Mata Nayra terbelalak, begitu juga dengan Ali, ia juga sangat terkejut. Hendra -papanya- tidak cerita apapun apapun kepadanya.
"What? Jodohin? Ini jaman udah modern pa, bukan jamannya siti nurbaya lagi!" ucap Nayra sambil tertawa meremehkan. Nayra menggap Hendra bercanda dengan omongannya.
"kalo kamu nikah sama anak teman papa, bisnis papa sam---"
"bisnis? Papa lebih pentingin bisnis papa, dari pada kebahagiaan anak papa, iya?" potong Nayra tak menyangka papanya segila ini dengan harta. Rela mengorbankan kebahagiaan anaknya hanya demi uang? Oh ayolah, semuanya tidak menggunakan uang.
"kamu akan bahagia sama Bimo," ucap Hendra menyebutkan calon suami Nayra membuat Nayra menggelengkan kepalanya masih tak menyangka.
"Nayra gak mau pa!" tolak Nayra berusaha sesopan mungkin dengan tidak meninggikan suaranya.
"gak ada penolakan Nayra!" bentak Hendra.
"terus kenapa papa harus bilang dulu sama Nayra?"
"terserah papa, Nayra benci sama papa!" ucap Nayra dan berlari meninggalkan meja makan.
"udahlah pa, jangan di paksain, kasihan Nayra," ucap mama Nayra- Syifa lembut.
"Gak bisa ma," tolak Hendra lembut.
Syifa hanya bisa pasrah, suaminya memang keras kepala.
Nayra semakin benci dengan papanya, ia sudah mulai memaafkan papanya, tapi papanya malah membuat kesalahan lagi di matanya. Membuatnya ia membenci kembali dirinya.
Nayra tak ingin mengeluarkan air matanya lagi, sudah cukup air mata berharganya terus mengalir, ia tak ingin ambil pusing. Sekarang Nayra butuh teman curhat, tapi siapa? Muncullah nama seseorang di pikirannya, ia segera menelpon orang itu.
"Sal, gue mau curhat nih lo ada waktu gak?" tanya Nayra ketika sambungan telepon terhubung.
"Assalamu'alaikum!" sindir orang di sebrang sana yang ternyata adalah Salma.
"Wa'alaikumussalam," jawab Nayra cepat.
"Kamu mau curhat apa?"
"Ada deh, kita ketemuan yuk?" ajak Nayra.
"Hmm, boleh deh, tapi ketemuannya di cafe deket rumah aku, tau kan?"
"Iya tau, gue segera kesana."
"Assalamu'alaikum."
"Wa'alaikumussalam."
Nayra mematikan ponselnya, dan langsung saja ia keluar rumah dan melajukan mobilnya ke tempat yang sudah dituju.
Ia memasuki cafe yang berada lumayan dekat dengan rumah Salma. Nayra celingak-celinguk mencari keberadaan sahabatnya, ia langsung menghampiri sahabatnya ketika ia melihat Salma melambaikan tangan ke arahnya sambil tersenyum.
Nayra duduk berhadapan dengan Salma, "Mau curhat apa?" tanya Salma penasaran, itulah Salma, dia itu orangnya kepo dan jangan lupakan, dia pelupa!
"Sabar dulu napa!" jawab Nayra sedikit kesal.
"Sal? Gue...gue...," ucapan Nayra menggantung, sebenarnya sedikit gugup.
"Apaan sih? Gak jelas banget ngomongnya!" ucap Salma kesal, dirinya sudah terlalu penasaran.
"Gue...gue mau..."
"Kamu itu kayak orang mau nembak aja sih, pake gagu segala!" ucap Salma geram.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Dosen My Husband (HIATUS)
SpiritualGadis yg di jodohkan papanya demi perusahaannya sukses, membuat ia benci terhadap papanya. Tapi tak lama setelah ia menikah dengan seorang pria tampan nan menawan kehidupannya berubah, ia bisa menerima mama dan papa nya yg gila kerja. Dunianya sempa...