Bab 12 MENJEMPUT HIDAYAH

2K 79 22
                                    

Happy reading
Semoga suka❤😍

Hari-harinya berlalu terasa begitu lambat. Hari ini hari ke-tujuh meninggalnya Ali. Nayra mulai membiasakan dirinya berjilbab, meskipun masih jilbab kecil biasa. Ia pula mulai mengerjakan salat lima waktunya dan mulai belajar mengaji. Nayra banyak mengambil hikmah dari kematian abangnya. Tentang kematian, bahwa semua yang bernyawa pasti akan merasakan mati seperti yang tertulis di dalam Al-Qur'an. Kematian adalah awal dari semuanya. Sesuatu yang sudah Allah tentukan, kita hanya perlu mempersiapkan amalan kita, tentu saja amalan baik, menjauhi laranganNya dan melaksanakan perintahNya. Kematian tidak memandang kita tua, muda, sakit, kecelakaan, kematian pun tidak memandang kita sedang baik-baik saja. Kematian datang sesuai dengan ketentuan Allah. Kita tidak bisa mengelak dari kematian, tapi kita bisa mempersiapkan diri meninggal dalam keadaan terbaik.

Nayra termenung setelah ia menonton kajian Ustadz Adi Hidayat di layar laptop-nya. Ia sangat bersyukur, hidayah datang lebih cepat daripada kematiannya. Bagaimana jika ia mati dalam keadaan tidak baik? Membayangkannya saja sudah membuatnya bergidik ngeri.

Nayra memikirkan bagaimana kehidupa sesungguhnya setelah ia meninggalkan dunia. Apakah ia akan masuk neraka atas apa perbuatannya selama ini? Nayra suka sekali mengumbar aurat meskipun sudah diperingati oleh Salma-sahabatnya-, ia juga suka meninggalkan salat meskipun abangnya sering menegurnya, ia juga masih suka berbicara tak sopan kepada orang tuanya. Sudah dipastikan dosanya sangat banyak, apakah Allah akan mengampuninya?

Tepukan pelan di pundaknya membuatnya tersentak sedikit terkejut. Nayra menoleh ke belakang dengan muka sedikit kesal, menganggu acara mellow-nya saja, "Bapak! Ngagetin aja," ucap Nayra menatap Bimo dengan muka kesal.

Bimo sedikit lega, melihat wajah Nayra yang tampak lebih hidup. Tak seperti kemarin-kemarin, Nayra sudah bagaikan mayat hidup. Bimo melihat Nayra mencoba terlihat kuat di depan semua orang, terutama di depan mamanya -Syifa, ia tak pernah menampilkan wajah sedihnya di hadapan wanita itu. Meskipun di awal Bimo melihat Nayra sangat terpukul. Tapi dia berusaha untuk tetap tegar di hadapan orang-orang tersayangnya meskipun beberapa kali Bimo melihat Nayra menangis dalam diam. Ia juga sangat bersyukur sekarang Nayra mempunyai niat untuk berhijab, ia hanya bisa mendo'akan semoga istrinya istiqomah, dan lagi, Bimo sangat bersyukur sekarang ini Nayra rajin mengerjakan salat lima waktunya dan juga ia selalu meminta Bimo untuk mengajarinya mengaji. Kemajuan yang hebat.

"Malah bengong," sindir Nayra membuat Bimo tersadar dari lamunannya.

"Sudah adzan," ucap Bimo mengucapkan niat awal tujuannya menghampiri Nayra di kamar Ali.

"Oh ya? Kok gak denger ya?"

"Ngelamun aja sih."

"Yaudah, solat yuk!" ajak Bimo.

"Bapak solat di mesjid aja, saya mau berduaan dulu sama Allah," ucap Nayra sambil menunjukkan deretan giginya.

Bimo tersenyum simpul, mengusap pelan pucuk kepala Nayra yang terbalut jilbab instan, "Jangan lupa, jam empat ada pengajian tujuh harian bang Ali."

Raut wajah Nayra berubah menjadi sedih mendengar nama seseorang yang baru ini hilang dari hidupnya. Ia hanya bisa mengangguk lesu. "Yaudah cepetan sholat! Masih inget kan, 'maka celakalah orang yang solat, yaitu...," Bimo menggantungkan ucapannya agar Nayra yang melanjutkannya.

"Orang yang lalai terhadap sholatnya," sambung Nayra.

(Surat Al-Ma'un ayat 4-5)

"Yaudah, Bapak cepetan keluar!"

***

Nayra menengadahkan tangannya, berdoa kepada Allah, "Ya Allah, aku hambaMu yang berlumuran dosa, yang lupa bersyukur dan dengan sombongnya selalu melakukan dosa. Dengan mudah aku melupakanMu, yang kadang menyalahkan takdirMu. Allah...aku hambaMu yang tak tau diri, yang apabila mengingatMu hanya saat terkena musibah. Ya Allah, hamba masih suka mendekati laranganMu, menjauhi perintahMu, melawan kehendakMu. Sholat lima waktupun, hamba masih lalai ya Allah. Hamba anak durhaka kepada mama papa, yang selalu bersikap tidak sopan kepada mereka dan sering melukai hatinya. Ya Allah ampuni hambamu ini, aamiin," Nayra mengusap wajahnya dengan kedua tangannya sambil mengelap sisa air matanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Dosen My Husband (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang