maaf kan Typo yang bertebaran. Hehe
Jangan lupa vote dan coment nya.. hehe
***
Gracia duduk dengan gelisah di sofa ruang santai yang ada di lantai dua. Yaitu tepat di depan kamarnya dan Shani.
Ia hanya sendiri, karena Shani sejak mereka sampai di rumah sudah di panggil sang Papa untuk keruangan kerja. Karena, setau nya ada Om Imran pengacara Papa Alan ingin bertemu dengan Shani.Jadi, di sini lah ia sekarang. Menunggu Shani berharap kalau gadis itu akan baik - baik saja saat keluar dari ruang kerja Papanya. Ia tau, kalau Shani di minta untuk memberikan beberapa keterangan untuk kasus nya sendiri, dan itu pasti akan membuka luka lama seorang Gracia. Pasti kejadian yang tidak ingin di ingat akan di korek kembali demi keterangan lebih lanjut. Jadi, ia hanya ingin sekedar menjadi penenang ketika Shani keluar dari ruangan kerja sama Papa.
Thap
Secepat kilat Gre menoleh ke arah anak tangga. Ia langsung berdiri dan menghampiri Shani yang baru saja melangkah di lantai dua.
"Kamu gapapa ?" Tanya Gracia dengan raut wajah cemas, khawatir dan juga gelisah. Ia menatap tepat kedalam bola mata Shani.
Melihat muka Gre yang begitu mencemaskan nya. Membuat Shani mengulum senyum nya, yang otomatis membuat Gracia jadi mengerutkan kening nya dengan heran.
"Kenapa ?" Tanya Shani, pelan.
"Maksud mu ?"
"Kenapa kamu sangat mencemaskan ku ?"Shani bertanya dengan masih menampilkan senyuman manis di wajah nya. Membuat Gracia langsung terkesiap untuk sesaat. Dan kemudian muka nya akan memerah. Membuat senyum Shani semakin lebar. Dan...
Cup
"Eh !" Kaget Gracia,
"Satu sama " ujar Shani, kemudian berlalu masuk kedalam kamar meninggalkan Gracia dengan muka cengo nya. Berfikir apa maksud Shani.
Tapi, kemudian ia malah tersenyum lebar. Muka nya semakin bersemu ketika mengingat moment ia menggoda Shani di dalam mobil selama perjalanan pulang.
Jadi, itu balasan ?
Yang benar saja...Aaaaa... Aku maluuuu...
Batin nya sendiri, kemudian menutup muka nya dengan kedua tangan saking malu nya. Padahal tidak ada siapa - siapa yang melihat dirinya saat ini. Tapi,tetap aja Gracia terlihat malu sendiri.
Ia sama sekali tidak menyangka kalau dirinya bisa dan seberani itu untuk berlaku genit bahkan menggoda Shani di dalam mobil tadi.***
Malam sudah sedikit larut ketika Shani dan Gracia duduk di balkon kamar sambil memandang langit malam yang sangat cerah malam ini.
Sebuah sofa panjang yang sengaja mereka tarik dari dalam dan meletakkan nya di luar.
Gracia duduk di atas tembok pembatas sambil mendongak ke atas langit. Kemudian ia kembali beralih pada Shani yang berdiri bertumpu pada pembatas di samping nya. Memandangi langit malam yang di penuhi oleh bintang - bintang. Tidak menyadari atau pura - pura tidak menyadari kalau Gracia saat ini sedang memperhatikan nya.
Malam ini Shani mengenakan piyama tidur berlengan panjang bercorak boneka. Celana kain yang pendek. Rambut yang di biarkan terurai indah. Dan kaca mata minus nya. Membuat Shani semakin terlihat cantik di mata Gracia.
Ya Ampun..
Dia cantik banget sih..
Berasa liat bidadari gue.Batin Gracia sambil senyum - senyum. Dengan bertopang dagu pada lutut yang di tumpukki dua tangan nya. Ia memandangi Shani dengan tatapan mata yang begitu memuja atau mengagumi sosok Shani yang memang selalu terlihat cantik bagi nya.
"Aku tau, kalau aku cantik. Tapi, kamu gak akan kehilangan aku kalau cuma ngedip "
Mendengar ucapan itu, membuatnya langsung salah tingkah. Ia langsung pura - pura kembali menatap langit. Ujung mata nya melirik Shani yang sekarang sedang tersenyum meledek nya.
Sial.
Umpat Gre malu sendiri.
Shani di samping nya tersenyum, ia menoleh pada Gre yang masih pura-pura fokus pada bintang di langit.
Namun, sejenak kemudian raut wajah nya mendadak sendu. Dan gadis cantik itu menunduk dalam. Membuat Gracia menatap nya heran.
"Gre " panggil Shani pelan.
Gracia menoleh penuh pada Shani, ia ia menatap tanya pada Shani.
Ia menunggu Shani bicara, tapi gadis itu terlihat berkali - kali hanya menghela napas berat. Membuat nya tidak sabar."Ci, kenapa ?" Tanya Gracia.
Shani diam, kemudian menoleh pada Gre. Ia tersenyum kecut sendri. Membuat Gre kesal sendiri. ia sungguh tidak suka melihat Shani seperti ini.
" Aku mencintai mu "
Saat itu lah senyuman Gracia merekah begitu lebar. Matanya menatap Shani dengan berbinar. Kemudian ia beranjak turun dan berdiri di lantai menatap Shani dengan senang bukan main.
Dadanya langsung bergemuruh, hati nya bersorak girang karena Shani akhir nya membalas ungkapan cinta yang tidak sengaja ia ceploskan kemarin.
"Aku juga " ucap Gre, menarik pinggang Shani untuk mendekat.
Dan kemudian memeluk gadis itu dengan erat dan juga penuh kasih sayang. Shani juga membalasnya dengan tidak kalah erat.
Ia tau semua tidak akan mudah ke depan nya. Apalagi dengan mereka yang sama. Dan parah nya lagi kedua nya adalah saudara tiri. Pasti akan membuat banyak orang terluka dan kecewa.
Namun, Shani sudah tau apa resiko yang akan terjadi jika ia telah mengeluarkan kalimat itu.
Ia menarik diri sedikit dari pelukkannya Gracia. Menatap gadis cantik dan manis di dekapan nya dengan mata berkaca.
"Aku tidak tau apa yang akan terjadi ke depan nanti, kita yang sama, hubungan kita sebagai saudara tiri. Sungguh sangat sulit. Aku tau " ujar Shani, mengusap pipi Gre dengan begitu lembut.
"Akan banyak hal yang akan terjadi, banyak rintangan yang akan datang menghantam kita. Dan akan banyak orang yang akan kita sakit. Kita tau itu" lanjut Shani, dengan suara bergetar.
Gre menyentuh punggung tangan Shani yang mengusap pipinya. Menggenggam nya dengan erat, dan kemudian mengecup nya.
"Aku tau, dan aku sudah siap dengan segala resiko nya. Ci. " Ucap Gre dengan lirih dan juga sinar mata yang begitu tegas dan yakin.
Shani tersenyum mendengar ucapan Gracia.
"Kita akan melawan dunia bersama " lirih Shani.
Gracia mengangguk, kemudian kembali memeluk Shani dengan erat. Membuat Shani juga ikut membalas nya.
"Aku mencintai mu, Ci. " Ucap Gracia dalam pelukkannya.
Shani lagi - lagi tersenyum senang. Tapi, tidak bisa di pungkiri kalau rasa senang itu datang secara bersamaan dengan rasa takut.
Takut, kalau semua hanya lah angan dan juga mimpi.
Takut, kalau ke depan nya akan ada yang menyerah dan akhir nya merek akan berpisah.Ya Tuhan, bisakah kami untuk bersama selama nya ?.
Batin keduanya secara bersamaan. Jelas, diam - diam mereka tau apa yang akan mereka hadapi di depan suatu saat nanti. Tapi, sekarang biarkan mereka menikmati perasaan mereka sekarang.
Dan menjalani semua nya dalam bentuk sebuah rahasia.TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Step sister
FanficBaca aja!!! Btw ini genre nya G x G Jadi,bagi yang tidak berkenan atau tidak suka. Sebaiknya jangan di baca nanti malah geli atau jijik sendiri. Hehe