Bab 9 FLASHBACK

1.3K 68 5
                                    

Happy reading

"siapa? " tanyanya dingin

Nayra yg mengetahui pertanyaan itu tertuju untuk nya refleks merubah mimik wajah nya dengan sesantai mungkin dan berjalan masuk dan menutup pintunya perlahan

"siapanya yg siapa? " tanya balik Nayra ragu

"itu yg difoto yg sama kamu" ucap Bimo masih datar

Nayra merasakan aura dingin diruangan kamarnya

"ooh ini bukan siapa siapa" ucap Nayra gelagapan sambil mencopotkan foto itu

"kalo bukan siapa siapa ngapain di pajang? " tanya Bimo

"it's none of your business " ucap Nayra tak mau ada orang yg mengetahui foto itu

"oh jelas ini urusan saya. Kamu istri saya" ucapnya dengan nada tak sedatar tadi

Nayra menunduk seolah lantai pemandangan yg sangat indah. Rasa sesak mulai menyeruak didalam relung hatinya saat ia mengingat kenyataan yg begitu menyakitkan, dengan mati matian ia menahan cairan bening itu luruh ia tak mau terlihat lemah di hadapan orang lain. Hanya ia dan Allah saja yg mengetahui betapa dalamnya luka itu

Bimo yg merasa suasana mencekam menjadi tak enak hati sudah berucap seperti itu

"saya gak yakin saya bisa menceritakannya" lirih Nayra suaranya mulai bergetar

Sekali lagi saja ia berucap air matanya siap akan terjun

"kenapa? " tanya Bimo suaranya mulai melembut

Nayra terdiam, ia terus tertunduk dalam. Bimo yg tak bisa melihat jelas bagaimana ekspresi Nayra karna tertutup oleh rambut coklat terang milik Nayra

"kenapa? " tanya Bimo lagi sambil memegangi pundak Nayra agar orang itu menatap dirinya

"tatap saya! Kenapa? " ucap Bimo lagi

Perlahan Nayra mengangkat kepala nya dengan susah mencoba menatap lawan bicaranya

"ini terlalu sulit " jawab Nayra dan usahanya untuk tak mengeluarkan air mata pun sia-sia

Pertama kali melihat air mata istrinya jatuh, perlahan Bimo maju dan langsung mendekap istrinya seolah menyalurkan kekuatan terhadap istrinya membuat tangis Nayra semakin menjadi

Nayra tak menyangka jika suaminya akan melakukan hal ini tapi ia tak memberontak pelukannya nyaman sama seperti pelukan sang abang. Ah abang, kapan pria itu akan pulang? Nayra sudah sangat merindukannya

"saya suami kamu. Kamu bisa ceritain apapun sama saya" ucap Bimo lembut sambil mengusap pucuk kepala Nayra

Nayra hanya mengangguk sambil terus terisak

Bimo membawa Nayra duduk ditepi ranjang saat tangis Nayra mulai reda. Mereka duduk berhadap hadapan

"jujur saya sedikit kecewa. Saat melihat istri saya masih menyimpan foto pria lain dikamarnya" ucap Bimo sambil terus mengamati wajah cantik istrinya

Nayra menunduk

"maaf" lirih Nayra

"gapapa" ucap Bimo tersenyum tulus

Nayra mengangkat kepalanya untuk melihat senyum suaminya yg limited edition. Bibirnya sedikit terangkat melihat suaminya tersenyum

"dia siapa? " tanya Bimo sambil melirik foto yg ada digenggaman Nayra. Difoto itu terlihat Nayra dan seorang pria tengah berada disebuah gunung memakai kupluk yg sama, sapu tangan sama, dan jaket yg di pakai nya pun sama. Duduk berdampingan tersenyum begitu lebar hingga matanya mereka bagaikan bulan sabit mendandakan bahwa mereka benar benar bahagia

My Dosen My Husband (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang