkat ke rumah nenek. Tapi Ayah melarang, katanya hari ini jangan dulu. Lagian keluarga Rafi ada keperluan. Katanya nanti malam keluarga Rafi akan makan malam di rumah kita, sekalian silaturahmi. Ha.. Apah keluarga Rafi mau makan malam bareng keluarga aku. Berarti aku bakalan ikut dong. Aku harus cari alesan nih.
" Oh iyah, yah, lagian Sri juga gak jadi berangkat ko. Tiba-tiba Sri sakit kepala lagi, kayaknya Sri kambuh lagi deh." Ucapku, aduhh maaf Sri ngebohong.
" Yaudah kalo gitu kita kerumah sakit yah, ayah khawatir kamu kenapa-napa de." Ucap ayahku, maaf aku bikin ayah khawatir.
" euhh gak usah, lagian obat yang kemarin masih ada ko. Tinggal Sri minum, besok juga Sri sembuh. Tapi Sri kayaknya gak bisa ikut makan bareng deh, soalnya Sri pusing banget. Ini juga berdiri sebenernya lemes yah." ucapku sambil memegang kepalaku yang tidak pusing.
" iyah gak papah de, kamu istirahat aja di kamar."
Akupun berjalan gontai naikin tangga menuju kamar ku.
Ih inget-inget dulu deh, Rafi pernah ketemu bunda ku yah?
Kayaknya belum deh, iyah belum. Jadi gak perlu khawatir, mamah Rafi juga gak pernah ketemu bunda deh. Ahh udah deh aku jadi beneran pusing ini mah.
~~~Rafi Pov
Malam ini saya, mamah, papah, dan nenek akan pergi ke ruamah Sri. Untuk makan malam bersama, ternyata ayah Sri dan papahku bersahabat. Apalagi nenek paling semangat ke rumah Sri, karena tadi Sri gak rawat nenek. Karena di suruh mamahku jangan masuk dulu aja. Biar mamah ku yang rawat karena gak ada kesibukan kantor. Akupun gak sabar, bagaimana reaksi Sri, dan mungkin sudah waktunya semua ini terbongkar Sri.
Saat kami sampai langsung di sambut oleh bunda dan Ayahnya Sri. Tapi aku tidak melihat Sri, mungkin dia masih sibuk dangdan di kamarnya. Kami pun berjalan menuju meja makan. Di sana sudah tertata rapih makan yang menggoda. Nenek pun bertanya kemana Sri dari tadi tak terlihat. Ayah Sri pun menjawab kalo Sri lagi sakit. Seketika aku sangat khawatir dia masih sakit juga. Nenek pun memaksa ingin menengok Sri. Namun mamah bilang nanti saja bila kita sudah makan, kan gak enak sudah di siapin. Akhirnya kami melaksanakan makan malam. Setelah itu nenek memaksa ingin menengok Sri, dan meminta aku untuk mengantar nenek. Akupun mengantar nenek menuju kamar Sri dilantai dua. Bunda Sri bilang sih. Di atas gak ada kamar yang lain cuman ada satu pintu kamar, yaitu cuman kamar Sri doang di atas.
Akhirnya kami sampai dan mengetuk pintu kamar Sri. Namun tak ada jawaban. Tapi tadi bunda Sri bilang, bila gak ada jawaban langsung buka aja mungkin Sri lagi tidur. Kami pun membuka pintu Sri, dan benar Sri lagi tertidur dengan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut sampai wajahnya yang terlihat hanya tersisa sedikit kepala yang tertutup hijab berwarna biru langit. Ada suara batuk-batuk Sri. Saya tahu kamu berbohong Sri, karena tidak ingin ketahuan. Sri..Sri..
Kamu masih bertahan, padahal kemarin saya udah kasih tau kalo saya sedang memcari kamu. Tapi kamu belum juga jujur. Yah mungkin karena kamu terlalu benci sama saya.Saat itu nenek mengelus-elus kepala Sri, dan berucap semoga Sri cepat sembuh. Saat nenek mau buka selimut yang menutup wajah Sri. Tangan Sri seperti mencegah dan memegang slimut itu. Nenek mengkerutkan wajahnya. Aku hanya tersenyum, padahal saya sudah tau siapa kamu Sri. Kamu gak perlu khawatir lakuin itu.
Saya bilang sama nenek untuk pergi dan jangan mengganggu istirahat Sri. Akhirnya nenek pun menurut dan kami pun meninggalkan kamar Sri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengkhilaskanmu Karena-Nya
General FictionBermula dari saling benci.Karena kebencian itu terlalu besar,hingga kebencian berubah jadi saling mencintai.Saat mereka sudah mengetahui perasaan masing-masing.Entah kenapa dia pergi dan menghilang.Setelah sekian lama tak bertemu. Mereka dipertemuka...