- Dua Puluh Dua -

8.5K 847 78
                                    

Kelas Gracia hari ini free, Karena guru yang seharusnya mengajar pada jam pelajaran terakhir berhalangan hadir. Jadi, wajar saja jika kelas sebelas IPA dua itu mendadak jadi ramai.

Hampir sama dengan kelas free pada umum nya. Mereka mulai melakukan kegiatan tidak bisa duduk diam. Ada yang memilih untuk berkumpul di satu meja. Ada yang memilih duduk di lantai sekedar bergosip.

Atau ada juga yang duduk di sudut belakang dengan meja yang di majukan agar mendapat lapak yang luas untuk mereka duduk untuk bermain kartu.
Ada pula yang membuat kebisingan dengan bernyanyi dengan di iringi. Gitar, padahal suara nya bisa bikin orang sakit telinga.

Berhubung semua murid adalah perempuan jadi suara lengkingan lebih terdengar.

"Gre, temenin gue ke toilet yuk " ajak Anin, pada Gre yang tengah serius menatap kartu nya.

"Bentar " jawab Gracia, sambil menarik salah satu kartu UNO nya.

"Ish, ayo lah.. udah di ujung nih... Cepetan .. udah tinggalin aja. Atau nitip Eris tuh " ujar Anin, tidak sabar.

Ia langsung menarik tangan Gracia. Membuat gadis itu berdecak kesal dan dengan terpaksa menyerahkan kartu nya pada gadis berkacamata yang duduk di sebelah nya.

"Ish, gak usah tarik - tarik kali ah. " Keluh Gre kesal.

Anin hanya menyengir maaf, Gre mendekus kesal. Keduanya berjalan menuju toilet yang berada paling ujung koridor.

"Gue perhatiin kayak nya makin dekat aja sama Kak Shani " ujar Anin, selepas ia selesai buang air kecil.

"Wajar kan, dia kakak gue " jjawab Gracia dengan santai.

Ia membasuh kedua tangan nya, lalu berkaca untuk merapikan rambut panjang lewat bahu nya.

"Iya sih, tapi loe hebat juga bisa bikin Kak Shani cepet cair gitu " ujar Anin yang juga melakukan hal yang sama dengan Gre.

Gre hanya tersenyum kecil. "Padahal moment kalian pertama di sekolah kan gak bagus. Ya... Gue inget banget tuh yang loe gak sengaja nabrak di kantin "

"Hahaha. Btw, waktu itu gue belum tau kalau dia kakak tiri gue. Sumpah " jawab Gracia

"Seriusan loe? Kok bisa ?" Tanya Anin heran.

Keduanya kini berjalan keluar, Gracia menoleh pada Anin sambil menganvguk.

"Iya, soal nya waktu pernikahan nyokap dia gak bisa datang karena ada perlombaan gitu di luar kota " jawab Gracia.

"Ah ya, Kak Shani sebulan yang lalu ikut lomba cerdas cermat gitu di Surabaya " jawabAnin, membenarkan. "Btw, loe tau kan kalau Kak Shani pacaran sama Vino. Itu cowok paling ganteng di SMA Angkasa " ujar Anin.

Gre mendelik tidak suka. "Udah putus, Ci Shani gak suka sama dia, di jodohkan Papa. "

"Masa sih, kayak nya waktu ke pensi dulu mereka keliatan mesra. Bahkan gue sempat .. eh, loe jangan ngadu ya. " Ujar Anin memperkecil volume suara nya.

"Apa ?"

"Gue pernah nge-gap Kak Shani ciuman sama Kak Vino waktu malam pensi tahun lalu. " Lanjut Anin dengan suara pelan.

"Oh, palingan juga di paksa " ujar Gracia pelan, entah kenapa hati nya kembali geram setiap mendengar nama Vino.
Ia ingin sekali mengajar cowok brengsek itu.

Kasus Shani dan Vino memang sengaja di bikin tertutup. Baik pada media atau khalayak. Papa tirinya sengaja membuat nya tertutup, hanya pihak keluarga dan polisi saja yang tau.
Karena ia tidak mau Shani di kucilkan atau ada anggapan jelek dengan Shani. Bahkan perjalanan khasus tersebut sebisa mungkin Papanya tidak menghadirkan Shani di pengadilan.

My Step sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang