Pengumuman kelulusan sudah keluar satu Minggu yang lalu. Dan Shani menjadi lulusan terbaik tahun ini. Namun, itu tidak langsung menjadi kan ia bisa bersantai. Karena, ia sudah lebih dulu di sibukkan dengan berbagai kegiatan. Belajar untuk mengikuti tes universitas. Impian nya masih sama seperti dulu. Yaitu, kuliah di Amerika.
Dan, kemarin ia baru mendapatkan sebuah kabar bahagia. Dimana ia di terima di salah satu universitas terkemuka di California. Dengan bidang yang memang sangat ia idam kan.
Namun, di balik bahagia nya dan seluruh keluarga. Kecuali, Gracia.Gadis itu sudah dua hari menghindari Shani. Membuat Shani bingung dan juga tidak tau harus melakukan apa.
Membuatnya mulai dilema, untuk meninggalkan Gracia di sini.Ia tidak tau akan bagaimana berjalan nya hubungan mereka ke depan. Akankah salah satu di antara mereka akan berpaling? Di saat hubungan mereka terpisah oleh jarak dan waktu. Siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan menyerah dan akhirnya menemukan cinta lain nya.
Hubungan jarak jauh, dan bersamaan dengan cinta terlarang. Rasanya sangat mustahil untuk berhasil.
Itu lah yang menyebabkan Gracia mendadak jadi lebih pendiam dan murung, akhir-akhir ini. Gadis itu lebih memilih banyak menghabiskan waktu nya bersama teman-teman nya di banding bersama Shani. Padahal, kekasih nya tidak akan lama lagi akan pergi menggapai impian nya."Gre !"
Gracia hanya menoleh sebentar ke belakang. Dimana Shania tengah menuruni anak tangga menyusul nya yang akan hendak keluar malam ini. "Gre, tunggu! Kita harus bicara " Shani menggapai lengan Gracia. Membuat gadis itu menghentikan langkah nya dan berbalik menatap Shani.
"Bicara apa ?" Tanya Gracia dengan nada biasa.
"Kamu kenapa sih? Marah sama aku ?"
"Enggak" jawab Gre membuang pandangan nya ke arah lain. Kemana saja, asal tidak pada sepasang bola mata kristal milik Shani.
"Kamu ngehindari aku, Gre "
"Ngehindar? Mana ada. Perasaan kamu aja " ujar Gracia lagi.Shani sungguh di buat frustasi dengan sikap Gracia yang seperti ini. Gadis itu selalu tau cara mengaduk - ngaduk perasaan nya. Membuat nya kesal namun, tidak bisa ia lampiaskan.
"Gre, minggu depan aku akan berangkat. Kenapa kamu selalu saja sibuk di luar ?"
Gracia terdiam, ia seolah teringat pada hari keberangkatan Shani. Waktu seolah sangat cepat berlalu, ia hanya berharap kalau Shani tetap di sini di samping nya. Namun, jelas ia akan merasa sangat egois dengan semua keinginan nya itu. Ia benar-benar tidak bisa jauh dengan Shani. Maka, dari itu beberapa hari ini ia hanya ingin membiasakan diri tanpa Shani.
Ia tengah mencoba, membiasakan dirinya tanpa kehadiran Shani di samping nya.
Tapi, yang ia lakukan hanya lah membuang waktu kebersamaan mereka yang tidak lama lagi."Gre, jangan gini pliss " mohon Shani, menatap Gracia dengan sinar mata sayu.
Gracia menelan ludah nya, dan kemudian ia menarik Shani untuk kembali menaiki tangga, menuju ke kamar mereka berdua yang ada di lantai dua.
***
"Maaf "
Satu kata itu lepas dari mulut Gracia. Ia sangat merasa bersalah pada Shani sekarang. Kelakuan nya sungguh kekanak-kanakan.
"Its Oke, " jawab Shani, mendekat dan memeluk Gracia dengan sayang. "Sekarang, ayo kita habiskan sisa waktu untuk kebersamaan kita "
Gre mengangguk dalam pelukkan Shani. Ia semakin mengeratkan pelukkan nya pada pacarnya itu. Dalam hati sungguh masih sangat berharap, jika Shani akan berubah fikiran dan akan tetap ada di samping nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step sister
FanfictionBaca aja!!! Btw ini genre nya G x G Jadi,bagi yang tidak berkenan atau tidak suka. Sebaiknya jangan di baca nanti malah geli atau jijik sendiri. Hehe