- Dua -

14.1K 1K 140
                                    

" Stop "

Gracia yang akan menuju lantai dua dimana kelas nya berada tiba - tiba di hentikan oleh seorang senior tepat di depan ruang OSIS. Jadilah ia kini berdiri menatap heran pada senior tidak di kenalnya yang berdiri dengan muka angkuh di depan nya.

Dahinya berkerut saat melihat tatapan gadis berambut panjang itu melihatnya dari atas hingga bawah.

"Loe anak baru ?" Tanya gadis itu dengan tatapan yang masih menyelidik.

"I.iya " jawab Gracia sedikit bingung.

"Peraturan di sekolah ini, semua siswa di larang memakai sepatu warna selain warna hitam,dilarang bawa hp di area sekolah. " Ujar nya dengan mata melirik pada tangan kanan Gre yang sedang memegang hp nya.

Melihat kirimkan itu, reflek Gracia menyembunyikan hp nya.

"Hp loe gue sita " sambungnya lagi sambil menadahkan tangan kanannya.

"He! Mana bisa!" Ucap Gracia sedikit terkejut.

Siswi itu kembali menatap Gracia. Masih dengan mata meneliti.

"Loe juga udah melanggar banyak hal, tidak mengenakan blazer sekolah, kancing atas yang di biarkan terbuka, dasi yang tidak terpasang rapi, rambut yang dengan sengaja di beri warna, dan -"

"Hei! Tu-tunggu dulu. Aku anak baru jadi belum tau peraturan sekolah ini. Lagian penampilan tidak pengaruh atas cara belajar kan ?" Seru Gracia dengan lantang. Hingga kini mengundang banyak mata pada mereka.

"Loe -"

"Apa?! " Dental Gracia galak. Ia tidak terima kalau akan di hukum di hari pertama dirinya sekolah. "Penampilan bukan hal utama kan ? Jadi. Gak ada hubungan nya sama cara belajar "

" Ada ". Saut sebuah suara.

Kini semua mata mengarah ke ujung koridor. Siswi seolah menyingkir untuk memberi jalan. Seorang gadis berjalan dengan santai dan tatapan datar pada Gracia.

Dia

Batin Gracia ketika melihat siapa yang sekarang berjalan menghampirinya. "Tentu saja di sekolah ini ada hubungan nya, ini sekolah bertaraf internasional, aturan di sini tentu tidak sama dengan aturan sekolah kamu. Penampilan adalah hal utama. Dan juga akan berpengaruh dalam nilai akademik kamu juga. Jadi, ikuti peraturan sekolah ini. " Ujar Shani dengan tegas.

Gracia mengernyitkan dahi nya, entah kenapa kini gadis yang tadi ia lihat di kantin kini terlihat semakin menyebalkan di matanya.
Ia menatap menantang pada Shani, kemudian maju satu langkah berdiri tepat di hadapan Shani. Koridor mulai senyap.

"Kalau gue gak mau?" Ujar Gre, dengan suara pelan dan muka menantang. Bahkan dengan angkuh tersenyum miring pada Shani.

Sedangkan Shani masih menatapnya dengan pandangan datar.

"Gue gak mau, apa - "

Sret

Ucapan Gre tertahan ketika tiba - tiba saja Shani bergerak maju dan langsung menyusupkan kedua tangan nya pada antara dua lengan Gracia. Dan itu membuat Gracia kaget bukan main. Sehingga ia menjadi terbata. Ia bisa merasakan kalau tangan itu menjalar menjelajah punggung nya bahkan menyentuh bokong nya.

Gracia mendadak gagal fokus. Dan menjadi terbata. "L-loe la-ku-kan "

Dugh

Ia jatuh terduduk di lantai ketika Shani melepaskan pelukan nya. Langsung berbalik meninggalkan Gracia yang nyawa nya masih di ambang - ambang.

"Turutin semua peraturan di sekolah ini kalau kamu mau hp kamu kembali " ucap Shani sambil berlalu ia menunjukkan hp yang berhasil di curi dari dalam saku rok Gracia ketika gadis itu syok lahir dan batin.


My Step sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang