- Delapan -

10.1K 938 34
                                    

"Shani "

   Shani yang baru saja keluar dari dalam ruang OSIS menoleh kebelakang. Dan mendapati seorang gadis dengan seragam yang sama dengan nya tengah tersenyum sambil berjalan mendekat.

"Des, kenapa ?" Ujar Shani, sambil berjalan kembali dengan Desy yaitu teman sekelasnya.

"Engga kok, gue cuma mau nanya. Itu, cewek yang tadi pagi bareng loe, beneran adik loe ?" Tanya Desy,

    Shani menoleh sebentar pada Desy, kemudian kembali ke depan. Ia mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi, gosip bokap loe nikah lagi itu bukan cuma gosip ya ? "

"Gosip?"

   Desy mengangguk, "iya, sejak kemarin anak - anak pada ngomongin bokap loe, kan beliau pemilik sekolah ini. Guru - guru juga pada ngomongin. Tau sendiri gimana mulut guru - gurucewek di sini " jawab Desy.

  Shani memilih untuk ber oh saja. Tidak mau terlalu perduli dengan apa yang di katakan oleh Desy. Lagi pula Desy ada benar nya juga. Memang ia sering mendengar bisik - bisik gosip itu setiap kali ia masuk ke ruang guru. Entahlah, ia tidak paham dengan orang - orang itu.

   "Btw, Nama Adik loe itu Shania Gracia kan ?"

  Lagi Shani hanya mengangguk, matanya mulai beralih pada lapangan basket. Di mana anak - anak kelas sebelas yang kebetulan memang kelas Gre sedang mengikuti jam pelajaran olah raga. Gadis itu tengah berusaha merebut bola.

"Cantik ya "

   Shani langsung menoleh pada seseorang yang sedang berdiri di ambang pintu kelas yang menghadap ke lapangan Basket di mana anak - anak kelas XI ipa 2 sedang melaksanakan olah raga. Ia juga melihat arah pandangan gadis itu tertuju jelas pada Gracia.
Dan saat Gre juga ikut menoleh ke arah nya, ia langsung membuang muka dan melanjutkan perjalanan nya kembali.

"Dia emang cantik, loe dengar kan Nadse bilang apa barusan ?" Ujar Desy padanya.

   Shani tidak mau menanggapi ucapan teman sekelas nya itu. Memilih untuk terus melanjutkan langkahnya menuju kelas.

***

"Gre, duluan ya " Ujar Anin, setelah memanggul ransel nya.

"Eh, iya " jawab Gracia.

   Anin pun berlalu meninggalkan nya yang masih berkemas untuk pulang. Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit nya yang lalu. Kini, di kelas hanya ada Gracia.
Setelah semua di pastikan tidak ada yang tertinggal, ia pun memanggul tas nya dan berjalan keluar kelas.

  Koridor lantai dua sudah sepi, Gracia dengan tenang menuruni anak tangga satu persatu menuju lantai satu. Ia berjalan menyusuri koridor dengan sesekali beralih ke arah lapangan. Di mana masih ada beberapa siswi yang sedang berlatih Basket atau futsal.
  Dan di sana lah mata Gracia berhenti.

   Ia melihat Shani sedang duduk di bangku pemain tengah mengikat sepatu Basket. Gadis itu juga mengenakan Jersey basket dengan logo sekolah mereka. Membuat Gracia cukup terkejut mengetahui kalau Shani ternyata salah satu anggota tim Basket.

Puk

"Eh " Gracia terkaget saat seseorang menepuk pundak nya. Membuat mata nya langsung beralih kebelakang. Dan melihat seorang gadis mengenakan Jersey basket yang sama dengan Shani sedang tersenyum manis.

"Loe, Gracia kan ? Teman sekelas nya Anin " ujar Gadis itu padanya.

  Gracia mengangguk bingung. Ia tidak tau dari mana gadis itu tau nama nya. Padahal ia masih baru di sekolah ini.

"Sejak loe pindah semua anak- anak pada ngomongin -"

"Nadse !"

   Suara panggilan itu mengalihkan perhatian keduanya. Dan juga menghentikan ucapan Nadse. Mereka berdua beralih ke arah lapangan.
Shani tengah berjalan dengan angkuh juga tatapan kosong nya seperti biasa. Ia mendekat, dan siap nya Gracia malah menahan napas.

My Step sisterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang