- Tiga Puluh -

7.8K 775 50
                                    

"Chaphek . Hah hah. Hah. Hah " Gracia mengeluh sambil membungkuk mengatur napas nya di pinggir jalanan komplek nya perumahan.

Kinal berada tidak jauh di depan nya, gadis berbadan tegap namun cukup proposional untuk Seorang perempuan. Menatap Gre dengan gelengan kepala.

"Umur kamu berapa sih, Gre ?" Tanya Kinal mendekati Gre yang masih mengatur napasnya yang sudah senin Kamis.

"Hah. Hah. Hah. 17 " jawab Gre, menatap Kinal dengan heran.

Kinal menggelengkan kepala nya mendengar jawaban Gracia.

"Gre, kamu masih muda. Baru lari Lima menit udah ngos - ngosan. Gak malu sama Kakek itu ?" Ujar Kinal, ia menunjuk pada seorang pria yang udah hampir satu abad, dengan rambut yang sudah memutih.

Gre ikut menoleh dan kemudian mendelik pada Kinal.

"Au ah, " kesel nya sambil berlalu meninggalkan Kinal.

Kinal hanya tersenyum, ia pun ikut menyusul adiknya itu untuk menuju penjual bubur.

"Pak, bubur ayam nya satu " ucap Gracia pada si tukan jualan.

"Siap Neng " jawab si bapak.

Gracia berjalan menuju kursi yang di sediakan. Di susul Kinal yang juga duduk di sampingnya dengan dua botol air mineral yang entah sejak kapan di belinya.

"Btw, kamu bentar lagi libur kan? Udah punya rencana liburan kemana ?"

"Bali " jawab Gre dengan semangat.

"Sama siapa ?"

"Ci Shani " jawab nya lagi.

Kinal menatap Gracia dengan piringan heran. Pesanan Gre datang menghentikan ucapan Kinal yang akan menanyakan sesuatu.

" Kamu udah sedekat apa sama Shani? Kayaknya Kak Kinal perhati'in kalian lengket banget. " Ujar Kinal dengan tatapan penuh ke heranan.

Gracia terdiam, ia bahkan menghentikan suapan pertamanya. Matanya mulai gelisah, tidak tau harus menjawab apa.

"Emmm.. mungkin karena kita sekamar. Jadi, yaaa. Wajar sih kalau kita mulai dekat " jawab Gracia memberi alasan.

Ia menyiapkan suapan pertama dengan muka gelisah. Melirik Kinal diam - diam mencoba untuk membaca raut wajah Kinal. Berharap kalau Kakak tirinya tidak curiga sama sekali.

"Oohh.. iya juga sih. Tapi, Kak Kinal senang ngeliat Shani sekarang. Dia kayak lebih hidup " jawab Kinal.

Gracia diam - diam menghela napas lega.

"Yaudah, Kak Kinal mau lanjutin lari lagi. " Pamit Kinal.

Gracia hanya mengangguk dalam suapan nya. Matanya mengikuti kepergian Kinal dengan perasaan lega namun merasa khawatir dan cemas. Ia tidak tau apa reaksi kakak nya itu jika tau kalau ia dan Shani sudah melakukan sebuah kesalahan yang menyimpang.

Huft..
Gre jangan mikirin itu. Sekarang lebih baik jalani aja.

Batin nya sendiri mencoba menepis perasaan cemas itu.

***

Shani turun dari lantai dua menatap sekeliling rumah yang tampak sepi. Bahkan ia bangun dan tidak mendapati Gre di samping. Biasanya gadis itu tidak akan bangun kalau ia atau Mama juga Kakak nya berteriak membangun kan nya. Tapi, pagi ini, anak alay itu sudah hilang entah kemana.

"Pagi Kak " sapa Shani, ketika masuk ke ruang makan mendapati Veranda tengah menyiapkan sarapan di atas meja makan.

"Pagi Shan, mau berangkat ke sekolah ?" Tanya Ve menoleh sebentar pada Shani.

My Step sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang